SMILING DEPRESSION
Oleh: Dini Siti
Nurjanah, S.Kom.I *)
Sumber: https://www.kompasiana.com/mutiarafirdaus3010/640d856a08a8b54ff7756ee2/pentingnya-kesehatan-mental-pada-remaja
Pada fenomena saat ini kita sering melihat
foto-foto di akun media sosial seseorang menampilkan dirinya yang ceria dan
bahagia. Namun di balik layar, orang tersebut seringkali merasa kosong dan hampa. Pada kenyataanya orang tersebut
sering membandingkan hidupnya dengan orang lain dan merasa
tidak cukup baik. Ini adalah fenomena yang seringkali tidak terlihat
oleh orang lain karena individu
yang mengalaminya bisa terlihat seperti mereka baik-baik saja, bahkan
mereka mereka sangat terpuruk.
Sumber: https://www.newportacademy.com/resources/restoring-families/smiling-depression/
Smiling
depression juga dikenal sebagai hidden depression atau depression
mask, yang mana seseorang mengalami kondisi depresi, tetapi mereka mampu
menyembunyikan di balik penampilan luar yang ceria atau bahagia.
1 . Contoh dalam
kehidupan sehari-hari
Kasus smiling
depression dapat ditemui dalam berbagai
macam situasi kehidupan sehari-hari dan
ternyata tidak hanya dilihat dari media sosial saja, tapi masih ada contoh
kasus yang lain, diantaranya:
●
Tampilan
Bahagia di media Sosial: contoh kasus
ini adalah seseorang yang sering membagikan foto-foto yang menunjukkan
kebahagiaan dan kesenangan di media sosial, tetapi ini tidak selalu
mencerminkan perasaan mereka sebenarnya. Mereka sering menampilkan kebahagiaan
baik itu dalam kehidupan rumah tangga,
akademik, atau bahkan sampai travelling dalam
bentuk foto yang mereka bagikan di media sosial,
●
Berpartisipasi
dalam Kegiatan Sosial: yang mana seseorang mungkin
secara teratur berpartisipasi dalam acara sosial, tetapi mereka sering merasa
terisolasi dan tidak bahagia dalam
kegiatan sosial tersebut.
●
Menggunakan
Humor: beberapa orang dengan kasus smiling depression menggunakan humor
sebagai mekanisme koping untuk menyembunyikan perasaan mereka.
Sumber: https://www.saatchiart.com/en-id/print/Painting-Smiling-Depression/1350411/6638781/view
2. Penyebab Smiling Depression
Kondisi smiling depression biasanya diderita
oleh seseorang dengan kepribadian perfeksionis
atau ambisius. Selain faktor tersebut, smiling depression bisa disebabkan atau
dipicu oleh hal-hal berikut ini:
●
Perubahan Gaya Hidup yang Drastis
Kondisi
smiling depression bisa disebabkan oleh pengalaman traumatis, salah satunya
adalah perubahan gaya hidup yang drastis. Pada orang dewasa, hal-hal yang
sering kali membuat kondisi mental terguncang dan berujung pada depresi adalah:
Kehilangan pekerjaan; Kehilangan pasangan, orang terdekat atau anggota
keluarga; Perceraian; Kecelakaan; dan lain-lain. Di sisi lain juga, kondisi
smiling depression juga bisa disebabkan oleh gangguan psikologis lain yang
tidak terdeteksi.
●
Tuntutan atau Stigma Sosial
Setiap
orang mungkin memiliki pengalaman yang berbeda ketika menghadapi depresi.
Biasanya, tersenyum di masa-masa sulit menjadi respons tubuh yang tidak disadari oleh penderita depresi.
Hal ini sering ditemukan baik pada pria maupun wanita dewasa yang
diharapkan untuk menanggung beban keluarga tanpa mengeluh. Jadi, tersenyum
merupakan suatu bentuk mekanisme pertahanan diri yang secara otomatis dipakai
setiap harinya oleh penderita smiling
depression. Tanpa sadar, mereka memendam rasa lelah di dalam diri yang bisa
memperburuk kesehatan mental.
