Minggu, 31 Maret 2024

SCIENCETOLOGY

 

CAMPUR TANGAN KIMIAWI DI BALIK NIKMATNYA GORENGAN

Oleh: Rizzani Muttaqinah, S.Pd  *)




Siapa yang tidak kenal dengan gorengan? Gorengan adalah salah satu makanan paling disukai semua kalangan. Makan gorengan merupakan kultur yang tidak bisa dipisahkan dari orang Indonesia. Ada yang menyantapnya sebagai camilan di waktu senggang, bahkan ada yang menjadikannya menu wajib ketika sarapan. Rasa dan aromanya yang begitu memikat membuat gorengan menjadi santapan yang harus hadir menemani setiap momen. Namun, tahukah Kamu? Aroma khas yang dihasilkan gorengan ternyata tidak terlepas dari peristiwa kimiawi yang menyertainya.

 


Sumber: https://detik.com

Aroma khas dari gorengan dihasilkan dari suatu reaksi kimia, yaitu Reaksi Maillard. Reaksi ini ditemukan oleh Louis-Camille Maillard, seorang kimiawan asal Prancis. Dilansir dari Instagram Warung Sains Teknologi, Reaksi Maillard terjadi saat proses memasak pada suhu yang tinggi (140-1600C). Tidak hanya hadir pada gorengan, namun juga hadir pada saat memanggang roti atau daging. Lalu bagaimana mekanisme dari Reaksi Maillard? Pada Reaksi Maillard, gula dan protein dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti glukosa dan asam amino. Lalu, setelah reaksi pemecahan terjadi, senyawa-senyawa tersebut akan membentuk senyawa baru dengan serangkaian reaksi yang rumit.



Sumber: https://dilinesite.wordpress.com

Produk reaksi yang dihasilkan yaitu berupa senyawa cincin (siklik) yang mudah menguap seperti pirazin, furan, dan tiofena. Senyawa-senyawa itulah yang menyebabkan aroma harum yang khas pada gorengan yang baru diangkat dari penggorengan. Reaksi ini ternyata juga dapat mempengaruhi warna dari makanan, lho! Contohnya melanoidin yang memberikan warna “golden-brown” pada gorengan.

Sumber: https://instagram.com/warstek_com/

Di balik nikmatnya rasa dan aroma gorengan yang khas terdapat serangkaian reaksi kimia yang sangat kompleks. Lalu, apa esensi yang kita dapatkan? Ternyata peristiwa kimia tidak hanya terjadi di tempat-tempat tertentu seperti laboratorium, namun juga terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga ilmunya bermanfaat, ya! Dan ingat, batasi konsumsi gorengan supaya kesehatan kita tetap terjaga 😊

 

Sumber:

https://dilinesite.wordpress.com/2018/01/29/reaksi-maillard-dan-senyawa-amadori/

https://www.detik.com/jatim/kuliner/d-6914508/kriuk-ini-7-resep-rahasia-cara-bikin-gorengan-jadi-renyah-dan-harum

https://www.instagram.com/warstek_com?igsh=cDQ2cjBnc2JudWY4

*) Guru Mata Pelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Pangalengan, Pembina Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja, Pemerhati masalah kesehatan reproduksi remaja.

 

Jumat, 29 Maret 2024

SPORTSCIENCE

 

WAKTU YANG TEPAT MELAKUKAN OLAHRAGA SAAT BULAN PUASA

Oleh: Dana Praja, S.Pd *)

 


Umumnya, puasa berlangsung sekitar 13 jam dari fajar hingga matahari terbenam. Kekurangan asupan makanan dan minuman dalam kurun waktu tersebut dapat membuat tubuh kekurangan energi untuk melakukan aktivitas seperti olahraga. Lantas, apakah olahraga saat puasa diperbolehkan?. Pada dasarnya, puasa tidak menghalangi seseorang untuk berolahraga. Bahkan, olahraga saat puasa dapat membantu menjaga kebugaran tubuh. Mari simak jenis olahraga yang direkomendasikan saat puasa dan waktu yang tepat untuk melakukannya melalui ulasan di bawah ini.

