Kamis, 24 April 2025

SPORTSCIENCE

 

SPORT ET AMOUR

Oleh: Moria Florentino R R, S.Si *)

Olahraga dan cinta, dua elemen kehidupan yang tampaknya berbeda, sebenarnya memiliki keterkaitan mendalam. Keduanya mengajarkan tentang disiplin, kerja sama, dan keindahan harmoni dalam hidup. Sport et Amour, atau "Olahraga dan Cinta," menjadi perpaduan unik yang memperlihatkan bagaimana gerak tubuh dan perasaan hati saling melengkapi untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.

 
Sumber: https://depositphotos.com/fr/vector/love-to-sports-14824517.html

Olahraga: Ekspresi Tubuh dalam Ritme Kehidupan

Olahraga adalah bahasa universal yang melampaui batasan budaya, bahasa, dan geografi. Aktivitas fisik ini bukan hanya tentang memenangkan pertandingan atau memecahkan rekor, tetapi juga tentang merayakan kemampuan tubuh manusia untuk bergerak dan beradaptasi. Dalam setiap latihan, terdapat pelajaran tentang ketekunan, pengorbanan, dan keberanian menghadapi tantangan.

Seperti cinta, olahraga mengajarkan pentingnya keseimbangan. Dalam permainan tim, misalnya, kerja sama menjadi kunci keberhasilan, sedangkan dalam olahraga individu, ketahanan mental menjadi penentu utama. Keduanya membutuhkan komitmen penuh dan dedikasi tanpa henti.

 
Sumber: https://jembatankecil-pkm.bengkulukota.go.id/13-cara-memperbaiki-postur-tubuh-dengan-olahraga/

Cinta Jantung yang Menghidupkan Kehidupan

Cinta, dalam segala bentuknya, adalah inti dari keberadaan manusia. Cinta memberikan makna pada setiap usaha, termasuk dalam olahraga. Hubungan antara atlet, pelatih, dan penggemar menciptakan jaringan emosional yang memperkaya pengalaman olahraga. Lebih jauh lagi, cinta pada diri sendiri, terutama dalam bentuk perhatian terhadap kesehatan, menjadi landasan bagi setiap individu untuk terus bergerak maju.

Cinta juga menciptakan rasa tanggung jawab. Seorang atlet yang mencintai olahraganya akan menjaga tubuhnya dengan baik, sementara cinta kepada sesama akan membuatnya bermain dengan sportivitas dan semangat fair play.


 Sumber: https://familiestogetheroc-org.translate.goog/heart-health-and-women-what-you-need-to-know-for-american-heart

Sport et Amour: Keseimbangan Fisik dan Emosi

Mengintegrasikan olahraga dan cinta menghasilkan harmoni antara fisik dan emosi. Saat seseorang berolahraga, tubuhnya menghasilkan endorfin, hormon kebahagiaan yang meningkatkan suasana hati. Dalam cinta, hati yang bahagia dan tenang mendorong seseorang untuk lebih aktif secara fisik. Kombinasi keduanya menghasilkan kehidupan yang penuh energi dan harmoni. Misalnya, pasangan yang berolahraga bersama bukan hanya meningkatkan kebugaran tubuh, tetapi juga memperkuat hubungan emosional mereka. Aktivitas seperti yoga pasangan, jogging bersama, atau bermain olahraga ringan dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk saling mendukung dan mempererat cinta.

Sport et Amour bukan hanya tentang olahraga atau cinta semata, tetapi tentang bagaimana keduanya saling melengkapi untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna. Dalam olahraga, kita belajar tentang dedikasi dan kerja keras; dalam cinta, kita menemukan alasan untuk terus berjuang. Keduanya adalah pengingat bahwa hidup adalah tentang keseimbangan antara tubuh yang sehat dan hati yang penuh kasih.


 Sumber: https://ranjaconcerten.nl/work-life-balance-belajar-keseimbangan-hidup/

Olahraga dan cinta adalah perjalanan tanpa akhir. Melalui langkah-langkah kecil di setiap latihan dan perhatian pada hubungan yang kita miliki, kita dapat mencapai kebahagiaan sejati yang terletak pada harmoni antara tubuh dan jiwa. Sport et Amour, dua elemen yang berpadu untuk kehidupan yang lebih baik.

"Cinta adalah energi hati, olahraga adalah energi tubuh. Satukan keduanya, dan Anda tak terhentikan...kemudian....Bermainlah dengan hati, cintailah dengan semangat—itulah Sport et Amour."

