Kamis, 18 April 2024

BACK 2 SCHOOL

 

MENAKAR “SUKSES” IBADAH RAMADAN DI BULAN SYAWAL

Oleh: Redaksi Literatsmansa

 


Ananda yang baik serta senantiasa di Rahmati Allah SWT, tak terasa  30 hari Ramadan 1445H kita jalani, tibalah kita pada bulan syawal. Tapi apakah 30 hari yang sudah kita lalui berhasil membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik seperti yang menjadi main goalsnya syaum Ramadan yakni menjadi manusia bertaqwa? Apakah amalan yang kita lakukan selama Ramadan diterima oleh Allah SWT ?

Bulan syawal merupakan bulan yang mengawali tahun hijrah. Dimana, kita didorong untuk meraih pahala sebanyak-banyak di bulan yang baik ini. Sesuai dengan namanya syawal yang artinya peningkatan, merupakan salah satu bulan yang menuntut kita kaum muslim meningkatkan segala kebaikan. Setelah sebulan lamanya ditempa dengan syaum  ramadan, malam harinya memperbanyak sholat-sholat sunat, qiyamul lail, tadarus, belajar dan tafakkur, maupun ibadah-ibadah lainnya, maka biorhytmic peningkatan kualitas kebaikan tentunya mampu berjalan dengan sendirinya.

 

Sumber: https://jatim.tribunnews.com/2023/04/27/haruskah-puasa-syawal-dilakukan-6-hari-

Bulan syawal bisa menjadi tolak ukur apakah amalan syaum Ramadan diterima oleh Allah SWT. Jika Allah menerima amalan seorang hamba, Dia akan menunjuki pada amalan saleh selanjutnya. Jika Allah menerima amalan syaum Ramadan, maka Allah akan tunjuki untuk melakukan amalan saleh lainnya, di antaranya syaum enam hari di bulan Syawal ini.

Begitu istimewanya syaum enam hari di bulan syawal, apa saja keutamaan syaum enam hari di bulan Syawal ?

1.     Syaum  Syawal akan menggenapkan ganjaran bersyaum  setahun penuh

”Barang siapa yang bersyaum  Ramadhan kemudian bersyaum  enam hari di bulan Syawal, maka dia bersyaum  seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).

2.     Syaum  Syawal seperti halnya shalat sunnah rawatib yang dapat menutup kekurangan dan menyempurnakan ibadah wajib Yang dimaksudkan di sini bahwa syaum  Syawal akan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada pada syaum  wajib di bulan Ramadhan sebagaimana shalat sunnah rawatib yang menyempurnakan ibadah wajib. Amalan sunnah seperti syaum  Syawal nantinya akan menyempurnakan syaum  Ramadhan yang seringkali ada kekurangan di sana-sini.

3.     Melakukan syaum  Syawal merupakan tanda diterimanya amalan syaum  Ramadhan

Ketika membicarakan faedah syaum  Syawal, Ibnu Rajab rahimahullah berkata,

“Kembali lagi melakukan syaum  setelah  Ramadhan, itu tanda diterimanya amalan syaum  Ramadan. Karena jika Allah menerima amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik untuk melakukan amalan saleh setelah itu. Sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama, ‘Balasan dari kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.’ Oleh karena itu, siapa yang melakukan kebaikan lantas diikuti dengan kebaikan selanjutnya, maka itu tanda amalan kebaikan yang pertama diterima. Sedangkan yang melakukan kebaikan lantas setelahnya malah diikutkan dengan kejelekan, maka itu tanda tertolaknya kebaikan tersebut dan tanda tidak diterimanya.”

4.     Melaksanakan syaum  Syawal adalah sebagai bentuk syukur kepada Allah

Nikmat apakah yang disyukuri? Yaitu nikmat ampunan dosa yang begitu banyak di bulan Ramadhan. Bukankah kita telah ketahui bahwa melalui amalan syaum  dan shalat malam selama sebulan penuh adalah sebab datangnya ampunan Allah, begitu pula dengan amalan menghidupkan malam lailatul qadr di akhir-akhir bulan Ramadan?

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Tidak ada nikmat yang lebih besar dari anugerah pengampunan dosa dari Allah.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 388)

Mengenai tata cara syaum  sunnah Syawal, dapat dilakukan berurutan langsung enam hari atau acak. Dengan kata lain, syaum  Syawal dilaksanakan antara tanggal 2 sampai dengan 30 Syawal dan cara pelaksanaannya bisa dengan berturut-turut, atau secara terpisah-pisah.

 

Sumber: https://wiz.or.id/amalan-ibadah-di-bulan-syawal/

seseorang diperkenankan melaksanakan syaum Syawal, misalnya tiap hari Senin dan Kamis, melewati tanggal 13, 14, 15, dan seterusnya selama masih berada di bulan Syawal. Seandainya seseorang berniat puasa Senin-Kamis atau syaum ayyamul bidl (13,14, 15 setiap bulan hijriah), ia tetap mendapatkan keutamaan syaum Syawal sebab tujuan dari perintah puasa rawatib itu adalah pelaksanaan syaumnya itu sendiri terlepas apa pun niat syaum nya.

Adapun tata cara syaum sunnah Syawal sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dengan menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Berikut adalah lafal niatnya yang dibaca pada malam hari,

Nawaitu shauma ghadin an ada i sunnatis Syawwali lillahi ta ala.

Artinya, “Aku berniat syaum sunnah Syawal esok hari karena Allah ta ala.”

Karena ini syaum sunnah, maka jika lupa niat pada malam hari boleh niat pada siang harinya. Berikut adalah niat syaum Syawwal jika dibaca di siang hari,

Nawaitu shauma hadzal yaumi an ada i sunnatisy Syawwali lillahi ta ala.

Artinya, “Aku berniat syaum sunnah Syawal hari ini karena Allah taala.”

Ananda yang sholeh/sholehah, syaum Syawal merupakan kesempatan emas bagi kita untuk terus memperoleh pahala setelah selesai menjalani ibadah Ramadan. Dengan menjalankan syaum ini, diharapkan kita dapat terus meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seraya kita panjatkan do’a….semoga kita dipertemukan Kembali dengan ramadan di tahun depan dengan keadaan yang lebih baik lagi….amiiin ya robbal alamien.

 

**) Disarikan dari berbagai sumber

1 komentar:

  1. ilmu tsb sangat bermanfaat dan bs di ambil hikmah(M.farrel Aqil kelas XC)

    BalasHapus

MUSICHOLIC

  PENGERTIAN, FUNGSI DAN PERANAN SENI MUSIK Oleh: Firmanurkarim, S.Pd *)   1.     Pengertian Seni Seni ( art ) adalah ungkapan per...