HIDUP ITU BERHARGA JANGAN SIA-SIAKAN SETIAP DETIKNYA
Oleh
: Yani Suryani, SP., M.Pd *)
Hidup adalah anugerah yang tidak ternilai. Setiap manusia diberi kesempatan untuk mengisi hari-harinya dengan kebaikan, belajar, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Al-Qur’an mengingatkan bahwa waktu adalah amanah yang kelak dimintai pertanggungjawaban, seperti dalam QS. Al-‘Asr ayat 1–3, yang menegaskan bahwa manusia berada dalam kerugian kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta kesabaran. Ayat ini menjadi peringatan bahwa hidup bukan sekadar berjalan begitu saja; ia harus diisi dengan hal bermakna.

Sumber: https://tarbiyah.net/surat-al-ashr-terjemah-per-kata/
Para
filsuf Islam juga memandang hidup sebagai ruang bagi manusia untuk bertumbuh.
Al-Farabi, misalnya, menyatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai
sa‘ādah kebahagiaan sejati yang hanya dapat dicapai melalui akhlak, ilmu, dan
usaha memperbaiki diri. Nilai hidup tidak terletak pada lamanya waktu yang kita
miliki, tetapi pada kualitas perbuatan yang kita lakukan di dalamnya. Pemikiran
ini mengajak kita untuk tidak membiarkan hari-hari berlalu tanpa makna, karena
setiap momen membawa peluang untuk meningkatkan kualitas diri. Sayangnya,
banyak orang yang tidak menyadari betapa berharganya hidup hingga waktu tidak
lagi dapat kembali. Kesibukan, rutinitas, dan distraksi membuat manusia sering
lupa bahwa setiap detik memiliki nilai spiritual dan moral. Padahal, Rasulullah
SAW mengingatkan dalam hadis tentang dua nikmat yang sering disia-siakan:
kesehatan dan waktu luang. Renungan ini mengajak kita untuk membuka mata bahwa
hidup bukan sekadar bertahan, tetapi bergerak menuju kebaikan yang membawa
manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Sumber: https://aceh.datanews.id/dakwah/nikmat-sehat-dan-waktu-luang/all/
Menghargai
hidup berarti memilih mengisi waktu dengan hal-hal positif: belajar dengan
sungguh-sungguh, menjaga hubungan baik dengan orang lain, merawat diri,
berkontribusi kepada lingkungan, serta menanamkan akhlak mulia dalam setiap
tindakan. Ibnu Miskawaih dalam filsafat etikanya menekankan bahwa kebajikan
hanya akan tumbuh melalui latihan dan kesengajaan. Maka, manusia perlu melatih
diri untuk menolak hal sia-sia dan mendekatkan diri pada kegiatan yang
mendatangkan kebaikan. Setiap keputusan kecil menjadi bagian dari pembentukan
karakter yang luhur.
Sumber: https://osc.medcom.id/community/tujuan-pembangunan-karakter-tanggung-jawab-dan-kepatuhan-pada-peraturan-926
Pada akhirnya, hidup
adalah perjalanan singkat yang menuntut kita untuk mengisinya dengan nilai dan
makna. Waktu akan terus berjalan, tetapi kita memiliki kuasa untuk memilih
bagaimana menggunakannya. Jika hidup dihiasi dengan kebaikan, maka setiap detik
menjadi investasi untuk dunia dan akhirat. Maka jangan sia-siakan kesempatan
yang Allah berikan. Jadikan setiap hari sebagai ruang untuk memperbaiki diri,
memberi manfaat, dan meninggalkan jejak kebaikan. Karena hidup itu berharga—dan
hanya mereka yang menghargainya yang akan merasakan kebahagiaan sejati.
*) Guru Biologi di SMAN
I Pangalengan, diamanahi sebagai Waka Kesiswaan
**) Sumber :
Al-Bukhari,
I. (2002). Shahih al-Bukhari. Dar Ibn Katsir.
Al-Farabi.
(1992). Ara’ Ahl al-Madinah al-Fadilah [Pandangan Masyarakat Kota Utama]. Dar
al-Masyriq.
Al-Ghazali,
A. H. (2005). Ihya’ Ulumuddin. Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Ibnu
Miskawaih. (1968). Tahdzib al-Akhlak [Penyempurnaan Akhlak]. Maktabah
al-Khanji.



terimakasih atas literasinya ibu
BalasHapushadad x-d
terimakasih atas literasinya sangat bermanfaat sekali
BalasHapusAmanda Risma Ayu X-E
terimakasih atas literasinya
BalasHapusqiran x-a
makasih bu alfirji x-d
BalasHapusTerimakasih atas literasi nya
BalasHapusMakasihh atas literasi nyaa buuu
BalasHapusNur alinda X A
makasi ibu atas literasinya
BalasHapusterimakasih atas literasinya ibuu
BalasHapusMEYSA XE