Jumat, 13 September 2024

Let's Care about Climate Change

 

Menuju Masa Depan yang Lebih Tangguh: Memahami dan Membangun Ketahanan Iklim

Oleh: Iis Masriah, S.Pd  *)

 

Hmmm…..Tahukah kalian apa itu perubahan iklim?

Perubahan iklim adalah perubahan yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia, sehingga mengubah komposisi atmosfer secara global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang lama, namun dapat diperbandingkan (KLHK, 2020).

Perubahan Iklim adalah perubahan rata-rata cuaca yang dapat diukur melalui temperatur, curah hujan atau angin yang disebabkan oleh meningkatnya suhu bumi dan pemanasan global.


Sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/pohon-apel-terbelah-dalam-dua-musim-musim-panas-dan-musim-dingin-gm585151548-100293645

Pernahkah kita  merasakan dampak perubahan iklim?

Misalnya cuaca yang semakin ekstrim, hujan dengan intensitas lama dan besar, suhu udara yang lebih panas, banjir yang lebih sering, atau kekeringan yang berkepanjangan?

Berbagai tantangan dapat terjadi dan muncul akibat perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air laut, cuaca ekstrem, dan perubahan pola curah hujan. Perubahan iklim adalah ancaman nyata yang kita hadapi saat ini. Perubahan iklim juga dapat menyebabkan gagal panen, perubahan pola musim hujan dan kekeringan yang lebih sering, hama dan penyakit tanaman yang semakin meluas dan penurunan produktivitas pertanian. Di bidang kesehatan, perubahan iklim juga dapat mengakibatkan peningkatan penyakit menular, gelombang panas dan malnutrisi atau kekurangan gizi yang dalam jangka lama dapat meluas hingga perselisihan antar negara bahkan terjadinya peperangan.

Mau lebih  tahu apa  penyebab perubahan Iklim? baca terus tulisan ini ya.

Penyebab perubahan iklim adalah apa yang disebut “ Gas Rumah Kaca GRK)”, yang meliputi karbondioksida (CO2, Metana (CH4) dan Nitrous Oksida (N2O). Gas Rumah kaca bukan hanya dihasilkan dari bahan bakar minyak, kendaraan bermotor dan asap pabrik lho, tapi dapat juga dapat dihasilkan dari pertanian. Kegiatan deforestasi dan pembakaran hutan/lahan,  konversi daerah basah dan lahan gambut, pertanian padi, peternakan, bahkan pemakaian pupuk anorganik. Kalau diperhatikan sepertinya aktivitas keseharian kita banyak sekali menyumbang bertambahnya GRK di permukaan bumi. Secara normal, seharusnya CO2 sebagai salah satu GRK bisa dinetralisir oleh tumbuhan melalui fotosintesis, namun kemampuan tumbuhan untuk menetralisir CO2 tersebut tidaklah seimbang dengan produksi GRK itu sendiri

Nah, lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mengurangi semakin melimpahnya GRK di atmosfer?

Untuk menghadapi tantangan ini, kita perlu membangun ketahanan iklim."

Ketahanan iklim bukan hanya tentang melindungi lingkungan, tetapi juga tentang menjaga kesejahteraan kita dan generasi mendatang. Ketahanan iklim juga bukan hanya tentang membangun bangunan yang kuat, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang tangguh.

Dengan memahami konsep ini, kita dapat mengambil langkah-langkah nyata untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Banyak langkah yang dapat diambil mulai dari reboisasi, pengolahan sampah, pengurangan sampah plastik, dll.

Menurut Bappenas ( 2023) salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam upaya ketahanan iklim diantaranya adalah dengan Nature-based Solution (NBS). Solusi berbasis alam (NBS) mengacu pada pengelolaan berkelanjutan dan penggunaan fitur dan proses alam untuk mengatasi tantangan sosial-lingkungan. NBS secara efektif dan adaptif mengatasi masalah air melalui pengelolaan berkelanjutan dan merestorasi atau memodifikasi ekosistem sambil memberikan keuntungan secara simultan kepada masyarakat dan keanekaragaman hayati. Dalam konteks ketahanan air, NBS menggunakan prinsip alamiah dari siklus air, di mana hujan turun, sebagian terserap ke dalam tanah, sementara yang lain mengalir ke permukaan bumi, dan kemudian mengalami proses transpirasi dan evaporasi yang mengembalikan air ke atmosfer.