●
Ketergantungan Media Sosial
Penggunaan
media sosial di era digitalisasi saat ini sudah mencapai angka yang tinggi di
berbagai belahan dunia. Tidak jarang, banyak orang akhirnya merasa
ketergantungan akan media sosial yang menunjukkan sempurnanya kehidupan
orang lain. Tuntutan di media sosial untuk tampil sempurna inilah yang dapat
membuat penderita smiling depression termotivasi untuk mengunggah atau membagi
momen-momen bahagia mereka untuk ditunjukkan ke publik. Padahal, hal tersebut
hanya akan membuat
kondisi depresi memburuk
seiring waktu. Selain itu,
ketergantungan media sosial juga dapat menimbulkan kebiasaan membandingkan
kehidupan diri sendiri dengan orang lain yang tampak seperti lebih bahagia.
Kebiasaan membandingkan kehidupan ini juga berpotensi memperburuk kondisi
depresi.
Sumber: https://www.abhasa.in/depression-and-memory-loss/
●
Ekspektasi yang Tidak Realistis
Kondisi
smiling depression bisa disebabkan dari ekspektasi tinggi yang dibebankan oleh lingkungan
sekitar kepada seseorang. Hal ini umumnya terjadi karena faktor sosial, seperti
tuntutan mendapatkan pekerjaan dengan
gaji tinggi atau tuntutan menikah di usia tertentu.
Banyaknya
ekspektasi yang dibebankan kepada hidup seseorang dapat membuat mereka terpaksa
menyembunyikan depresi yang diderita. Sehingga setiap harinya mereka akan
tersenyum dan bersikap seakan-akan semuanya baik-baik saja.
3. Dampak Smiling Depression
Smiling Depression akan berdampak serius pada mental seseorang, diantarnya:
●
Pemendaman Emosi, dimana
seseorang yang menyembunyikan perasaan depresi dapat menyebabkan terpendamnya
emosi dan akhirnya berdampak buruk pada kesejahteraan mentalnya.
●
Penundaan dalam pencarian
bantuan, karena orang
tersebut menyembunyikan gejalanya, dia akan menunda
pencarian bantuan kepada profesional. Dan ini akan menyebabkan pemulihan lebih sulit.
●
Stres yang tidak dihindari,
usaha untuk menyembunyikan perasaan dan mejaga citra
positif dapat menambah
tingkat stres yang tidak bisa dihindari, yang dapat meningkatkan resiko depresi
yang lebih dalam.
●
Isolasi sosial, seseorang
dengan smiling depression mungkin
akan merasa terioslasi karena merasa
sulit berbagi perasaan yang mereka rasakan. Dengan isolasi sosial, akan
memperburuk gejala depresi.
Sumber: https://www.imh.com.sg/Mental-Health-Resources/Conditions-and-Challenges/Pages/Depression.aspx
4. Cara Mengatasi Smiling Depression
Smiling depression perlu diatasi dengan segera
agar tidak menyebabkan kondisi yang lebih serius, seperti penyalahgunaan
obat-obatan dan alkohol hingga munculnya keinginan
untuk bunuh diri. Untuk itu, dibutuhkan penanganan gangguan depresi yang
meliputi:
a. Mencari
bantuan profesional yaitu dengan: 1)
Pengobatan Medis. Biasanya ada beberapa obat yang diresepkan dokter untuk
mengatasi gangguan depresi. 2) Terapi
Psikologis. Adapun terapi psikologis juga disarankan untuk mengatasi
smiling depression, di antaranya: Cognitive therapy, yaitu Mengenali dan menekan
pikiran-pikiran negatif dan emosi yang muncul karena depresi. Talk therapy, yaitu Mendiskusikan
masalah dengan seorang psikolog atau dokter spesialis kedokteran jiwa
(psikiater). Behavioral therapy, yaitu
Mengidentifikasi dan membantu
mengubah perilaku yang tidak sehat dan merusak diri sendiri (self
destructive). Cognitive behavioral
therapy, yaitu Mengubah pola pikir dan perilaku untuk mengatasi masalah.
