MENAKAR “SUKSES” IBADAH
RAMADAN DI BULAN SYAWAL
Oleh:
Redaksi Literatsmansa
Ananda
yang baik serta senantiasa di Rahmati Allah SWT, tak terasa 30 hari Ramadan 1445H kita jalani, tibalah
kita pada bulan syawal. Tapi apakah 30 hari yang sudah kita lalui berhasil
membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik seperti yang menjadi main
goalsnya syaum Ramadan yakni menjadi manusia bertaqwa? Apakah amalan yang
kita lakukan selama Ramadan diterima oleh Allah SWT ?
Bulan
syawal merupakan bulan yang mengawali tahun hijrah. Dimana, kita didorong untuk
meraih pahala sebanyak-banyak di bulan yang baik ini. Sesuai dengan namanya
syawal yang artinya peningkatan, merupakan salah satu bulan yang menuntut kita
kaum muslim meningkatkan segala kebaikan. Setelah sebulan lamanya ditempa
dengan syaum ramadan, malam harinya
memperbanyak sholat-sholat sunat, qiyamul lail, tadarus, belajar
dan tafakkur, maupun ibadah-ibadah lainnya, maka biorhytmic
peningkatan kualitas kebaikan tentunya mampu berjalan dengan sendirinya.
Sumber:
https://jatim.tribunnews.com/2023/04/27/haruskah-puasa-syawal-dilakukan-6-hari-
Bulan
syawal bisa menjadi tolak ukur apakah amalan syaum Ramadan diterima oleh Allah SWT.
Jika Allah menerima amalan seorang hamba, Dia akan menunjuki pada amalan saleh
selanjutnya. Jika Allah menerima amalan syaum Ramadan, maka Allah akan tunjuki
untuk melakukan amalan saleh lainnya, di antaranya syaum enam hari di bulan
Syawal ini.
Begitu
istimewanya syaum enam hari di bulan syawal, apa saja keutamaan syaum enam hari
di bulan Syawal ?
1. Syaum
Syawal akan menggenapkan ganjaran bersyaum
setahun penuh
”Barang siapa yang bersyaum Ramadhan kemudian bersyaum enam hari di bulan Syawal, maka dia bersyaum seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no.
1164).
2. Syaum
Syawal seperti halnya shalat sunnah
rawatib yang dapat menutup kekurangan dan menyempurnakan ibadah wajib Yang
dimaksudkan di sini bahwa syaum Syawal
akan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada pada syaum wajib di bulan Ramadhan sebagaimana shalat
sunnah rawatib yang menyempurnakan ibadah wajib. Amalan sunnah seperti syaum Syawal nantinya akan menyempurnakan syaum Ramadhan yang seringkali ada kekurangan di
sana-sini.
3. Melakukan
syaum Syawal merupakan tanda diterimanya
amalan syaum Ramadhan
Ketika membicarakan faedah syaum Syawal, Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
“Kembali lagi melakukan syaum setelah Ramadhan, itu tanda diterimanya amalan syaum Ramadan. Karena jika Allah menerima amalan
seorang hamba, Allah akan memberi taufik untuk melakukan amalan saleh
setelah itu. Sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama, ‘Balasan dari kebaikan
adalah kebaikan selanjutnya.’ Oleh karena itu, siapa yang melakukan kebaikan
lantas diikuti dengan kebaikan selanjutnya, maka itu tanda amalan kebaikan yang
pertama diterima. Sedangkan yang melakukan kebaikan lantas setelahnya malah
diikutkan dengan kejelekan, maka itu tanda tertolaknya kebaikan tersebut dan
tanda tidak diterimanya.”
4. Melaksanakan
syaum Syawal adalah sebagai bentuk
syukur kepada Allah
Nikmat apakah yang disyukuri? Yaitu
nikmat ampunan dosa yang begitu banyak di bulan Ramadhan. Bukankah kita telah
ketahui bahwa melalui amalan syaum dan
shalat malam selama sebulan penuh adalah sebab datangnya ampunan Allah, begitu
pula dengan amalan menghidupkan malam lailatul qadr di akhir-akhir bulan
Ramadan?
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Tidak ada
nikmat yang lebih besar dari anugerah pengampunan dosa dari Allah.” (Lathaif
Al-Ma’arif, hlm. 388)
Mengenai
tata cara syaum sunnah Syawal, dapat
dilakukan berurutan langsung enam hari atau acak. Dengan kata lain, syaum Syawal dilaksanakan antara tanggal 2 sampai
dengan 30 Syawal dan cara pelaksanaannya bisa dengan berturut-turut, atau
secara terpisah-pisah.
Sumber:
https://wiz.or.id/amalan-ibadah-di-bulan-syawal/
seseorang
diperkenankan melaksanakan syaum Syawal, misalnya tiap hari Senin dan Kamis,
melewati tanggal 13, 14, 15, dan seterusnya selama masih berada di bulan
Syawal. Seandainya seseorang berniat puasa Senin-Kamis atau syaum ayyamul bidl
(13,14, 15 setiap bulan hijriah), ia tetap mendapatkan keutamaan syaum Syawal
sebab tujuan dari perintah puasa rawatib itu adalah pelaksanaan syaumnya itu
sendiri terlepas apa pun niat syaum nya.
Adapun
tata cara syaum sunnah Syawal sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dengan
menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar sampai terbenamnya
matahari. Berikut adalah lafal niatnya yang dibaca pada malam hari,
Nawaitu
shauma ghadin an ada i sunnatis Syawwali lillahi ta ala.
Artinya,
“Aku berniat syaum sunnah Syawal esok hari karena Allah ta ala.”
Karena
ini syaum sunnah, maka jika lupa niat pada malam hari boleh niat pada siang
harinya. Berikut adalah niat syaum Syawwal jika dibaca di siang hari,
Nawaitu
shauma hadzal yaumi an ada i sunnatisy Syawwali lillahi ta ala.
Artinya,
“Aku berniat syaum sunnah Syawal hari ini karena Allah taala.”
Ananda
yang sholeh/sholehah, syaum Syawal merupakan kesempatan emas bagi kita untuk
terus memperoleh pahala setelah selesai menjalani ibadah Ramadan. Dengan
menjalankan syaum ini, diharapkan kita dapat terus meningkatkan kualitas
keimanan, ketakwaan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seraya kita
panjatkan do’a….semoga kita dipertemukan Kembali dengan ramadan di tahun depan
dengan keadaan yang lebih baik lagi….amiiin ya robbal alamien.
**) Disarikan dari berbagai sumber
ilmu tsb sangat bermanfaat dan bs di ambil hikmah(M.farrel Aqil kelas XC)
BalasHapus