Kamis, 15 Februari 2024

23 HARI MENYONGSONG RAMADHAN

 

Ramadan Dari Masa Ke Masa

Oleh: Rusmana  *)



Setiap akhir bulan Sya’ban serta merta tema-tema khutbah Jum’at di masjid-masjid tidak akan beranjak jauh dari tema menyongsong bulan Ramadan. Kurang afdhal rasanya khutbah atau ceramah kalau tidak mengupas makna dan isi kandungan Al Qur’an  surat Al Baqarah ayat 183 yang dalam tafsir ringkas Kemenag dijelaskan bahwa kewajiban untuk berpuasa guna mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibanding hewan. Hal itu, sebagaimana  diwajibkan atas orang-orang sebelum kita dari umat para Nabi  terdahulu supaya kita bertaqwa dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.

Maraknya tema Ramadan di  berbagai media, menandai akan datangnya bulan mulia, bulan yang senantiasa di rindukan oleh kaum Muslimin di seluruh dunia. Sebagai orang yang lahir dan besar di daerah pedesaan, tradisi menyongsong Ramadan begitu kental dengan berbagai tradisi kebersamaan, gotong royong dan berbagi kebahagian antar warga desa. Masih segar dalam ingatan saya ketika harus mengantar “rantang” yang berisi olahan makanan Ibu untuk disampaikan ke para tetangga sebagai tanda syukur dipertemukan kembali dengan Ramadan tahun ini. Beberapa hari menjelang Ramadan, tak ketinggalan bapak-bapak dan kaum remaja bersama-sama membersihkan langar atau masjid yang akan digunakan shalat Tarawih pada saatnya nanti. Pun demikian dengan saya dan anak-anak yang sibuk membuat obor dan Lodong (Meriam bambu) untuk menyemarakkan bulan penuh rahmat yang datang setahun sekali ini.


Sumber: https://youtube.com/watch?v=vHeVMT_U7N8

Saat Ramadan tiba, ibu-ibu sibuk memasak dan membuat camilan seperti kolak pisang, candil, pisang goreng, cendol, cincau dan lain sebagainya untuk disajikan  di masjid sebagai hidangan takjil buka puasa atau sekedar makanan ringan pengantar Bapak-bapak Tadarusan membaca Al Qur’an setelah selesai melaksanakan shalat Tarawih. Hal itu berlangsung selama bulan Ramadan dengan membuat jadwal bergilir bagi semua warga yang mampu. Kehidupan masjid atau langar begitu terasa meriah, ditambah keceraiaan anak-anak sepulang shalat Tarawih dengan aktivitas menabuh bedug, membunyikan lodong atau sekedar bermain kucing-kucingan diterangi obor sebelum mereka pulang  ke rumahnya masing-masing.

Berbeda di pedesaan sekitar 30 tahun yang  lalu, sekarang ketika saya tinggal di tempat yang sama, tradisi-tradisi menyambut datangnya bulan Ramadan seperti yang disebutkan di paragraf sebelumya sudah mulai jarang ditemukan atau bahkan sudah hilang dan berganti dengan tradisi baru seiring dengan perkembangan zaman serta dinamika masyarakat penghuninya. Munculnya acara buka bersama (BukBer) yang seolah menggeser tradisi berkirim rantang pada masa lalu. Sekalipun esensi dari berkirirm rantang dan acara buka bersama terdapat kesamaan, dimana kedua kegiatan tersebut intinya berbagi kebahagiaan menyambut datangnya Ramadan. Sekalipun buka bersama biasanya diadakan di tempat-tempat tertentu seperti rumah pejabat, café, restoran atau hotel berbintang dengan menu yang tentunya variative disesuaikan dengan pesanan si empunya hajat. Sedangkan, tradisi berkirim rantang, ditujukan pada semua tetangga terdekat dengan menu tradisonal yang khas daerahnya dan hanya ada pada momen Ramadan saja.

Masjid atau langar menjadi pusat pembagian makanan takjil pada waktu dulu. Sekarang, sering kita dapati baik secara berkelompok atau perorangan kegiatan bagi-bagi takzil gratis di pinggir jalan, lampu merah, mall atau tempat umum lainnya tidak berpusat di masjid atau langar saja, dengan tujuan berbagi kebahagian atau berbagi rizki bersama orang-orang yang menjalankan ibadah syaum di bulan Ramadan. Terkadang, kita juga mendengat kegiatan-kegiatan berbagi di bulan mulia ini dalam bentuk Saur on the Road, bagi-bagi amplop bagi kaum dhuafa, acara give away di TV-TV dan lain sebagainya yang pada Ramadan dulu tidak kita dapati.