 


Sumber: https://indonesiabaik.id/infografis/tetap-bugar-saat-puasa-dengan-olahraga

 

Rekomendasi Jenis Olahraga saat Puasa

Ketika sedang puasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman seharian. Sehingga, Anda mungkin tidak memiliki cukup energi untuk menjalani aktivitas yang berat. Agar tetap aktif, Anda dapat menyiasatinya dengan melakukan jenis olahraga ringan berikut ini.

 

A.    Jalan Santai

Jenis olahraga saat puasa yang direkomendasikan berikutnya adalah jalan santai. Aktivitas fisik ini termasuk ringan, sehingga tidak akan membuang banyak energi ataupun menyebabkan keringat berlebihan. Rutin melakukan jalan santai bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, terutama bagian jantung, tulang, dan otot.

 


 Sumber: https://www.kibrispdr.org/gambar-orang-jalan-santai.html

B.    Pilates

Selain yoga, pilates juga bisa menjadi alternatif olahraga ringan selama berpuasa. Jenis olahraga ini dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing orang. Pilates bermanfaat untuk memperbaiki postur tubuh, mengatasi stres, serta meningkatkan kekuatan otot.

 


 Sumber: https://www.pilatesclub.de/en/what-differences-pilates-from-other-fitness-sports/

C.    Bersepeda

Bersepeda saat puasa bisa dilakukan dengan jarak dekat, sehingga tidak begitu melelahkan. Selain membantu membakar lemak dan kalori, olahraga ini juga bermanfaat menyehatkan jantung dan mengencangkan otot. Bersepeda santai saat sore hari menjelang berbuka juga bisa membuat pikiran lebih tenang sehingga rasa stres bisa mereda.

 

Sumber: https://cantik.tempo.co/read/876275/ayo-bersepeda-dan-rasakan-tiga-manfaat-terbesarnya

D.    Jogging

Jika Anda memiliki energi lebih, cobalah melakukan jogging dengan intensitas ringan. Anda dapat melakukannya di pagi hari (saat masih banyak energi tersimpan) atau sore hari (menghabiskan sisa tenaga menjelang berbuka). Lakukan jogging selama 30 menit, namun segera berhenti jika Anda merasa lelah.

 


 Sumber: https://kulosehati.blogspot.com/2016/09/9-manfaat-jogging-di-pagi-hari.html

E.    Sit Up dan Push Up

Sit up maupun push up merupakan olahraga yang bisa dilakukan saat sedang berpuasa. Anda pun bisa melakukannya di sela-sela waktu santai. Sit up bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas, membentuk otot perut, dan mengurangi risiko nyeri pinggul. Sementara itu, push up dapat menjaga stabilitas tubuh dan menguatkan otot dada.

 


 Sumber: https://www.vecteezy.com/vector-art/7942032-a-man-doing-push-ups-and-sit-ups

 

Waktu Olahraga saat Puasa

Olahraga saat berpuasa memang dianggap aman, namun Anda perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk olahraga saat puasa, yaitu sebelum sahur, sebelum berbuka, setelah berbuka, atau sebelum tidur.

A.    Sebelum Sahur

Olahraga saat puasa dapat dilakukan setengah jam sebelum sahur. Iringi dengan asupan cairan yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi. Dengan berolahraga sebelum sahur, tubuh akan terasa lebih segar untuk beraktivitas di pagi hari.

B.    Sebelum Buka Puasa

Anda juga bisa memanfaatkan waktu singkat sekitar 30 menit sebelum berbuka puasa untuk berolahraga. Anda dapat melakukan jalan santai atau bersepeda dengan jarak sedang. Jika dilakukan secara rutin, aktivitas ini akan membuat tubuh lebih bugar.

C.    Setelah Buka Puasa

Apabila ingin berolahraga saat berbuka, tunggulah sampai makanan tercerna dengan baik. Atau, Anda juga bisa berbuka dengan makanan ringan, kemudian mengonsumsi makanan berat setelah berolahraga.

D.    Sebelum Tidur

Sebelum waktu tidur tiba, makanan yang dikonsumsi saat berbuka puasa sudah dicerna dengan baik, sehingga Anda memiliki energi yang optimal untuk berolahraga. Anda dapat melakukannya selama 30 menit sebelum tidur. Olahraga saat puasa tidak disarankan dilakukan lebih dari satu jam.