Dalam Tata Kota NBS dapat dilakukan dengan :

  1. Green Roof (Atap Hijau), yaitu praktik pengelolaan air hujan yang sangat efektif di wilayah perkotaan karena kapasitasnya dalam menyimpan air dalam jumlah besar. atap hijau menawarkan manfaat berharga dalam menangkap partikel debu halus yang berbahaya dari udara, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kualitas udara dan kenyamanan secara keseluruhan di kawasan  perkantoran atau perkotaan yang padat penduduknya. Atap hijau juga memberikan keuntungan lain seperti mengurangi panas permukaan, mendukung biodiversitas perkotaan, dan manfaat ekonomi.

 
Gambar 1. Atap dengan ruang terbuka hijau

(sumber Meliala, 2024)

  1. Permeable/Porous Pavement (Perkerasan Berpori), perkerasan yang direncanakan dengan menggunakan bahan material yang mampu merembeskan aliran air ke dalam lapisan tanah di bawah nya. Jenis perkerasan ini memiliki kelebihan dalam melakukan peresapan air hujan ke dalam tanah sehingga limpasan air hujan di permukaan akan lebih sedikit. Contoh dari perkerasan berpori ini termasuk batu bata berpori, batu beton dikombinasikan dengan rumput, dan kerikil.

 
Gambar 2. Perkerasan Berpori

(sumber Meliala, 2024)

 

  1. Pertanian yang ramah lingkungan, membuat taman kota dan ruang hijau untuk kesehatan dan keseimbangan ekosistem. (PT Olah Karsa, 2024) 

Implementasi yang bisa kita lakukan untuk lingkungan sekolah kita sendiri kita juga dapat menciptakan ruang hijau yang sehat dengan memperbanyak tumbuhan di dalam lingkungan sekolah. Program sekolah Berketahanan Iklim telah mencanangkan penambahan jumlah tumbuhan di tiap kelas.  Penambahan jumlah tumbuhan di tiap kelas selain memberikan fungsi estetika dan relaksasi, diharapkan dapat memberikan udara yang lebih sehat.  Ayo kita dukung pula pelaksanaan Program Ketahanan Iklim lain seperti Biopact to School dan Sakesapoleca.

Bentuk dukungan program Sekolah Berketahanan Iklim dapat dilakukan dengan membantu mengimplementasikan semua program yang telah disusun.  Usaha kecil bila dilakukan oleh ribuan orang dan menjadi habit atau kebiasaan baik akan sangat berarti dan berdampak besar untuk mengurangi dampak perubahan iklim guna masa depan yang lebih tangguh dan kehidupan yang berkelanjutan.

Terima kasih, semoga tulisan ini memberi manfaat untuk kita semua.

*) Guru Biologi, Pengelola Program Sekolah Berketahanan Iklim di SMAN 1 Pangalengan, pemerhati lingkungan

 

 Referensi :

BRIN. 2023. Potensi Dampak Perubahan Iklim terhadap Lingkungan https://www.bappenas.go.id/id/berita/luncurkan-dokumen-kebijakan-pembangunan-berketahanan-iklim

IKUPI. 2024. Ketahanan Iklim Berbasis Masyarakat: Konsep dan Implementasi.  Link :  https://ikupi.org/ketahanan-iklim-berbasis-masyarakat-konsep-dan-implementasi/#:~:text=Ketahanan%20iklim%20secara%20umum%20dipahami,dan%20perdesaan%20akibat%20perubahan%20iklim

KLHK. 2020. Ketahanan Iklim, SDGs dan NDC. https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/5839/ketahanan-iklim-sdgs-

Litany Meliala. 2024. Pembangunan Berketahanan Iklim. Low Carbon Development Indonesia. https://lcdi-indonesia.id/category/blog/pembangunan-berketahanan-iklim/

PT. Olah Karsa. 2024. Menggali Potensi Keberlanjutan: Peran Nature Based Solutions

Kamis, 12 September 2024

ETNOPRENEURSHIP

   TUKANG KIRIDIT MODEL  ETNOPRENEUR “ALA” TASIKMALAYA

Oleh: Literatsmansa


Ananda yang baik, suatu hari penulis mendapatkan tugas monitoring pemberian hibah alat peraga IPA dari Direktorat PSMP Kemdikbud  ke sekolah-sekolah SMP Satu atap di daerah Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, tak sengaja berjumpa dengan orang Tasik yang sedang menjajakan barang kerajinan kulit  (dompet, tas, ikat pinggang,dll) secara kredit. Ini bukan kali pertama bertemu dengan orang Tasik di luar pulau, beberapa bulan sebelumnya, penulis juga bertemu dengan orang Tasik yang menjadi pejabat di Kabupaten Kepulauan Buru Provinsi Maluku yang merantau dan profesi awalnya sebagai Tukang kredit kemudian sukses menjadi Wakil Bupati Kepulauan Buru saat itu.

