Kamis, 15 Agustus 2024

RELIGIUSITY

 

MENGHORMATI GURU UNTUK SIAPA?

Oleh: Rendi Rusdiana, S.Pd *)

 


Mari kita simak bersama cerita di bawah ini !

Imam Al-Ghazali lahir pada tahun 1058 M di Tus, Persia (sekarang Iran). Sejak usia muda, ia memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu. Selama periode awal pendidikan, ia belajar di bawah bimbingan guru-guru terkemuka dan menunjukkan sikap yang sangat hormat kepada mereka. Ia memahami bahwa ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan hidupnya.

Dalam perjalanan pencarian ilmunya, Imam Al-Ghazali memiliki seorang guru yang sangat berperan penting dalam hidupnya, yaitu Imam Al-Juwayni. Al-Juwayni dikenal sebagai pemikir Islam yang cemerlang dan mendidik banyak murid. Al-Ghazali selalu menunjukkan penghormatan yang tinggi kepada gurunya, baik dalam cara berbicara, mendengarkan, maupun menerapkan ajaran-ajarannya.

Sikap hormat ini membuat Al-Ghazali memperoleh pengetahuan yang mendalam dan memperkuat kepribadiannya sebagai seorang ulama. Namun, perjalanan intelektualnya tidak selalu mulus. Di puncak kariernya, ia mengalami krisis spiritual dan merasa kehilangan arah. Dalam proses menemukan kembali keyakinannya, ia melakukan perjalanan panjang untuk mencari guru-guru sufi dan mengkaji ajaran-ajaran mereka.

Penghormatan yang ia tunjukkan kepada guru-gurunya, baik di bidang ilmu agama maupun tasawuf, membawanya pada pencerahan spiritual. Ia kemudian berhasil menghasilkan karya-karya monumental, seperti "Ihya Ulum al-Din" (Menghidupkan Ilmu Agama), yang menjadi salah satu kitab terpenting dalam ajaran Islam dan masih dipelajari hingga saat ini.

Sumber: https://ibtbooks.com/shop/ihya-ulum-al-din-volume-1-the-revival-of-the-religious-sciences/

Imam Al-Ghazali mengajarkan pentingnya etika dan moral dalam menuntut ilmu, serta selalu menghargai peran guru dalam pendidikan. Dia menekankan bahwa seorang murid yang baik harus menghormati guru dan menerapkan ilmu yang diperoleh untuk bermanfaat bagi orang lain.

Menghormati guru merupakan salah satu nilai moral yang sangat penting dalam berbagai tradisi agama. Dalam perspektif agama, guru tidak hanya dianggap sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai sosok yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan akhlak siswa. Menghormati guru berarti menghargai usaha dan dedikasi mereka dalam mencerdaskan generasi penerus. Dalam Islam, misalnya, Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan pentingnya mencari ilmu dan menghargai para ulama serta pengajar. Hal ini menunjukkan bahwa penghormatan kepada guru adalah bagian dari ibadah dan penerapan ajaran agama.

Dalam tradisi Kristen, penghormatan kepada guru juga memiliki tempat yang penting. Alkitab mengajarkan untuk menghormati orang tua dan pemimpin, termasuk para pendidik. Menghormati guru mencerminkan sikap rendah hati dan pengakuan terhadap pengetahuan serta wisdom yang dimiliki oleh mereka. Dengan menghormati guru, seorang siswa tidak hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga memetik nilai-nilai kehidupan yang diajarkan melalui keteladanan guru. Ini mengajarkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga pengembangan moral dan spiritual.

