Ramadan Dari Masa Ke Masa
Oleh: Rusmana *)
Maraknya tema Ramadan di berbagai media, menandai akan datangnya bulan
mulia, bulan yang senantiasa di rindukan oleh kaum Muslimin di seluruh dunia.
Sebagai orang yang lahir dan besar di daerah pedesaan, tradisi menyongsong Ramadan
begitu kental dengan berbagai tradisi kebersamaan, gotong royong dan berbagi
kebahagian antar warga desa. Masih segar dalam ingatan saya ketika harus
mengantar “rantang” yang berisi olahan makanan Ibu untuk disampaikan ke para
tetangga sebagai tanda syukur dipertemukan kembali dengan Ramadan tahun ini.
Beberapa hari menjelang Ramadan, tak ketinggalan bapak-bapak dan kaum remaja
bersama-sama membersihkan langar atau masjid yang akan digunakan shalat Tarawih
pada saatnya nanti. Pun demikian dengan saya dan anak-anak yang sibuk membuat
obor dan Lodong (Meriam bambu) untuk menyemarakkan bulan penuh rahmat
yang datang setahun sekali ini.
Saat Ramadan tiba, ibu-ibu
sibuk memasak dan membuat camilan seperti kolak pisang, candil, pisang goreng, cendol,
cincau dan lain sebagainya untuk disajikan
di masjid sebagai hidangan takjil buka puasa atau sekedar makanan ringan
pengantar Bapak-bapak Tadarusan membaca Al Qur’an setelah selesai
melaksanakan shalat Tarawih. Hal itu berlangsung selama bulan Ramadan dengan membuat
jadwal bergilir bagi semua warga yang mampu. Kehidupan masjid atau langar begitu
terasa meriah, ditambah keceraiaan anak-anak sepulang shalat Tarawih dengan
aktivitas menabuh bedug, membunyikan lodong atau sekedar bermain
kucing-kucingan diterangi obor sebelum mereka pulang ke rumahnya masing-masing.
Berbeda di pedesaan sekitar
30 tahun yang lalu, sekarang ketika saya
tinggal di tempat yang sama, tradisi-tradisi menyambut datangnya bulan Ramadan seperti
yang disebutkan di paragraf sebelumya sudah mulai jarang ditemukan atau bahkan
sudah hilang dan berganti dengan tradisi baru seiring dengan perkembangan zaman
serta dinamika masyarakat penghuninya. Munculnya acara buka bersama (BukBer)
yang seolah menggeser tradisi berkirim rantang pada masa lalu. Sekalipun esensi
dari berkirirm rantang dan acara buka bersama terdapat kesamaan, dimana kedua
kegiatan tersebut intinya berbagi kebahagiaan menyambut datangnya Ramadan. Sekalipun
buka bersama biasanya diadakan di tempat-tempat tertentu seperti rumah pejabat,
café, restoran atau hotel berbintang dengan menu yang tentunya variative
disesuaikan dengan pesanan si empunya hajat. Sedangkan, tradisi berkirim
rantang, ditujukan pada semua tetangga terdekat dengan menu tradisonal yang
khas daerahnya dan hanya ada pada momen Ramadan saja.
Masjid atau langar menjadi
pusat pembagian makanan takjil pada waktu dulu. Sekarang, sering kita dapati
baik secara berkelompok atau perorangan kegiatan bagi-bagi takzil gratis di
pinggir jalan, lampu merah, mall atau tempat umum lainnya tidak berpusat
di masjid atau langar saja, dengan tujuan berbagi kebahagian atau berbagi rizki
bersama orang-orang yang menjalankan ibadah syaum di bulan Ramadan.
Terkadang, kita juga mendengat kegiatan-kegiatan berbagi di bulan mulia ini
dalam bentuk Saur on the Road, bagi-bagi amplop bagi kaum dhuafa, acara give
away di TV-TV dan lain sebagainya yang pada Ramadan dulu tidak kita dapati.
Sejatinya, dari masa ke masa
tradisi menyongsong dan menghidupkan suasana bulan Ramadan memilki benang merah
yang sama. Kegembiraan datangnya bulan suci ini direspon dalam bentuk
kegiatan-kegiatan yang mencerminkan kebahagiaan dipertemukan kembali pada bulan
penuh ampunan ini seraya mengharap ridho, karunia serta balasan terbebas
dari api neraka sesuai dengan hadist riwayat An-Nasa’i yang berbunyi “Barang
siapa yang bergembira akan hadirnya bulan Ramadan, maka jasadnya tidak akan
tersentuh sedikit pun oleh api neraka”...Amien ya rabbal a’lamin.
Ya Allah....sampaikan hamba ke bulan mulia....Amien yra!!
Sumber: "Ramadhan Bulan Berbagi, Berbagi Bulan Ramadhan" ditulis Rusmana, penerbit Klik Media, Jogjakarta: 2021
Alhamdulillah bapak sangat bermanfaat, jadi tidak sabar menyambut bulan ramadhan 😁🥰
BalasHapusTerimakasih bapak, ilmunya sangat bermanfaat untuk kita semua 🙏
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih atas ilmunya bapak, semoga kita semua bisa bertemu dengan bulan ramadhan aamiin.
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih bapak, ilmunya sangat bermanfaat dan semoga bisa segera bertemu dengan bulan Ramadhan 🙏
BalasHapusAdelia nur alifa Xl MIPA 3
BalasHapusTerimakasih atas ilmunya bapak
Alhamdulillah. Terimakasih bapak atas ilmunya yang sangat bermanfaat 🙏
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih bapak atas ilmunya sangat bermanfaat🙏
BalasHapusalhamdulillah,terimakasih bapak atas ilmunya semoga ilumunya bermanfaat🙏🏻
BalasHapusMaa syaa allah, alhamdulilah, terimakasih atas ilmunya bapak, semoga kita semua dapat dipertemukan kembali dgn bulan ramadhan nanti, aamiin
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih atas ilmunya bapak, semoga kita semua bisa bertemu dengan bulan ramadhan aamiin. 🙏
BalasHapusalhamdulillah terimakasih bapa,masya allah tabarakallah 🙏🏻
BalasHapusAlhamdulillah. Terimakasih banyak atas ilmunya bapak 🙏
BalasHapusterimakasih bapak, ilmunya sangat bermanfaat bagi kami semua
BalasHapusterimakasih ilmu nya pak (alyka xi ips2 )
BalasHapusterimakasih atas literasinya, (sekar xi ips 2) ga kerasa bulan ramadhan sebentar lagii
BalasHapuspertama tama terimakasih atas literasinya semoga diramadhan kali ini memberikan berkat rahmat serta barakallah (WLxiips3
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih atas ilmu nya
BalasHapus