 

Tips Olahraga saat Puasa

Olahraga saat puasa sebaiknya tidak dilakukan dengan sembarangan. Sebaiknya, Anda menyiapkan beberapa hal sebelum berolahraga, seperti memenuhi asupan karbohidrat, protein, dan lemak serta kebutuhan cairan tubuh agar terhindar dari dehidrasi.

Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan waktu tidur. Normalnya, orang dewasa tidur selama 7–9 jam. Jika waktu tidur kurang, maka kinerja tubuh dapat menurun, sehingga Anda akan mudah lelah dan lesu. Anda juga bisa tidur siang selama 20–30 menit untuk mempertahankan kondisi tubuh.

Manfaat Olahraga saat Puasa

Dalam kondisi normal, tubuh akan menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi. Ketika berpuasa, asupan karbohidrat tubuh berkurang, sehingga tubuh lebih banyak membakar lemak untuk dijadikan energi. Apabila Anda berolahraga saat puasa, maka lemak yang terbakar semakin banyak. Hasilnya, Anda bisa menurunkan atau menjaga berat badan ideal. Selain itu, olahraga saat puasa juga dapat memicu autofagi dan autolisis, yaitu proses alami penghancuran sel-sel yang rusak dan menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat.

Ayo olah raga sekalipun kita berpuasa....supaya sehat jiwa raga!!

 


** Disarikan dari berbagai sumber

*) Guru Mata Pelajaran PJOK,Pelatih Volley Ball, Atlet Basket Ball pada Porpemda 2023 mewakili Kabupaten Bandung.

 

Rabu, 27 Maret 2024

TOXIC PERSON

 TOXIC PERSON

Oleh: Yuli Yuliani, S.Pd

 


 Apakah seseorang dalam hidup kita terus-menerus membuat kita merasa bingung, frustrasi, atau bersalah? Jika iya, mungkin kita sedang berhadapan dengan Toxic person. Atau bisa jadi diri kita sendiri tanpa disadari termasuk kriteria toxic person.

 


 Sumber: https://www.shutterstock.com/?irclickid=Q7-3ILXZhxyPWHEUV2yjDTo

Dalam perilaku manusia, toxic digunakan untuk menggambarkan seseorang yang menyebabkan kesusahan pada orang lain melalui kata-kata dan tindakan negatif. Namun tidak selalu mudah untuk mengidentifikasi orang yang toxic, karena perilakunya bisa jadi tidak kentara. Psikolog Sherrie Campbell, Ph.D mendefinisikan perilaku toxic sebagai pola perilaku terus-menerus yang meremehkan atau merugikan orang lain,

            Toxic person adalah seseorang yang manipulatif secara halus atau lahiriah, egois, membutuhkan, atau suka mengontrol. Perilaku mereka biasanya tidak menyenangkan atau jahat terhadap orang lain.         Perilaku ini mungkin bermanifestasi dari perasaan rendah diri dan kondisi kesehatan mental seperti gangguan kepribadian narsistik (NPD), trauma masa kanak-kanak, atau masalah pribadi lainnya yang mengakar.

 


 

Sumber: https://www.instagram.com/meaningful.me/p/CrP0TbSPVlM/?img_index=1

Berdasarkan tipe-tipe toxic people yang dilansir dari Instagram meaningful.me, apakah ada dari kita yang termasuk pada salah satu tipe?? Kalaupun ya, para ahli di meaningful.me menjelaskan beberapa  cara meminimalisir perilaku toxic dalam diri dan cara menghadapi toxic people yaitu :

  • Menetapkan batasan diri, misalnya dengan membatasi intensitas interaksi dan waktu bertemu.
  • Jika perkataan mereka membuat sakit hati, tutup telinga dan focus dengan kebahagiaan diri sendiri
  • Jika memungkinkan, sampaikan bahwa perilaku toxic mereka telah menjadi masalah, untuk membanttu mereka mengevaluasi diri.

Adapun cara untuk meminimalisir perilaku toxic dalam diri adalah :

  • Introspeksi diri. Bisa minta pendapat dari keluarga, teman, atau orang-orang terdekat mengenai perilaku kita yang terlihat oleh mereka dan terima semua kritikan.
  • Kenali akar penyebab. Pulihkan luka atau trauma masa lalu yang sulit diabaikan.
  • Latih empati dengan membiasakan diri untuk mendengarkan orang lain.
  • Berpikir sebelum bertindak. Kenali emosi-emosi yang ada dalam diri. Berlatih tidak bereaksi sebelum diri kita tenang dan dapat berpikir jernih.
  • Jika kesulitan, cari bantuan professional dengan berkonsultasi ke psikolog.

