Marie Curie Kisah Ilmuwan Wanita Pertama
Penemu Radioaktif
oleh : R.Ismira Fathiyah, S.Pd *)
Kapan dan dimana Marie Curie Lahir ?
Marie Curie lahir pada tanggal 17
November 1867 di Warsawa, Polandia. Dia meninggal pada tanggal 4 Juli 1934 di
Sancelemoz, Prancis Marie Curie meninggal karena anemia pernisiosa, kemungkinan
besar akibat bekerja dengan radioaktivitas.
Berprofesi apakah Marie Curie lebih
dikenalnya?
Marie Curie adalah seorang fisikawan
Marie Curie dikenal sebagai: Ilmuwan wanita terkenal pertama di dunia modern
Wanita pertama yang dianugerahi gelar Ph.D. dalam penelitian sains di Eropa,
wanita pertama di Sorbonne Menemukan dan mengisolasi polonium dan radium, serta
menetapkan sifat radiasi dan sinar beta.
Marie berhasil menyelesaikan gelar
masternya di bidang fisika pada 1893 dan mendapat gelar lain di bidang
matematika pada tahun berikutnya. Dia memulai karier sainsnya dengan
menyelidiki tipe-tipe baja. Kebutuhan laboratorium yang lebih besar menuntunnya
bertemu dengan Pierre Curie, seorang pengajar di Sekolah Fisika dan Kimia.
Marie Curie menikah dengan Pierre Curie
pada tahun 1895. Dan memiliki tiga anak perempuan. Anak pertama mereka, Irene,
lahir pada tahun 1897, pada tahun 1903 Marie dan Pierre kehilangan anak kedua
mereka, lahir prematur, kemudian putri ketiga mereka, Eve, lahir. Kemudian
suaminya Pierre Curie meninggal pada tahun 1906 dengan kereta kuda di Paris dan
Marie Curie menjadi janda.
Marie Curie Terinspirasi oleh karya
tentang radioaktivitas dalam uranium oleh Henri Becquerel. Marie Curie memulai
penelitian tentang unsur-unsur lain. Perang Dunia I (1914–18) Pada abad ke-19,
terjadi dua pemberontakan melawan penguasa Rusia, pemberontakan kedua
dilancarkan lima tahun sebelum kelahiran Manya. Selama revolusi tersebut,
ribuan orang terbunuh, 10.000 orang Polandia dikirim ke Siberia, dan sekelompok
minoritas melarikan diri ke Paris.
Ragam Penemuan
Pada 1896, penemuan garam uranium oleh
Henri Becquerel mendorong perhatiannya pada penelitian terhadap mineral. Marie
melakukan eksperimen sendiri pada sinar uranium dan menemukan unsur tetap
konstan, tidak peduli kondisi atau bentuk uranium. Menurut teorinya, sinar yang
dipancarkan dari uranium berasal dari struktur atom unsur. Ide revolusioner ini
menciptakan bidang fisika atom. Sementara, Marie menciptakan kata
"radioaktivitas" untuk menggambarkan fenomena tersebut. Dia tertarik
mempelajari bijih uranium, suatu mineral yang aktivitasnya lebih unggul dari
uranium murni. Pierre Curie kemudian bergabung dengannya dalam penelitan Marie,
yang kemudian mengarahkan pada penemuan unsur-unsur baru, polonium dan radium.
Nama Polonium diambil berdasarkan negara asal Marie, yaitu Polandia. Selain
itu, keduanya juga mendeteksi keberadaan bahan radioaktif lain di bijih uranium
dan menyebutnya sebagai radium. Pada 1902, pasangan tersebut mengumumkan
berhasil menghasilkan decigram radium murni, yang menunjukkan keberadaan unsur
itu sebagai elemen kimia yang unik. Marie menerima gelar doktor ilmu
pengetahuan pada Juni 1903 dan, bersama Pierre, dia dianugerahi Medali Davy
dari Royal Society. Pada tahun yang sama, mereka berbagi dengan Becquerel
sebagai penerima Penghargaan Nobel Fisika untuk penemuan radioaktivitas.
Kelahiran dua putrinya, Irene dan Eve pada 1897 dan 1904, nyatanya tak pernah
mengganggu dia dalam berkarya.
Pierre wafat
Kematian mendadak Pierre pada 19 April
1906 karena tertabrak kereta kuda saat hujan telah memukul jiwanya, sekaligus
menjadi titik balik bagi kariernya. Dia mengerahkan seluruh energinya untuk
menyelesaikan pekerjaan ilmiah yang telah mereka lakukan bersama sebelumnya.
Pada 13 Mei 1906, dia ditunjuk untuk mengisi jabatan profesor yang ditinggalkan
suaminya. Dia merupakan perempuan pertama yang mengajar di Sorbonne. Pada 1908,
dia menjadi profesor tituler dan pada 1910, dia menerbitkan risalah fundamentalnya
tentang radioaktif. Tiga tahun kemudian, dia dianugerahi Penghargaan Nobel
Kimia atas penemuan radium murni. Pada 1914, dia menyaksikan penyelesaian
pembangunan laboratorium Institut Radium di Universitas Paris.
Selama Perang Dunia I, Marie dengan
dibantu putrinya, Irene, mencurahkan waktunya untuk mengembangkan penggunaan X
radiografi. Dia memperjuangkan penggunaan mesin X-ray portabel di medan perang,
dan kendaraan medis itu mendapat julukan "Little Curies". Setelah
perang, Marie memanfaatkan reputasinya yang terkenal bak selebriti untuk
memajukan penelitiannya. Dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dua kali,
pada 1921 dan 1929, untuk mengumpulkan dana guna membeli radium dan mendirikan
lembaga riset radium di Warsawa.
Marie wafat
Marie Curie meninggal dunia pada 4 Juli
1934 di usia 66 tahun. Penyebabnya anemia aplastik, yang diyakini dipicu oleh
paparan radiasi berkepanjangan. Dia diketahui kerap membawa tabung uji radium
di dalam saku jas laboratoriumnya. Marie selama bertahun-tahun bekerja dengan
bahan radioaktid yang membahayakan kesehatannya. Pada 1995, jenazah Marie dan
Pierre Curie dipindahkan ke Pantheon di Paris. Marie menjadi perempuan pertama
yang dikubur di pemakaman para pesohor Perancis.
** Dikutif dari berbagai sumber
*) Guru Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Pangalengan, Instruktur Nasional Pelatihan Guru-guru IPA-Fisika.
Sangat bagus. Inspiratif.
BalasHapusMasyaAllah
BalasHapusTerimakasih untuk literasinya, ini sangat inspiratif๐๐ป
BalasHapus๐๐ป๐๐ป
BalasHapus