Sumber: https://ibtbooks.com/shop/ihya-ulum-al-din-volume-1-the-revival-of-the-religious-sciences/

Selain itu, dalam tradisi Hindu, guru atau "guruji" dianggap sebagai sosok yang suci dan menjadi jembatan antara murid dengan pengetahuan yang lebih tinggi. Konsep "guru-shishya" atau guru dan murid dalam Hindu menekankan hubungan yang sakral di mana sang guru diharapkan memberikan bimbingan moral dan spiritual kepada muridnya. Menghormati guru dalam pandangan Hindu adalah bentuk penghormatan terhadap ilmu dan pengetahuan yang mereka wariskan. Melalui penghormatan ini, seorang murid diharapkan dapat lebih mendalami ajaran yang diberikan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks semua agama, menghormati guru juga berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih baik. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai penghormatan terhadap pengajar, siswa belajar untuk menghargai usaha dan pengorbanan orang lain, yang pada gilirannya akan menumbuhkan rasa empati dan toleransi. Masyarakat yang menghormati guru akan menghasilkan generasi yang lebih bijaksana dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, penghormatan kepada guru tidak hanya memiliki dampak positif dalam pendidikan, tetapi juga dalam pembangunan karakter dan moral bangsa.

Sumber: https://stpetersinfant.org/spiritual-moral-social-and-cultural-development/

Menghormati guru memiliki makna yang mendalam, terutama jika dilihat dari sudut pandang diri/pribadi. Berikut adalah beberapa poin yang menunjukkan pentingnya menghormati guru dari perspektif diri/pribadi:

  1. Penghormatan Terhadap Pengetahuan: Guru adalah sumber pengetahuan dan pembimbing yang telah menginvestasikan waktu dan usaha untuk mendidik generasi masa depan. Menghormati guru berarti menghargai ilmu dan pengetahuan yang mereka bagikan, yang sangat berharga dalam perkembangan individu.
  2. Dari Hati ke Hati: Menghormati guru adalah bentuk apresiasi yang tumbuh dari hati. Ketika seorang murid menghormati gurunya, hal ini menciptakan hubungan yang saling mendukung, di mana guru merasa dihargai dan termotivasi untuk mengajar dengan lebih baik.
  3. Contoh Teladan: Dengan menghormati guru, seorang murid juga belajar tentang nilai-nilai seperti rasa hormat, kesopanan, dan tanggung jawab. Ini adalah nilai-nilai yang penting dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat membentuk karakter yang baik.
  4. Dukungan bagi Pertumbuhan Pribadi: Menghormati guru menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Ketika guru merasa dihormati, mereka lebih cenderung untuk berinvestasi dalam pengembangan murid mereka, memberikan bimbingan yang lebih baik, dan mendorong siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka.
  5. Penghormatan Terhadap Pengorbanan: Banyak guru yang telah berkorban, baik secara pribadi maupun profesional, untuk mendidik siswa mereka. Menghormati guru juga berarti mengakui dedikasi dan pengorbanan yang mereka lakukan demi masa depan anak-anak didiknya.
  6. Membangun Generasi yang Lebih Baik: Ketika murid menghormati guru, mereka tidak hanya membangun hubungan positif dengan pendidik, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan budaya penghormatan dan saling menghargai dalam masyarakat. Hal ini penting untuk menciptakan generasi yang lebih baik dan lebih berkualitas.

Dari sudut pandang nurani, menghormati guru adalah tindakan yang tulus yang mencerminkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan peran guru dalam membentuk karakter dan masa depan individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Ini bukan hanya tentang mengikuti norma sosial, tetapi juga tentang menyadari dan menghargai kontribusi yang telah diberikan oleh guru dalam kehidupan kita.

*) Guru Mata Pelajaran PABP di SMAN 1 Pangalengan, Ketua DKM Al Ijtihad SMAN 1 Pangalengan, Pengisi Majekis Ilmu dibeberapa majelis Taklim

**) Disarikan dari berbagai sumber

7 komentar:

ENTERPRENEURSHIP

  “JANGAN PERNAH ANGGAP ENTENG PRAKARYA! BERIKUT INI JENIS DAN MANFAATNYA” Oleh: Dadan Triatna, SE., S.Pd *)   Prakarya merupakan kegi...