 


Sumber: https://goodbzar.space/product_details/36865938.html

Mari berbenah diri, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki perilaku yang kurang tepat atau salah suai. Sudah waktunya bagi kita untuk mengembangkan perilaku yang bertanggungjawab, membuat orang sekitar nyaman dan Bahagia.

 

**Sumber :

https://www.mindbodygreen.com/articles/toxic-traits https://psychcentral.com/

instagram @meaningful.me

 

*) Penulis koordinator Layanan Konseling di SMA Negeri 1 Pangalengan, praktisi di bidang psikologi anak

 



Selasa, 26 Maret 2024

SEJARAH BUDAYA

 

SEJARAH TRADISI MUDIK DI INDONESIA

Oleh: Widiana, S.Pd

 



Satu pemandangan yang tampaknya tidak akan hilang pada setiap menjelang Lebaran misalnya, adalah tradisi mudik. Mudik memang telah menjadi tradisi yang berlangsung lama dalam kultur masyarakat Indonesia pada setiap tahunnya. Para pemudik adalah mereka yang hijrah ke kota, daerah lain, bahkan negara lain, untuk bertemu kembali dengan keluarga, sanak saudara, kerabat, dan sahabat. Tradisi mudik bukan hanya erat kaitannya dengan perayaan Idul Fitri, melainkan juga erat kaitannya dengan berbagai dimensi kehidupan manusia. Paling tidak ada tiga dimensi yang dapat kita amati dalam tradisi mudik. Pertama, mudik memiliki dimensi spiritual kultural.Mudik dianggap sebagai tradisi warisan yang dimiliki sebagian besar masyarakat Jawa. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Umar Kayam (2002) bahwa tradisi mudik terkait dengan kebiasaan petani Jawa mengunjungi tanah kelahiran untuk berziarah ke makam para leluhur.

 

                                                               Sumber:

https://www.rri.co.id/bali/wisata/202580/pemerhati-perkirakan-mudik-lebaran-berkontribusi-tingkatkan-pariwisata

Bagi sebagian besar masyarakat Jawa, kehidupan duniawi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan nanti di alam keabadian. Begitu pula ikatan batin antara yang hidup dan yang mati tidak begitu saja lepas oleh hilangnya nyawa di jasad. Oleh karena itu, mereka menganggap bahwa berziarah dan mendoakan leluhur adalah kewajiban. Karena itu muncullah tradisi berziarah dalam kurun waktu tertentu meskipun dipisahkan oleh kondisi geografis. Nilai spiritual yang tertanam dalam tradisi berziarah inilah yang kemudian berdialektika dengan kultur masyarakat yang kemudian melahirkan tradisi mudik. Selain itu, mudik memiliki dimensi psikologis. Pulang ke kampung halaman bagi para pemudik bukan hanya sebatas untuk merayakan Lebaran bersama keluarga, tetapi juga untuk menghilangkan kepenatan beban kerja. Kerasnya kehidupan kota, bisingnya kota, dan berbagai tekanan kerja lainnya membuat para migran ini mengalami stres di tempat kerja, sementara keluarga yang menjadi tempat berbagi rasa jauh darinya. Tenangnya suasana kampung halaman, sejuknya alam pedesaan, ramahnya keluarga dan kerabat menjadi alasan yang tidak dapat ditolak untuk tidak mudik. Nostalgia kehidupan keluarga di kampung halaman juga menjadi salah satu obat mujarab untuk menghilangkan stres bagi masyarakat migran kota. Selain memuat dimensi spiritual dan psikologi, mudik juga memuat dimensi sosial. Menjadi migran kota dengan setumpuk cerita keberhasilan merupakan sebuah kebanggaan. Mudik menjadi salah satu media untuk mengkomunikasikan cerita keberhasilan sekaligus menaikkan posisinya pada strata sosial yang lebih tinggi dari sebelumnya.