Gambar:Masjid Agung Kota Ambon Maluku (Dok. Pribadi)

Satu dari sekian banyak sebutan yang melekat pada Tasik (Tasikmalaya) adalah dikenal sebagai daerah asal Tukang Kiridit atau tukang kredit. Ini adalah sebutan untuk pedagang keliling yang menjual berbagai barang kebutuhan dengan cara dicicil. Dari Tasikmalaya, tukang kiridit menyebar hampir ke seluruh kota-kota di Indonesia. Mereka gigih mengais rejeki di perantauan. Pola pembayaran yang bisa dicicil dianggap membantu masyarakat atau konsumennya yang mayoritas kalangan menengah ke bawah.

 

Sumber:https://www.kompasiana.com/irwanrinaldi/61a45d838ab1f1292117be62/gara-kredit-panc

Bagi Tasikmalaya sendiri eksistensi tukang kiridit ini menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi. Cuan yang diraup tukang kiridit di perantauan, tentu saja dibawa pulang dan dibelanjakan di Tasikmalaya. Banyak mereka yang sukses kemudian disebut sebagai bos kiridit. Dapat dipastikan kondisi itu memberi dampak positif bagi perekonomian Tasikmalaya. Namun demikian masa kejayaan itu kini telah pudar. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah menggerus sektor usaha informal yang sempat membuat Tasikmalaya menasional. Penjualan barang secara online membuat tukang kiridit semakin sulit bertahan, apalagi beberapa aplikasi juga menyediakan fitur penjualan kredit atau penjualan dengan pembayaran dicicil.

 


Sumber:https://mutasi-jabar.blogspot.com/2012/06/diaspora-tukang-kredit-tasikmalaya.html

Dalam makalah berjudul "Tradisi Merantau Tukang Kiridit Dari Tasikmalaya" tahun 2007 yang ditulis Didin Saripudin dari Universitas Pendidikan Indonesia disebutkan keberadaan tukang kiridit di Tasikmalaya tidak bisa dipastikan secara akurat kapan mulai berkembang. Tapi paling tidak, hasil penelitian Sutjipto (1985) dan Saripudin (2003) berdasarkan sumber-sumber lisan, menunjukkan dua versi asal-usul tukang kiridit di Tasikmalaya.

 
Sumber: 
https://phesolo.wordpress.com/2012/06/28/perdagang-klonthong-dan-mindering-cina-di-jawa-masa-kolonial/ 

Yang pertama, kemunculan tukang kiridit ditengarai terinspirasi oleh tukang mindring dari Cina yang muncul di tanah air termasuk tatar Sunda sekitar tahun 1920. Tukang mindring merupakan pedagang keliling warga Cina Perantauan yang menjajakan barang dagangan seperti baju, kain dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Selain pembayaran tunai, mereka juga menjual dengan cara diangsur harian atau mingguan.

 
Sumber: 
https://www.pinterest.co.uk/pin/562246334716589667/

Selanjutnya aktivitas usaha para pedagang Cina ini berkembang. Banyak dari mereka yang memilih berdagang menetap atau membuka toko. Pada saat pengaruh Cina mindring ini mulai kendor karena mereka membuka aktivitas ekonomi yang lebih menetap dan stabil di kota-kota, munculah tukang gendong, yaitu orang Tasikmalaya yang menggantikan cara mindring itu. Mereka berkeliling dari kampung ke kampung dengan membungkus barang dagangan dengan kain berukuran lebar, semacam taplak meja. Karena itulah mereka terkenal dengan julukan tukang gendong. Gejala seperti ini masih terlihat sampai sekitar tahun 1940-an hingga munculnya istilah tukang kiridit.

Versi kedua terkait asal usul tukang kiridit yang  diawali dari para santri asal Tasikmalaya yang belajar di pesantren-pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Untuk bekal hidup selain mereka membawa uang juga mereka membawa barang-barang, terutama barang-barang yang dihasilkan dari Tasikmalaya seperti kain, sandal dan aneka kerajinan yang lain. Sebagaimana diketahui, sejak dulu Tasikmalaya dikenal dengan hasil produksi kerajinannya. Dengan cara ini konsumen merasa diuntungkan karena dapat membayar dengan cara cicilan dan para santri juga untung karena dengan pembayaran semacam ini dapat memanjangkan biaya hidup mereka semasa mondok. Apabila bekal mereka sudah habis mereka pun pulang ke Tasikmalaya untuk mengambil kembali barang-barang yang dapat dikreditkan.