*) Guru Mata Pelajaran PJOK, Praktisi Kepelatihan, Olah raga beladiri, olah raga tradisional

**) dari berbagai sumber

Rabu, 23 April 2025

PERSONALITY

 

GASLIGHTING

Oleh: Dini Siti Nurjanah, S.Kom.I  *)

 

Pernah ngga hidup terasa terang dan jelas. Namun, ada orang yang suka memainkan "saklar lampu" kehidupan kita, meredupkannya perlahan hingga kita meragukan kenyataan. Fenomena ini disebut gaslighting.

 
 Sumber: https://yourtoolkit.com/article/what-is-gaslighting/

Gaslighting: Bikin Kamu Bingung Sama Diri Sendiri!

Bayangkan teman yang menyangkal apa yang jelas kamu lihat atau dengar, meremehkan perasaanmu, atau memutarbalikkan fakta hingga kamu merasa bersalah atau bahkan gila. Itulah inti dari gaslighting: manipulasi psikologis halus dan sistematis yang membuat korban meragukan ingatan, persepsi, dan kewarasannya sendiri. Istilah ini terinspirasi dari drama "Gas Light," di mana seorang suami memanipulasi istrinya hingga ia percaya dirinya gila.

 
Sumber: https://health.clevelandclinic.org/gaslighting

 
 Sumber: https://condenaststore.com/featured/gaslighting-101-tom-chitty.html

Kenapa Sih Orang Tega Ngelakuin Gaslighting?

Nggak enak banget kan diginiin? Nah, biasanya orang yang ngelakuin gaslighting itu punya beberapa alasan, seperti:

·         Pengen Ngatur-ngatur: Dia tuh pengen banget kita nurutin semua maunya dan nggak punya pendapat sendiri. Dengan bikin kita nggak yakin sama diri sendiri, dia jadi lebih gampang buat ngendaliin kita.

·         Nggak Mau Disalahin: Kalau dia salah, dia bakal pinter banget muter-muter fakta biar kita yang keliatan salah. Jadi, dia nggak perlu tanggung jawab deh.

·         Harga Diri Lemah: Kadang, orang yang suka nge-gaslight itu sebenernya nggak pede sama dirinya sendiri. Jadi, dia ngejatuhin orang lain biar dia ngerasa lebih hebat.

·         Emang Udah Kebiasaan: Sayangnya, ada juga orang yang emang udah kebiasaan manipulatif dan ngerasa itu cara yang oke buat berhubungan sama orang lain.

 

Sumber: https://www.rri.co.id/surakarta/lain-lain/1146149/gaslighting-pengertian-dampak-yang-ditimbulkan-dan-cara-menghadapinya

Tanda-Tanda Kamu Lagi Di-Gaslight:

Hati-hati ya, ini beberapa ciri-ciri kalau kita lagi jadi korban gaslighting:

·         Sering Ragu Sama Ingatan Sendiri: kita jadi sering mikir, "Bener nggak sih saya ngalamin itu?" atau "Kayaknya saya salah inget deh."

·         Merasa Bersalah Terus: Padahal bukan salah kita, tapi kita jadi sering minta maaf atau ngerasa kayak kita yang bikin masalah.

·         Bingung Banget Sama Realita: Kita jadi nggak yakin mana yang bener, omongan dia atau apa yang kita rasain sebenernya.

·         Mikir kita Udah Gila: Saking seringnya dibohongin dan diputarbalikkin, kita jadi mikir ada yang salah sama kewarasan yang kita alami.

·         Sering Minta Maaf Padahal Nggak Salah: kita jadi kebiasaan minta maaf buat ngehindarin konflik, padahal kita nggak ngelakuin kesalahan.

·         Nggak Punya Temen Deket Lagi: Dia mungkin udah ngejauhin kita dari temen-temen kita biar kita cuma bergantung sama dia.

·         Perasaan kita Diremehin: Setiap kali kita cerita apa yang dirasakan, dia selalu bilang kamu lebay atau terlalu sensitif.

·         Barang-Barang Tiba-Tiba Pindah: kita yakin naruh kunci di meja, eh tiba-tiba nggak ada. Pas kita tanya, dia malah nyangkal atau bilang kita itu pelupa.

 
Sumber: https://www.instagram.com/meaningful.me/p/CyX58rpp7MJ/

Dampak Buruk Gaslighting Buat Kamu:

Jangan anggap remeh ya, gaslighting itu bisa bikin kesehatan mental kita bener-bener down:

·         Nggak Pede Sama Diri Sendiri: kita jadi nggak yakin sama kemampuan dan keputusan yang kita miliki.