 

Sumber:

https://indonews.id/artikel/324650/Simak-Ini-Persiapan-Pemerintah-Usai-Buka-Pintu-Mudik-Lebaran-2024/

Cerita sukses hidup di rantau biasanya diwujudkan dalam berbagai bentuk aksesoris dan gaya hidup para migran di tanah kelahiran. Tak pelak pada kondisi terakhir ini mudik juga menjadi media penyalur watak konsumeris dan hedonis. Dalam catatan Umar Kayam, mudik sejatinya tradisi lama yang pernah menghilang.Sejak Islam datang, mulai terkikisnya budaya syirik, ziarah menemukan momentum saat Lebaran. Apalagi kultur Jawa yang kemudian diterima oleh kalangan Islam tradisional menghasilkan akulturasi budaya yang harmoni. Perlahan ziarah kubur yang dianggap sebagai syirik dapat diterima oleh kalangan tradisional dengan disisipi ajaran agama. Mudik pun menjadi salah satu tradisi spiritual bagi masyarakat untuk melakukan ziarah ke makam leluhur. Sayangnya, tradisi mudik yang demikian kemudian luntur lantaran niat mudik hanya untuk sekedar klangenan (kesenangan), menghamburkan uang, menunjukkan sikap konsumeris dan hedonis. Akibatnya, mudik selalu menjadi persoalan, terutama terkait dengan kemacetan, kecelakaan, kriminalitas jalanan, percaloan, dan kenyamanan transportasi. Mudik dalam arti spiritual jarang dilakukan karena ia tidak banyak memberi kepuasan bagi para pemudik. Padahal tradisi mudik yang selama ini terjadi, jika dikaitkan dengan tradisi Lebaran, jauh dari spirit yang mestinya dibangun. Hal ini merupakan sebuah kewajaran karena nilai nilai spiritual lebih bersifat abstrak dan tidak dapat dirasakan oleh orang lain. Said Aqiel Siradj (2006) menegaskan bahwa makna tradisi Lebaran sebenarnya menyemai spirit spiritual vertikal. Dalam arti orang-orang yang merayakan harus kembali pada kefitrian (kesucian) jati diri kemanusiannya sebagai hamba Tuhan. Hal ini terkait dengan ibadah puasa yang dilakukan selama satu bulan penuh. Spiritual-vertikal manusia ditempuh dengan ibadah dan akan sempurna jika dilanjutkan pada kesalehan sosial-horizontal. Silaturahim menjadi wujud konkret dalam hal ini.

  


Sumber:

https://lifestyle.solopos.com/begini-hukum-silaturahmi-saat-lebaran-menurut-islam-1309514

Mudik seharusnya dimaknai dengan menyambung hubungan spiritual dengan para leluhur dan menyambut tali silaturahmi dengan keluarga, saudara, kerabat, dan sahabat. Bukan untuk kepentingan prestise sosial ataupun kepentingan material lainnya. Berdasarkan sejumlah argumentasi itulah, tradisi mudik memuat makna kultural, yang menyangkut identitas dan asal-usul entitas sosial-budaya. Tradisi mudik telah menjadi dialektika kultural yang sudah berjalan berabad-abad lamanya. Dan, merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa yang sudah dikenal jauh sebelum berdiri Kerajaan Majapahit. Dalam kebudayaan Jawa misalnya, mudik berarti memuat makna tentang asal-usul genetis dan transendental, sekaligus juga memuat makna asal-usul ruang atau tempat. Misalnya, dalam bahasa Jawa, kata dalem merujuk tentang makna tempat tinggal. Namun, tempat tinggal yang dimaksud bukanlah rumah, melainkan simbol identitas. Dengan demikian, ikatan asalusul sangat kuat bagi para migran² meskipun telah lama tinggal di kota. Dari sini tampak bahwa fenomena mudik mengimplikasikan suatu heteronomi kultural. Para pemudik berada pada sisi tarik-menarik antara situasi dan nilai-nilai baru dengan yang lama. Di satu sisi mereka tak bisa memungkiri bahwa mereka hidup, bekerja, berdomisili, dan berumah di kota. Di sisi lain, mereka sangat terikat dengan desa yang menjadi asal-usulnya. Hal ini berarti bahwa tradisi mudik memperlihatkan betapa masyarakat kita sangat dikendalikan oleh masa silamnya. Kepulangan para pemudik ke desanya merupakan simbol romantisme masyarakat kita. Tantangannya terletak pada pengalaman bahwa romantisme cenderung lebih bersifat reaktif ketimbang kreatif. Lebih dari itu, tradisi mudik menggambarkan masih kuatnya ikatan primordial masyarakat. Dan sayangnya, ikatan-ikatan primordial itu justru tumbuh pada mereka yang telah tinggal di kota, yang nilai-nilainya seharusnya lebih berwatak mondial. Persoalannya adalah bahwa primordialisme cenderung bersifat absolut dan tertutup. Akibatnya, tradisi mudik justru mempertajam dikotomi makna bertempat-tinggal (dalem) dan berumah (griya). Kota, bagi para pemudik tak lebih dari rumah tempat berteduh. Namun sebenarnya mereka masih bertempat tinggal di desa asalnya. Hal ini mempertegas perbedaan intensitas kepedulian orang terhadap lingkungannya. Intensitas kepedulian orang terhadap rumah (griya) cenderung lebih rendah daripada terhadap tempat tinggal (dalem). Jika sikap primordial ini lebih mengemuka, maka pada dasarnya kota menyisakan kemacetan jalan raya, kekumuhan perumahan, bahkan kriminalitas di perkotaan.