Sumber:https://iluminasi.com/bm/kisah-migrasi-besar-besaran-orang-cina-ke-tanah-melayu.htm

Pola marketing yang mulai digandrungi sebagai ladang usaha itu kemudian "meledak" ketika wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya tidak kondusif akibat muncul pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) pimpinan Kartosuwiryo di dekade 1950-an (tanya ke Pa Pepi, Pa Rifki, atau Bu Widi untuk jelasnya). Suasana kampung halaman yang dapat dikatakan tidak aman disinyalir mendorong urbanisasi masyarakat Tasikmalaya ke kota-kota di Jawa Barat dan Jakarta. Mereka yang memutuskan "nyaba ka kota" banyak yang memiliki menekuni usaha tukang kiridit. "Peristiwa inilah yang diperkirakan selanjutnya banyak memberikan pengaruh besar dan daya dorong mobilitas para tukang kiridit. Mereka tersebar mula-mula ke kota-kota yang aman di Jawa Barat dan Jakarta. Jiwa petualangan dan benih keinginan berprestasi dalam bidang ekonomi yang secara kultural tertanam pada orang Tasikmalaya yang mendorong mereka melakukan mobilitas ke luar Jawa Barat bahkan ke luar Pulau Jawa. Komoditas barang dagangannya beragam, tidak hanya kerajinan atau kebutuhan sandang saja, bahkan sampai minyak kelapa pun dijual dengan cara kredit. Ini tentu saja berkaitan dengan daya beli masyarakat pada masa itu.

Semangat petualangan serta benih keinginan berprestasi dalam bidang ekonomi yang secara kultural tertanam pada suatu komunitas dan menjadi “brand image” komunitas itulah yang kita kenal sebagai Etnopreneur. Ananda pasti mengenal “Rumah Makan Padang, Warung Nasi Tegal atau Warteg, Sate Madura, BRI (Bubur kacang, Rokok, Indomie) Kuningan, muncul pula sekarang "Warung Madura" saingan Alfamart dan Indomaret, dll. yang Ketika mendengarnya, langsung lekat dengan daerah atau komunitas tertentu lengkap dengan pernak-pernik cerita kesusksesan dan cucuran air mata dalam mengembangkan jiwa kerwirausahaan (entrepreneurship) mereka di perantauan….Hebat ya..ternyata selain terkenal sebagai Pelaut ulung, bangsa kita juga mempunyai semangat entrepreneur yang ruaaarrr biasa!!! Setujukah? Komen ya!!

 **disarikan dari berbagai sumber

Rabu, 11 September 2024

ARTPEDIA

 

SENI “CONDUCTING” DALAM PADUAN SUARA

Oleh : Riscka Dwi Kania, S.Pd., Gr. *)

Pernahkah anda menyaksikan barisan-barisan penyanyi yang menyanyikan lagu secara bersamaan dan tentunya dengan harmonisasi yang indah? Ya, barisan para penyanyi tersebut merupakan tim atau anggota paduan suara. Paduan suara atau koor (Bahasa Belanda) merupakan istilah yang merujuk kepada ansambel musik yang terdiri atas penyanyi-penyanyi yang umumnya membawakan lagu dalam beberapa bagian suara. Pembagian suara ini biasanya terdiri dari empat register suara yaitu sopran (suara tinggi perempuan), alto (suara rendah perempuan), tenor (suara tinggi laki-laki), dan bass (suara rendah laki-laki).

Paduan suara biasanya dipandu atau dipimpin oleh seorang dirigen atau conduktor. Dirigen diambil dari Bahasa Jerman yakni “dirigent” yang artinya orang yang mengarahkan. Conductor atau dirigen di sini adalah seorang pemimpin yang mengatur para penyanyi menuju suatu interpretasi dari lagu yang dimainkan. Mungkin bagi sebagian orang conductor dipandang sebagai hiasan atau bahkan hanya mengayun-ayunkan tangan saja.

Maraknya tayangan-tayangan di media sosial ataupun media lainnya yang menayangkan sosok conductor / dirigent dengan gerakan-gerakan yang variatif dan unik. Mulai dari gerakan yang atraktif dan full power hingga gerakan yang memandu gerakan penyanyi dalam untuk menggambarkan lirik lagu yang disampaikan. Tidak ada yang menyalahi dalam gerakan tersebut. Namun dari satu tayangan yang menjadi viral maka warga sosial media seolah latah meniru gerakan-gerakan conductor / dirigent tersebut. Terlebih dalam pemilihan conductor / dirigent hanya berdasarkan siapa yang paling lincah dalam geraknya. Dampak dari fenomena ini masyarakat jadi beranggapan bahwa conductor / dirigent adalah sosok yang paling lincah untuk memandu gerakan tarian dalam lagu.


Sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2024/07/02/eni-mulyasari-dirigen-yang-viral-saat-memimpin-paduan-suara-nyanyi-lagu-jang-1_169.jpeg?w=700&q=90

Jika merujuk pada fungsi yang sebenarnya conductor / dirigent seharusnya memandu atau memimpin jalannya lagu, agar lagu tersebut dapat terinterpretasikan baik dari segi tempo, dinamika, harmonisasi dan unsur-unsur musik lainnya. Maka perlu diluruskan kembali pandangan masyarakat yang mulai bergeser tadi, agar fungsi dan tugas conductor ini dapat kembali pada hal yang seharusnya. Mengapa hal ini perlu diluruskan? Karena koor atau paduan suara biasanya dipergunakan dalam kegiatan resmi salah satunya upacara pengibaran bendera. Jika conductor hanya berfokus untuk memandu gerak tarian saja, tentunya akan mengurangi nilai kekhidmatan acara ataupun lagu yang dipersembahkan, karena nyawanya lagu terdapat pada unsur-unsur musikalitasnya bukan pada gerak tarinya walaupun gerak tubuh atau tarian dapat memperindah lagu namun ini hanya penunjang saja.

Sumber : https://www.instagram.com/p/ChpTZqLvmfz/?igsh=MTF1YXNsd290bHlmdA==

Agar pementasan lagu dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan seorang conductor / dirigent yang memiliki wibawa, jiwa musikalitas yang mumpuni, dan memiliki imajinasi untuk menginterpretasikan musik. Untuk menjadi conductor / dirigent yang  baik kita perlu memahami beberapa seni dalam conducting diantaranya :

1.    Seni dalam mengatur waktu

Secara menyeluruh tugas seorang conductor adalah mengatur tempo. Maka sang conductor memerlukan keahlian dalam mengatur tempo lagu yang beragam dalam setiap lagunya

2.    Seni dalam menginterpretasikan lagu

Conductor hadir untuk menghidupkan musik. Untuk mengkomunikan rasa karya yang akan disajikan diperlukan seni untuk dapat mengolah bahasa gerak individu, memunculkan unsur-unsur musik. Interpretasi ini yang sering dimainkan oleh gerak tangan sang maestro seperti memperbesar volume suara, melembutkan suara, memberikan aba-aba hentakan, mendayu dan hal lainnya

3.    Seni dalam memimpin

Seorang conductor acapkali merupakan seorang music director. Mereka harusa dapat meyankina orang banyak untuk melakukan apa yang merekan inginka di bawah sadar orang yang dipimpin. Jika seorang conductor tidak mampu memimpin focus kolektif para penyanyi maka akan hilanglah arah permainan vokal para penyanyi dalam paduan suara

4.    Seni menjadi saluran

Seorang conductor adalah koneksi visual yang vital merupakan jembatan antara mata dan perasaan sang pendengar mengenai apa yang terjadi dalam musik.

5.    Seni dalam mengabadikan momen performa

Ada kalanya ketika pendengar merasa terngiang setelah selesai mendengarkan lagu atau karya yang disajikan. Semua itu dapat dipengaruhi oleh performa gerak tangan sang maestro. Alunan-alunan ini terekam pada memori dan ingatan para pendengar. Dari sini lah sang conductor dituntut untuk mampu mengolah kemampuannya dalam merekam momen performa pada para pendengar.


Sumber : https://pin.it/3sbtNKdYD

 *) Guru Seni Budaya di SMAN 1 Pangalengan, praktisi Paduan suara, penikmat music sekaligus kreatif mengcover lagu-lagu masa kini untuk dinikmati khalayak di media sosial

**) disarikan dari berbagai sumber

Selasa, 10 September 2024

HUMANIA

 

PLAYING VICTIM DI KALANGAN REMAJA SMA

Oleh: Pipit Pitriani,S.Pd *)

 


Apa Itu 'Playing Victim'?

'Playing victim' adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang yang berpura-pura menjadi korban dalam situasi tertentu. Di kalangan remaja, terutama di sekolah menengah atas (SMA), perilaku ini sering muncul dalam interaksi sosial, baik di dalam kelas maupun di media sosial.

 
Sumber: https://www.alodokter.com/playing-victim-kenali-arti-ciri-ciri-dan-cara-menghadapinya

Mengapa Remaja Melakukan Ini?

Ada beberapa alasan mengapa remaja mungkin terjebak dalam pola 'playing victim':

1.     Mencari Perhatian: Remaja sering kali merasa perlu diperhatikan oleh teman-teman mereka. Dengan berpura-pura menjadi korban, mereka berharap mendapatkan simpati dan perhatian lebih.

2.     Menghindari Tanggung Jawab: Dalam situasi sulit, beberapa remaja mungkin merasa lebih mudah untuk menyalahkan orang lain daripada mengakui kesalahan mereka sendiri.

3.     Tekanan Sosial: Lingkungan sosial yang kompetitif di sekolah dapat membuat remaja merasa tertekan. Mereka mungkin merasa bahwa menjadi korban adalah cara untuk mendapatkan dukungan dari teman-teman.