b. Pola
Hidup Sehat. Smiling depression juga dapat diatasi dengan menerapkan pola hidup
yang lebih sehat, yaitu dengan: Pola makan sehat dengan nutrisi yang seimbang,
berolahraga secara rutin, mengelola stres, melakukan meditasi untuk menenangkan
pikiran, menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan orang sekitar, dan tidur
yang cukup selama 7–9 jam.
c. Terbuka
tentang perasaan. Mencoba untuk lebih terbuka tentang perasaan yang dialami
baik itu dengan teman dekat ataupun keluarga yang dipercayai. Berbicara tentang
depresi bisa menjadi langkah pertama untuk pemulihan.
d. Mengurangi
stigma. Yaitu dengan pendidikan dan peningkatan kesadaran tentang depresi,
dapat membantu mengurangi stigma yang terkait dengan masalah kesehatan mental.
5. Dalil Al-Qur’an untuk terapi
Alquran sebagai
mukjizat sepanjang masa telah memberikan terapinya antara lain:
a. Mengikuti petunjuk ajaran Allah dan Rasul-Nya
ﻗُﻠْﻧَﺎ ٱھْﺑِطُوا۟ ﻣِﻧْﮭَﺎ ﺟَﻣِﯾﻌًﺎ ۖ ﻓَﺈِ ﱠﻣﺎ ﯾَﺄْﺗِﯾَ
ﱠﻧﻛُم ﱢﻣ ﱢﻧﻰ ھُدًى ﻓَﻣَن ﺗَﺑِﻊَ ھُدَاىَ ﻓَﻼَ ﺧَوْفٌ ﻋَﻠَﯾْﮭِمْ وَﻻَ ھُمْ ﯾَﺣْزَﻧُونَ
Qulnahbiṭụ min-hā jamī'ā, fa
immā ya`tiyannakum minnī hudan fa man tabi'a hudāya fa lā khaufun 'alaihim wa
lā hum yaḥzanụn
“Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran (“khauf”) atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati (“huzn”)". (QS Al Baqarah: 38).
b. Istiqamah teguh pendirian dalam bertauhid kepada Allah SWT
.إِ ﱠن ٱﻟﱠذِﯾنَ ﻗَﺎﻟُوا۟ رَ ﱡﺑﻧَﺎ ٱ ﱠُ ﺛُ ﱠم ٱﺳْﺗَٰﻘَﻣُوا۟ ﻓَﻼَ ﺧَوْفٌ ﻋَﻠَﯾْﮭِمْ وَﻻَ ھُمْ ﯾَﺣْزَﻧُونَ
Innallażīna qālụ rabbunallāhu
ṡummastaqāmụ fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", Kemudian mereka tetap istiqamah. Maka tidak ada kekhawatiran (khafun) terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita (yahzanun).” (QS Al Ahqaf 13)
Sumber: https://tafsiralquran.id/respon-respon-yang-muncul-terhadap-doktrin-universalisme-al-quran/
c. Optimistik
وَﻻَ ﺗَﮭِﻧُوا وَﻻَ ﺗَﺣْزَﻧُوا وَأَﻧْﺗُمُ اﻷَْﻋْﻠَوْنَ إِنْ ﻛُﻧْﺗُمْ ﻣُؤْﻣِﻧِﯾنَ
Wa lā tahinụ wa lā taḥzanụ wa antumul-a'launa in kuntum mu`minīn
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran: 139)
d.