 


                                                               Sumber:

https://news.okezone.com/read/2015/07/24/510/1185178/jabodetabek-masih-jadi-tujuan-utama-urbanisasi

Dari sinilah, tradisi mudik justru memperingatkan kita untuk tidak sekadar Sebaliknya, fenomena mudik menunjukkan betapa wajah kebudayaan kita retak dalam tarik-menarik yang tak pernah tuntas. Yang terpenting adalah mengubah asal-usul dari sekadar suatu ikatan yang menyesakkan menjadi suatu simpul orientasi ke masa depan. Artinya, tradisi mudik bukan semata-mata untuk kembali ke asal-usul, sebab asal-usul menjadi sangat absurd ketika hanya kita sikapi sebagai tujuan. Mudik, alangkah eloknya justru mampu mengkonstruksi kesadaran bahwa asal-usul menjadi titik tolak masa depan negeri ini.

 

** dikutif darinberbagain sumber

*) Guru Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Pangalengan, Ibu Rumah tangga pemerhati masalah sosial budaya

Senin, 25 Maret 2024

 MEMBANGUN MANAGEMEN EMOSI DENGAN SISWA DI KELAS

Oleh : Romli Berliana, S.Pd., MT*)


 

 A. Pendahuluan

Dalam bola dunia pendidikan ada hamparan  yang luas dan ada sebuah ladang yang perlu dipelihara dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, penuh kasih sayang. Ladang akan menghasilkan produksi yang baik apabila dipersiapkan bahan  dan ramuan pupuk yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman, serta dengan pemeliharaan yang sungguh-sungguh dengan penuh perhatian. Begitupun Ladang di dunia pendidikan adalah sekolah. Sekolah adalah lembaga yang di dalamnya ada Guru dan siswa. Keduanya sama-sama  memiliki tugas yang harus menuai hasil. Untuk mencapai hal itu, keduanya harus berupaya membangun dan kerja sama mencari  ramuan yang tepat agar  ada  keseimbangan dan keselarasan tujuan.  


 


 

Sumber: https://patalan.bantulkab.go.id/first/artikel/776-MANAJEMEN-EMOSI---CARA-MENGENDALIKAN-EMOSI-DALAM-DIRI

Dalam kenyataanya memang siswa itu masing-masimg memiliki karakter yang berbeda, sehingga mempengaruhi terhadap perkembanganya, terutama pada kegiatan  belajar mengajar serta perubahanya. Perkembangan dan keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu, faktor intrinsik dimana mereka dapat berkembang dengan dorongan dalam dirinya, seperti :


                 Kesadaran diri,

Hal ini sangat penting untuk dipahami mulai dari memahami sifat, watak, perasaan, emosi, cara pandang, pikiran, dan cara beradaptasi dengan lingkungannya.


Usia

Usia sangat mempengaruhi terhadap Tingkat kematangan berfikir, sehingga pendekatan pada siswa harus disesuaikan

juga.


Motivasi belajar  

Minat siswa terhadap pelajaran, persepsi siswa  terhadap pelajaran, dan tingkat itelegensi.