 

Sumber: https://aktual.com/penduduk-kota-marak-alami-tekanan-sosial-menkes-ingatkan-pentingnya-jaga-kesehatan-jiwa

Tanda-Tanda 'Playing Victim'

1.     Selalu Mengeluh: Jika seseorang terus-menerus mengeluh tentang bagaimana mereka diperlakukan, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang 'playing victim'.

2.     Mencari Simpati di Media Sosial: Remaja yang sering memposting tentang kesedihan atau ketidakadilan yang mereka alami mungkin sedang berusaha mendapatkan perhatian.

3.     Menolak untuk Berbicara tentang Solusi: Jika seseorang lebih fokus pada masalah daripada mencari solusi, mereka mungkin terjebak dalam pola ini.

 
Sumber: https://buku.kompas.com/read/421/6-tips-atasi-rasa-kurang-percaya-diri

Dampak Negatif

Perilaku 'playing victim' dapat memiliki dampak negatif, seperti:

  1. Mengganggu Hubungan: Teman-teman mungkin merasa lelah atau frustrasi dengan sikap ini, yang dapat merusak hubungan.
  2. Mengurangi Kepercayaan Diri: Terus-menerus merasa sebagai korban dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan kepercayaan diri.
  3. Menciptakan Lingkungan Negatif: Ketika banyak orang terjebak dalam pola ini, suasana di sekolah bisa menjadi tidak sehat dan penuh drama.

Cara Mengatasi

1.     Refleksi Diri: Penting untuk merenungkan apakah kita benar-benar menjadi korban atau jika ada hal lain yang bisa kita pelajari dari situasi tersebut.

2.     Berbicara Terbuka: Diskusikan perasaan kita dengan teman dekat atau guru. Terkadang, berbicara dengan orang lain dapat membantu kita melihat situasi dengan lebih jelas.

3.     Fokus pada Solusi: Alih-alih terjebak dalam perasaan sebagai korban, cobalah untuk mencari solusi dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk memperbaiki situasi.

 

Sumber: https://www.inilah.com/jangan-fokus-pada-solusi

Simpulan

Memahami dan mengenali perilaku 'playing victim' adalah langkah penting bagi remaja. Dengan menyadari pola ini, kita dapat berusaha untuk menjadi lebih bertanggung jawab dan positif dalam menghadapi tantangan hidup. Setiap pengalaman, baik atau buruk, adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Mari kita ciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan positif di antara kita!

*) Guru Mata Pelajaran Geografi di SMAN 1 Pangalengan, Ibu Rumah tangga, pemerhati masalah remaja.

**) dikutif dari berbagain sumber

Senin, 09 September 2024

bahaSABUdaya

 

PERBEDAAN PENGGUNAAN BAHASA INGGRIS

Oleh: Karmila, SS

 


Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Selamat pagi anak-anaku semua, hliterasi hari ini ibu akan menyampaikan tentang perbedaan penggunaan Bahasa Inggris di dunia, kususnya di negara Inggrisnya sendiri, Amerika dan Australia. Marilah kita mengenal penggunaannya di tiga negara tersebut, akan tetapi  akan ibu berikan pengantar terlebih dahulu.

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan di banyak negara di seluruh dunia. Namun, meskipun dasarnya sama, Bahasa Inggris yang digunakan di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan negara-negara lainnya memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Hal ini mencakup pengucapan, kosakata, ejaan, serta beberapa aturan tata bahasa yang bervariasi sesuai dengan budaya dan pengaruh lokal masing-masing wilayah.

Perbedaan-perbedaan ini sering disebut sebagai variasi dialek, seperti American English (AmE), British English (BrE), dan Australian English (AusE). Meskipun perbedaan-perbedaan ini tidak menghambat komunikasi antarpenutur bahasa Inggris di seluruh dunia, memahami variasi-variasi tersebut dapat membantu kita lebih peka dalam menyesuaikan penggunaan bahasa, tergantung pada konteks budaya atau geografis.

Melalui pembahasan ini, kita akan melihat beberapa perbedaan utama dalam hal kosakata, ejaan, pengucapan, dan tata bahasa yang membedakan penggunaan bahasa Inggris di negara-negara ini. Dengan memahami hal ini, kita dapat menjadi lebih fasih dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, sesuai dengan variasi yang relevan.

