TOXIC PERSON
Oleh:
Yuli Yuliani, S.Pd
Apakah seseorang dalam hidup kita terus-menerus membuat kita merasa bingung, frustrasi, atau bersalah? Jika iya, mungkin kita sedang berhadapan dengan Toxic person. Atau bisa jadi diri kita sendiri tanpa disadari termasuk kriteria toxic person.
Sumber: https://www.shutterstock.com/?irclickid=Q7-3ILXZhxyPWHEUV2yjDTo
Dalam
perilaku manusia, toxic digunakan untuk menggambarkan seseorang yang
menyebabkan kesusahan pada orang lain melalui kata-kata dan tindakan negatif.
Namun tidak selalu mudah untuk mengidentifikasi orang yang toxic, karena
perilakunya bisa jadi tidak kentara. Psikolog Sherrie Campbell, Ph.D
mendefinisikan perilaku toxic sebagai pola perilaku terus-menerus yang
meremehkan atau merugikan orang lain,
Toxic person adalah seseorang
yang manipulatif secara halus atau lahiriah, egois, membutuhkan, atau suka
mengontrol. Perilaku mereka biasanya tidak menyenangkan atau jahat terhadap
orang lain. Perilaku ini mungkin
bermanifestasi dari perasaan rendah diri dan kondisi kesehatan mental seperti
gangguan kepribadian narsistik (NPD), trauma masa kanak-kanak, atau masalah
pribadi lainnya yang mengakar.
Sumber:
https://www.instagram.com/meaningful.me/p/CrP0TbSPVlM/?img_index=1
Berdasarkan
tipe-tipe toxic people yang dilansir dari Instagram meaningful.me,
apakah ada dari kita yang termasuk pada salah satu tipe?? Kalaupun ya, para
ahli di meaningful.me menjelaskan beberapa
cara meminimalisir perilaku toxic dalam diri dan cara menghadapi toxic
people yaitu :
- Menetapkan batasan diri, misalnya dengan
membatasi intensitas interaksi dan waktu bertemu.
- Jika perkataan mereka membuat sakit hati,
tutup telinga dan focus dengan kebahagiaan diri sendiri
- Jika memungkinkan, sampaikan bahwa perilaku toxic
mereka telah menjadi masalah, untuk membanttu mereka mengevaluasi diri.
Adapun
cara untuk meminimalisir perilaku toxic dalam diri adalah :
- Introspeksi diri. Bisa minta pendapat dari
keluarga, teman, atau orang-orang terdekat mengenai perilaku kita yang terlihat
oleh mereka dan terima semua kritikan.
- Kenali akar penyebab. Pulihkan luka atau
trauma masa lalu yang sulit diabaikan.
- Latih empati dengan membiasakan diri untuk
mendengarkan orang lain.
- Berpikir sebelum bertindak. Kenali emosi-emosi
yang ada dalam diri. Berlatih tidak bereaksi sebelum diri kita tenang dan dapat
berpikir jernih.
- Jika kesulitan, cari bantuan professional
dengan berkonsultasi ke psikolog.
Sumber:
https://goodbzar.space/product_details/36865938.html
Mari
berbenah diri, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki perilaku yang kurang
tepat atau salah suai. Sudah waktunya bagi kita untuk mengembangkan perilaku
yang bertanggungjawab, membuat orang sekitar nyaman dan Bahagia.
**Sumber
:
https://www.mindbodygreen.com/articles/toxic-traits
https://psychcentral.com/
instagram
@meaningful.me
*)
Penulis koordinator Layanan Konseling di SMA Negeri 1 Pangalengan, praktisi di
bidang psikologi anak
Waah trimakasih Bu ilmu nya kita jadi tau ouhh dia teh toxic 😭🤲
BalasHapusTerima kasih bu ilmu nya sekarang menjadi tau tentang toxic person
BalasHapus👍🏻👍🏻
BalasHapusTerima kasih ibu ilmu nya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih Ibu, luar biasa sekali Ilmu hari ini.. tidal sabar menunggu literasi dari Bu Yuli lagi!!
BalasHapusTerima kasih ilmu literasi di hr ini yg sangat bermanfaat dr ilmu tsb.(M Farrel Aqil kelas XC)
BalasHapus