Sumber: https://youtube.com/watch?v=Rgg9447FgxQ

Sejatinya, dari masa ke masa tradisi menyongsong dan menghidupkan suasana bulan Ramadan memilki benang merah yang sama. Kegembiraan datangnya bulan suci ini direspon dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang mencerminkan kebahagiaan dipertemukan kembali pada bulan penuh ampunan ini seraya mengharap ridho, karunia serta balasan terbebas dari api neraka sesuai dengan hadist riwayat An-Nasa’i yang berbunyi “Barang siapa yang bergembira akan hadirnya bulan Ramadan, maka jasadnya tidak akan tersentuh sedikit pun oleh api neraka”...Amien ya rabbal a’lamin.

Ya Allah....sampaikan hamba ke bulan mulia....Amien yra!!

Sumber: "Ramadhan Bulan Berbagi, Berbagi Bulan Ramadhan" ditulis Rusmana, penerbit Klik Media, Jogjakarta: 2021

17 komentar:

  1. Erika Haryanto XI MIPA 316 Februari 2024 pukul 08.03

    Alhamdulillah bapak sangat bermanfaat, jadi tidak sabar menyambut bulan ramadhan 😁🥰

    BalasHapus
  2. Evi Fathiyyah XI MIPA 316 Februari 2024 pukul 08.04

    Terimakasih bapak, ilmunya sangat bermanfaat untuk kita semua 🙏

    BalasHapus
  3. Della Shintia (XI MIPA 3)16 Februari 2024 pukul 08.08

    Alhamdulillah terima kasih atas ilmunya bapak, semoga kita semua bisa bertemu dengan bulan ramadhan aamiin.

    BalasHapus
  4. Mey Winarni Hirbara (XI MIPA 3)16 Februari 2024 pukul 08.57

    Alhamdulillah terima kasih bapak, ilmunya sangat bermanfaat dan semoga bisa segera bertemu dengan bulan Ramadhan 🙏

    BalasHapus
  5. Adelia nur alifa Xl MIPA 3

    Terimakasih atas ilmunya bapak

    BalasHapus
  6. TIARA AMELIA (XI MIPA 3)16 Februari 2024 pukul 08.59

    Alhamdulillah. Terimakasih bapak atas ilmunya yang sangat bermanfaat 🙏

    BalasHapus
  7. Distian nurani (XI MIPA.3)16 Februari 2024 pukul 09.06

    Alhamdulillah, terimakasih bapak atas ilmunya sangat bermanfaat🙏

    BalasHapus
  8. alhamdulillah,terimakasih bapak atas ilmunya semoga ilumunya bermanfaat🙏🏻

    BalasHapus
  9. Maa syaa allah, alhamdulilah, terimakasih atas ilmunya bapak, semoga kita semua dapat dipertemukan kembali dgn bulan ramadhan nanti, aamiin

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah terima kasih atas ilmunya bapak, semoga kita semua bisa bertemu dengan bulan ramadhan aamiin. 🙏

    BalasHapus
  11. Juliana Fadeel Pratama ( XI A 3 )16 Februari 2024 pukul 09.27

    alhamdulillah terimakasih bapa,masya allah tabarakallah 🙏🏻

    BalasHapus
  12. Salma Nazwa ( XI MIPA 5)16 Februari 2024 pukul 09.33

    Alhamdulillah. Terimakasih banyak atas ilmunya bapak 🙏

    BalasHapus
  13. terimakasih bapak, ilmunya sangat bermanfaat bagi kami semua

    BalasHapus
  14. terimakasih ilmu nya pak (alyka xi ips2 )

    BalasHapus
  15. terimakasih atas literasinya, (sekar xi ips 2) ga kerasa bulan ramadhan sebentar lagii

    BalasHapus
  16. pertama tama terimakasih atas literasinya semoga diramadhan kali ini memberikan berkat rahmat serta barakallah (WLxiips3

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah terima kasih atas ilmu nya

    BalasHapus

MENTAL HEALTH

SMILING DEPRESSION Oleh: Dini Siti Nurjanah, S.Kom.I *)   Sumber: https://www.kompasiana.com/mutiarafirdaus3010/640d856a08a8b54ff7756e...