SENI
“CONDUCTING” DALAM PADUAN SUARA
Oleh
: Riscka Dwi Kania, S.Pd., Gr. *)
Pernahkah
anda menyaksikan barisan-barisan penyanyi yang menyanyikan lagu secara
bersamaan dan tentunya dengan harmonisasi yang indah? Ya, barisan para penyanyi
tersebut merupakan tim atau anggota paduan suara. Paduan suara atau koor (Bahasa
Belanda) merupakan istilah yang merujuk kepada ansambel musik yang terdiri atas
penyanyi-penyanyi yang umumnya membawakan lagu dalam beberapa bagian suara.
Pembagian suara ini biasanya terdiri dari empat register suara yaitu sopran
(suara tinggi perempuan), alto (suara rendah perempuan), tenor (suara tinggi
laki-laki), dan bass (suara rendah laki-laki).
Paduan
suara biasanya dipandu atau dipimpin oleh seorang dirigen atau conduktor.
Dirigen diambil dari Bahasa Jerman yakni “dirigent” yang artinya orang
yang mengarahkan. Conductor atau dirigen di sini adalah seorang pemimpin
yang mengatur para penyanyi menuju suatu interpretasi dari lagu yang dimainkan.
Mungkin bagi sebagian orang conductor dipandang sebagai hiasan atau
bahkan hanya mengayun-ayunkan tangan saja.
Maraknya
tayangan-tayangan di media sosial ataupun media lainnya yang menayangkan sosok conductor
/ dirigent dengan gerakan-gerakan yang variatif dan unik. Mulai dari
gerakan yang atraktif dan full power hingga gerakan yang memandu gerakan
penyanyi dalam untuk menggambarkan lirik lagu yang disampaikan. Tidak ada yang
menyalahi dalam gerakan tersebut. Namun dari satu tayangan yang menjadi viral
maka warga sosial media seolah latah meniru gerakan-gerakan conductor /
dirigent tersebut. Terlebih dalam pemilihan conductor / dirigent hanya
berdasarkan siapa yang paling lincah dalam geraknya. Dampak dari fenomena ini
masyarakat jadi beranggapan bahwa conductor / dirigent adalah sosok yang
paling lincah untuk memandu gerakan tarian dalam lagu.
Sumber
: https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2024/07/02/eni-mulyasari-dirigen-yang-viral-saat-memimpin-paduan-suara-nyanyi-lagu-jang-1_169.jpeg?w=700&q=90
Jika
merujuk pada fungsi yang sebenarnya conductor / dirigent seharusnya
memandu atau memimpin jalannya lagu, agar lagu tersebut dapat
terinterpretasikan baik dari segi tempo, dinamika, harmonisasi dan unsur-unsur
musik lainnya. Maka perlu diluruskan kembali pandangan masyarakat yang mulai
bergeser tadi, agar fungsi dan tugas conductor ini dapat kembali pada
hal yang seharusnya. Mengapa hal ini perlu diluruskan? Karena koor atau paduan
suara biasanya dipergunakan dalam kegiatan resmi salah satunya upacara pengibaran
bendera. Jika conductor hanya berfokus untuk memandu gerak tarian saja,
tentunya akan mengurangi nilai kekhidmatan acara ataupun lagu yang
dipersembahkan, karena nyawanya lagu terdapat pada unsur-unsur musikalitasnya
bukan pada gerak tarinya walaupun gerak tubuh atau tarian dapat memperindah
lagu namun ini hanya penunjang saja.
Sumber : https://www.instagram.com/p/ChpTZqLvmfz/?igsh=MTF1YXNsd290bHlmdA==
Agar pementasan lagu dapat
berjalan dengan baik, dibutuhkan seorang conductor / dirigent yang
memiliki wibawa, jiwa musikalitas yang mumpuni, dan memiliki imajinasi untuk
menginterpretasikan musik. Untuk menjadi conductor / dirigent yang baik kita perlu memahami beberapa seni dalam conducting
diantaranya :
1.
Seni dalam mengatur waktu
Secara
menyeluruh tugas seorang conductor adalah mengatur tempo. Maka sang conductor
memerlukan keahlian dalam mengatur tempo lagu yang beragam dalam setiap lagunya
2.
Seni dalam menginterpretasikan lagu
Conductor
hadir
untuk menghidupkan musik. Untuk mengkomunikan rasa karya yang akan disajikan
diperlukan seni untuk dapat mengolah bahasa gerak individu, memunculkan
unsur-unsur musik. Interpretasi ini yang sering dimainkan oleh gerak tangan
sang maestro seperti memperbesar volume suara, melembutkan suara, memberikan
aba-aba hentakan, mendayu dan hal lainnya
3.
Seni dalam memimpin
Seorang
conductor acapkali merupakan seorang music director. Mereka
harusa dapat meyankina orang banyak untuk melakukan apa yang merekan inginka di
bawah sadar orang yang dipimpin. Jika seorang conductor tidak mampu
memimpin focus kolektif para penyanyi maka akan hilanglah arah permainan vokal
para penyanyi dalam paduan suara
4.
Seni menjadi saluran
Seorang
conductor adalah koneksi visual yang vital merupakan jembatan antara
mata dan perasaan sang pendengar mengenai apa yang terjadi dalam musik.
5.
Seni dalam mengabadikan momen performa
Ada
kalanya ketika pendengar merasa terngiang setelah selesai mendengarkan lagu
atau karya yang disajikan. Semua itu dapat dipengaruhi oleh performa gerak
tangan sang maestro. Alunan-alunan ini terekam pada memori dan ingatan para
pendengar. Dari sini lah sang conductor dituntut untuk mampu mengolah
kemampuannya dalam merekam momen performa pada para pendengar.
Sumber : https://pin.it/3sbtNKdYD
**) disarikan dari berbagai
sumber
Mantap
BalasHapusterimakasih bu atas literasinya
BalasHapusTerimakasih ibu untuk literasinya๐๐ป
BalasHapusTerimakasih ibu untuk literasi nya
BalasHapusmantap bu ilmu baru
BalasHapusSangatt baguss ๐
BalasHapusTerimakasih ibu literasi nya
BalasHapusTerimakasih literasinya sangat bagus bu
BalasHapusTerimakasih ibu๐
BalasHapusTerimakasih Bu literasinya
BalasHapusGood bu riska..terimakasih tulisan tulisannya
BalasHapusBagus tulisanya teteh hatur nuhun menambah wawasan
BalasHapus๐๐ป๐๐ป
BalasHapusTerimakasih ilmu nya bu, sangat bermanfaat
BalasHapus