Sumber: https://www.english-academy.id/blog/contoh-percakapan-bahasa-inggris-pada-kehidupan-sehari-hari

A.    Bahasa Inggris (UK)

Sumber: https://depositphotos.com/id/editorial/principal-facade-buckingham-palace-204205652.html


Bahasa Inggris Britania (British English) adalah salah satu variasi utama bahasa Inggris yang digunakan di Britania Raya, termasuk Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. British English memiliki beberapa perbedaan dalam ejaan, tata bahasa, kosakata, dan pengucapan jika dibandingkan dengan American English. Berikut beberapa aspek penting dalam penggunaannya:

1. Ejaan (Spelling):

  • Colour (Britania) vs. Color (Amerika)
  • Centre (Britania) vs. Center (Amerika)
  • Travelling (Britania) vs. Traveling (Amerika)
  • Huruf tambahan, seperti "u" dalam kata-kata seperti "favour", "neighbour", dan penggunaan "s" daripada "z" dalam kata seperti "organise" (Britania) vs. "organize" (Amerika).

2. Kosakata (Vocabulary):

  • Flat (Britania) vs. Apartment (Amerika)
  • Lift (Britania) vs. Elevator (Amerika)
  • Lorry (Britania) vs. Truck (Amerika)
  • Biscuit (Britania) vs. Cookie (Amerika)

3. Tata Bahasa (Grammar):

  • British English cenderung lebih sering menggunakan Present Perfect dibandingkan Past Simple dalam beberapa situasi. Contohnya:
    • British: "Have you eaten yet?"
    • American: "Did you eat yet?"
  • Got digunakan lebih sering dalam British English, sementara American English cenderung menggunakan gotten. Contohnya:
    • British: "I’ve got it."
    • American: "I’ve gotten it."

4. Pengucapan (Pronunciation):

  • British English sering tidak mengucapkan "r" pada akhir kata atau sebelum konsonan (non-rhotic accent), seperti pada kata "car" dan "hard".
  • Vokal pada kata-kata seperti "bath", "dance", dan "grass" sering diucapkan dengan vokal panjang dalam aksen British English standar (Received Pronunciation atau RP), dibandingkan dengan pengucapan yang lebih pendek di American English.

5. Tanggal dan Waktu:

  • Tanggal biasanya ditulis dalam format DD/MM/YYYY di British English, berbeda dengan format MM/DD/YYYY yang umum digunakan di Amerika.
  • Jam 12:00 siang disebut 12:00 midday atau 12:00 noon di British English, dibandingkan dengan 12:00 PM dalam American English.

6. Penggunaan Kolektif (Collective Nouns):

  • Dalam British English, kata benda kolektif seperti "team", "family", atau "government" sering diperlakukan sebagai jamak. Contoh:
    • British: "The team are playing well."
    • American: "The team is playing well."

British English sangat dipengaruhi oleh sejarah dan dialek regional di Inggris, dan masih menjadi standar bahasa di banyak negara Persemakmuran.

B.    Bahasa Inggris Amerika ( American English )

Sumber: https://internasional.kompas.com/read/2021/04/03/180039770/cerita-dunia-sejarah-patung-liberty-awalnya-dipasang-di-terusan-suez

Bahasa Inggris Amerika (American English) adalah salah satu variasi utama bahasa Inggris yang digunakan di Amerika Serikat. Meskipun ada kesamaan dengan bahasa Inggris Britania, American English memiliki perbedaan dalam ejaan, tata bahasa, kosakata, dan pengucapan. Berikut beberapa aspek penting dalam penggunaan Bahasa Inggris Amerika:

1. Ejaan (Spelling):

  • Color (Amerika) vs. Colour (Britania)
  • Center (Amerika) vs. Centre (Britania)
  • Traveling (Amerika) vs. Travelling (Britania)

2. Kosakata (Vocabulary):

  • Apartment (Amerika) vs. Flat (Britania)
  • Elevator (Amerika) vs. Lift (Britania)
  • Truck (Amerika) vs. Lorry (Britania)

3. Tata Bahasa (Grammar):

  • American English lebih cenderung menggunakan Past Simple dibanding Present Perfect dalam beberapa konteks. Contohnya:
    • American: "Did you eat yet?"
    • British: "Have you eaten yet?"

4. Pengucapan (Pronunciation):

  • Dalam American English, huruf "r" sering diucapkan lebih jelas, terutama pada akhir kata, seperti pada kata "car" atau "better".
  • Penggunaan vokal dalam beberapa kata juga bisa berbeda, seperti pada kata "dance" atau "bath", di mana American English menggunakan bunyi vokal pendek.

5. Tanggal dan Waktu:

  • Tanggal di American English biasanya ditulis dalam format MM/DD/YYYY, sedangkan di British English sering menggunakan DD/MM/YYYY.
  • Jam 12:00 siang disebut 12:00 PM dalam American English, bukan 12:00 midday.