Senantiasa
merasa bersama Allah SWT
ۖ ﻻَ ﺗَﺣْزَنْ إِ ﱠن ﱠَﷲ ﻌَﻧَﺎ
lā taḥzan innallāha ma'anā.“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS At Taubah: 40)
e. Bersyukur atas nikmat Allah SWT
وَﻗَﺎﻟُوا اﻟْﺣَﻣْدُ ِ ﱠِ اﻟﱠذِي أَذْھَبَ ﻋَ ﱠﻧﺎ اﻟْﺣَزَنَ ۖ
إِ ن رَ ﱠﺑﻧَﺎ ﻟَﻐَﻔُورٌ ﺷَﻛُورٌ
Wa qālul-ḥamdu lillāhillażī aż-haba 'annal-ḥazan, inna rabbanā lagafụrun syakụr
Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Mahapengampum lagi Mahamensyukuri." (QS Fațir: 34)
f. Memperbanyak doa
أَ ﱠﻣنْ ﯾُﺟِﯾبُ اﻟْﻣُﺿْطَ ﱠر إِذَا دَﻋَﺎهُ وَﯾَﻛْﺷِفُ اﻟ ﱡﺳوءَ وَﯾَﺟْﻌَﻠُﻛُمْ ﺧُﻠَﻔَﺎءَ اﻷَْرْضِ ۗ أَإِٰﻟَﮫٌ ﻣَﻊَ ﱠِﷲ ۚ ﻗَﻠِﯾﻼً ﻣَﺎ ﺗَذَ ﱠﻛرُونَ
Am may yujībul-muḍṭarra iżā da'āhu wa yaksyifus-sū`a wa yaj'alukum khulafā`al-arḍ, a ilāhum ma'allāh, qalīlam mā tażakkarụn
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS An Naml: 62)
g. Senantiasa istighfar dan beramal saleh
وَإِ ﱢﻧﻲ ﻟَﻐَ ﱠﻔﺎرٌ ﻟِﻣَنْ ﺗَﺎبَ وَآﻣَنَ وَﻋَﻣِلَ ﺻَﺎﻟِﺣًﺎ ﺛُ ﱠم اھْﺗَدَٰى
Wa innī lagaffārul liman tāba wa āmana wa 'amila ṣāliḥan ṡummahtadā.
“Dan Sesungguhnya Aku Mahapengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar." (QS Taha: 82)
Smiling depression ini jangan sampai mematikan kreativitas kehidupan sebenarnya kita. Berkarya apa saja yang bisa dilakukan selama tidak merugikan orang lain dan bahkan merugikan diri sendiri, sebaiknya tetap dilakukan. Berkarya dan beramal saleh di samping akan menambah penghasilan juga akan mengurangi perasan kawatir, cemas, dan sedih.
Sumber: https://jogja.tribunnews.com/2020/11/03/bacalah-doa-doa-berikut-ini-agar-keinginan-dikabulkan-allah-swt
Di samping itu, berkarya dan beramal saleh itu hendaklah disertai dengan istighfar (permohonan ampunan), karena boleh jadi smiling depression ini adalah akibat dari kita kurang bersyukur dengan apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Di samping itu dengan beristighfar kita akan dapat jaminan dari Rasulullah SAW. Dalam suatu hadīś yang diriwayatkan Ahmad dari Ibnu Abbās
"Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." Amiin.
وﷲ أﻋﻠمُ ﺑﺎﻟـﺻـواب
Demikian pembahasan tentang smiling depression, semoga kita selalu sehat dan selalu menjaga kesehatan mental kita dengan selalu mengikuti petunjuk ajaran agama, istiqamah dalam keyakinan kepada Allah swt, optimis, merasa bersama Allah swt, merasa bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt, perbanyak berdo’a positif, selalu beristighfar dan beramal shaleh. Dengan semua ini in syaa Allah kita akan terhindar dari smiling depression dan akan menikmati kehidupan kita apa adanya dengan selalu berusaha memperbaiki diri.
*) Guru Layanan Konseling di SMAN 1 Pangalengan, Ibu Rumah Tangga pemerhati perilaku remaja
**) sumber
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-smiling-depression https://www.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/66/depresi-menurut-alquran-jenis-pengertian-dan-7-te
Tidak ada komentar:
Posting Komentar