 B.  Permasalahan

  1. Keberagaman Karakter siswa
  2. Segan komunikasi dengan guru
  3. Belum bisa membangun kerjasama
  4. Kurang motivasi belajar
  5. Pemberian reward

 

 


 

Sumber:

https://infografis.okezone.com/detail/773357/5-cara-kelola-emosi-coba-yuk

Kelemahan siswa yang menjadi sebuah permasalahan adalah diakibatkan dari kurang terperiharanya sebuah emosi yang ada pada diri siswa maupun pada guru itu sendiri. Hal ini merupakan masalah bersama yang harus dibangun oleh semua pendidik, agar setiap saat siswa dapat diakrabkan dengan dirinya dan potensi yang dimilikinya. Dari gambaran di atas, guru yang telah memiliki kompetensi pedagogik diharapkan dapat menciptakan  model pendekatan pada siswa yang mampu memberi asupan pemahaman yang sesuai dengan  kodrat peserta didik, agar apa yang disampaikan pada anak didik benar-benar bisa diterima dan ada dampak perubahan positif pada diri  siswa. Kita menyadari dalam kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosi yang perlu dipelajari, dipahami dan dikelola secara teratur agar mengarah pada hal yang positif. Maka penulis mencoba mengembangkan “Cara Membangun Emosi yang Positif dengan Siswa di kelas”.

  


Sumber:

https://ielc.co.id/strategi-menciptakan-lingkungan-belajar-yang-positif-untuk-penerapan-konsekuensi-di-kelas/

Ketika kita berbicara mengenai emosi biasanya yang akan terbayang adalah mengenai perasaan yang dramatis seperti amarah yang luar biasa atau perasaan senang yang menggebu-gebu. Tetapi para psikolog mengklasifikasikan emosi menjadi berbagai macam klasifikasi, tetapi biasanya semua klasifikasi itu melihat emosi sebagai sesuatu yang positif dan negatif ( Santrock, 2007 :   7). Emosi yang posotif berasal dari suatu kondisi yang menguntungkan, contoh emosi positif adalah antusiasme, rasa senang, dan cinta. sedangkan emosi negatif berasal dari hubungan yang mengancam atau kondisi yang menyakitkan, contoh emosi negatif adalah cemas, marah, rasa bersalah dan rasa sedih (Mashar, 2011:   31). Dari pendapat kedua ilmuwan di atas, terdapat beberapa emosi yang dimiliki oleh peserta didik bahkan oleh semua orang. Dengan keberagaman tersebut menjadi sebuah tantangan bagi guru dan bagaimana cara mengelolanya agar jadi selaras  dengan pikiran positif yang dimiliki oleh anak.

 

C. Tahapan mencari solusi

  1. Mengenali dan memahami emosi yang dimiliki oleh siswa, serta menyempurnakanya
  2. Memancing siswa agar bisa berkomunikasi
  3. Membangun pendekatan emosi positif yang komprehensif dengan siswa
  4. Memberi dorongan minat belajar pada siswa dengan beberapa contoh orang yang sudah berhasil dengan pengolahan emosi yang sempurna
  5. Guru selalu memberikan penghargaan kepada siswa sekalipun bentuknya sederhana hanya berupa pujian atau dengan kalimat-kalimat  yang dapat membanggakan dirinya

  


                  Sumber: https://prolitenews.com/manajemen-emosi-hadapi-tantangan-hidup/

Mari kita bangun emosi kita dan siswa yang sempurna, agar kita lebih kenal dengan diri kita dan anak didik kita. Semua perilaku manusia adalah bagian dari sebuah emosi, tinggal kita menempatkan emosi yang tepat dalam sebuah perilaku yang memberikan perubahan pada kehidupan yang lebih positif dan bermanfaat bagi orang lain. Ternyata emosi bisa membentuk segalanya bagi kita. (Terima kasih)

 


**Diolah dari ber agai sumber

*) Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Pangalengan, Aktivis Pramuka, Praktisi Kesenian Daerah,  Penerima Beasiswa Guru Magang di Adelaide University, Australia

MUSICHOLIC

  PENGERTIAN, FUNGSI DAN PERANAN SENI MUSIK Oleh: Firmanurkarim, S.Pd *)   1.     Pengertian Seni Seni ( art ) adalah ungkapan per...