Penggunaan American English sering dipengaruhi oleh budaya dan media Amerika yang luas, dan merupakan standar bahasa Inggris di berbagai negara

C.    Bahasa Inggris Australia (Australian English )

Sumber: https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/10/31/150000982/sejarah-pembangunan-sydney-opera-house?page=a

Bahasa Inggris Australia (Australian English) adalah variasi bahasa Inggris yang digunakan di Australia. Walaupun banyak kesamaannya dengan British English dan American English, Australian English memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh sejarah, geografi, serta budaya Australia. Berikut beberapa aspek penting dalam penggunaannya:

1. Ejaan (Spelling):

  • Ejaan Australian English cenderung mengikuti British English. Contohnya:
    • Colour (Australia) vs. Color (Amerika)
    • Centre (Australia) vs. Center (Amerika)
    • Organise (Australia) vs. Organize (Amerika)
  • Penggunaan huruf "s" lebih umum dalam Australian English daripada "z", seperti pada kata "realise", "organise", dan "recognise".

2. Kosakata (Vocabulary):

Australian English memiliki banyak kosakata yang unik atau berbeda dari British atau American English, sebagian besar dipengaruhi oleh kehidupan di Australia dan budaya lokal. Beberapa contoh kosakata khas Australia:

  • Arvo = Afternoon
  • Bogan = Seseorang yang dianggap kurang berpendidikan atau berpakaian kurang sopan
  • Servo = Service station (pom bensin)
  • Brekkie = Breakfast (sarapan)
  • Thongs = Sandal jepit (disebut flip-flops dalam American English)
  • Mate = Teman, istilah umum yang sering digunakan dalam percakapan santai.

Ada juga beberapa istilah yang berbeda dari British dan American English:

  • Ute (Australia) vs. Pickup truck (Amerika)
  • Boot (Australia/Britania) vs. Trunk (Amerika) untuk bagian belakang mobil.
  • Lift (Australia/Britania) vs. Elevator (Amerika)

3. Tata Bahasa (Grammar):

Tata bahasa Australian English pada umumnya mirip dengan British English, namun sering menggunakan bentuk yang lebih santai dan informal dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan slang (bahasa gaul) sangat umum dalam percakapan informal.

  • Bentuk Present Perfect (misalnya, "I have just eaten") lebih sering digunakan daripada Past Simple dalam beberapa kasus, mirip dengan British English.
  • Got lebih sering digunakan dalam Australian English, sedangkan gotten yang umum di American English jarang digunakan.

4. Pengucapan (Pronunciation):

  • Pengucapan dalam Australian English dikenal dengan aksennya yang khas, yang sering tidak terlalu jelas atau cenderung "melembutkan" bunyi-bunyi tertentu.
  • "R" di akhir kata sering tidak diucapkan, mirip dengan British English (non-rhotic accent). Contohnya, "car" diucapkan lebih dekat dengan "cah".
  • Bunyi vokal dalam beberapa kata bisa terdengar berbeda. Misalnya, kata "day" bisa terdengar seperti "die" di beberapa aksen Australia.
  • Vokal dalam kata-kata seperti "dance", "chance", dan "plant" biasanya diucapkan dengan bunyi pendek, mirip dengan American English, bukan vokal panjang seperti dalam British English.

5. Tanggal dan Waktu:

  • Australian English menggunakan format tanggal DD/MM/YYYY, sama seperti di British English.
  • Jam 12:00 siang disebut 12:00 midday atau 12:00 noon, mirip dengan British English.

6. Gaya Percakapan:

  • Australian English sangat santai dan sering menggunakan diminutives, yaitu kata yang dipendekkan dan diberi akhiran, seperti "arvo" (afternoon), "brekkie" (breakfast), dan "cuppa" (cup of tea).
  • Istilah "mate" sangat umum digunakan sebagai bentuk sapaan informal.

7. Pengaruh Budaya dan Bahasa Aborigin:

Australian English juga dipengaruhi oleh beberapa kosakata dari bahasa Aborigin Australia. Beberapa istilah seperti kangaroo, boomerang, dan billabong berasal dari bahasa-bahasa asli Australia.

Dengan demikian, Australian English memiliki ciri-ciri khas tersendiri yang dipengaruhi oleh lingkungan lokal, sejarah, dan interaksi budaya yang unik di Australia, namun tetap memiliki dasar yang kuat dari British English.

Demikianlah literasi dari ibu, semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu kita hari ini.

Wassalamalaikum warahmatullahi wabarakatuh,

*) Guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Pangalengan

**) dikutif dari berbagai sumber

Let's Care about Climate Change

  Menuju Masa Depan yang Lebih Tangguh: Memahami dan Membangun Ketahanan Iklim Oleh: Iis Masriah, S.Pd   *)   Hmmm…..Tahukah kalian apa ...