·         Gampang Cemas dan Depresi: Hidup kayak diombang-ambing kebohongan itu bikin stres banget dan bisa bikin kita depresi.

·         Susah Percaya Orang Lain: Pengalaman di-gaslight bikin kita jadi curigaan sama semua orang.

·         Hubungan Selanjutnya Jadi Sulit: suatu saat kita jadi takut buat deket sama orang karena trauma di-gaslight sebelumnya.

Kenapa Gaslighting Terjadi?

Biasanya, pelaku ingin mengontrol, menutupi kesalahan, merasa lebih berkuasa, atau memang sudah terbiasa manipulatif. Tujuannya jelas: membuat kita ragu pada diri sendiri.

Lalu, Bagaimana Cara Menghadapinya dan Sembuh?

·         Sadarilah: Kenali tanda-tandanya. Jika sering merasa bingung atau menyalahkan diri sendiri, waspadalah.

·         Percaya Insting: Jangan abaikan perasaanmu. Jika ada yang terasa salah, kemungkinan memang salah.

·         Cari Dukungan: Bicaralah dengan orang yang kamu percaya. Pandangan dari luar sangat membantu.

·         Batasi Kontak: Jika memungkinkan, jauhi pelaku gaslighting. Ini penting untuk pemulihanmu.

·         Sayangi Diri Sendiri: Lakukan hal positif, jaga kesehatan fisik dan mental.

·         Ingat Nilai Dirimu: Kamu berharga dan berhak diperlakukan dengan baik.

·         Cari Kekuatan Spiritual: Mendekatkan diri pada agama bisa memberikan ketenangan.

 

Sumber: https://www.instagram.com/p/CW0Sl-xv-SP/

Berikut adalah beberapa aspek terapi Al-Qur’an yang relevan dalam menghadapi gaslighting:

1.     Tawakkal (Berserah Diri kepada Allah): Menyadari bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah dan menyerahkan urusan kepada-Nya dapat memberikan ketenangan batin. Korban gaslighting seringkali merasa tidak berdaya dan kehilangan kontrol. Dengan bertawakkal, seseorang belajar untuk menerima bahwa ada hal-hal di luar kendalinya dan fokus pada upaya yang bisa dilakukan sambil tetap bersandar pada kekuatan Allah.

وَﻋَﻠَﻰ ِّٰﷲ ﻓَﺗَوَ ﱠﻛﻠُوْۤا اِنْ ﻛُﻧْﺗُمْ ﱡﻣؤْﻣِﻧِﯾْنَ

"Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (QS. Al-Ma'idah [5]: 23)

2.     Dzikrullah (Mengingat Allah): Mengingat Allah melalui dzikir dapat menenangkan hati dan pikiran yang mungkin kacau akibat manipulasi. Dzikir membantu menjaga fokus pada kebenaran dan kekuatan yang lebih besar dari pelaku gaslighting.

اَﻟﱠذِﯾْنَ ٰاﻣَﻧُوْا وَﺗَطْﻣَﯨِٕ ﱡن ﻗُﻠُوْﺑُﮭُمْ ﺑِذِﻛْرِ ِّٰﷲ ۗ اَﻻَ ﺑِذِﻛْرِ ِّٰﷲ ﺗَطْﻣَﯨِٕ ﱡن اﻟْﻘُﻠُوْبُۗ

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd [13]: 28)

3.     Memahami Hakikat Kebenaran dan Kebohongan: Al-Qur'an dengan jelas membedakan antara kebenaran (haq) dan kebohongan (bathil). Memahami ajaran ini membantu korban gaslighting untuk lebih yakin pada realitas yang sebenarnya dan tidak mudah terombang-ambing oleh kebohongan pelaku.

وَﻗُلْ ﺟَﺎۤءَ اﻟْﺣَ ﱡق وَزَھَقَ اﻟْﺑَﺎطِلُۗ اِ ﱠن اﻟْﺑَﺎطِلَ ﻛَﺎنَ زَھُوْﻗًﺎ

"Dan katakanlah (Muhammad), "Kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap." Sungguh, kebatilan itu pasti lenyap." (QS. Al-Isra' [17]: 81)

4.     Sabar dan Istiqamah (Teguh dalam Kesabaran): Menghadapi manipulasi dan proses pemulihan memerlukan kesabaran dan keteguhan. Al-Qur'an mengajarkan pentingnya sabar dalam menghadapi ujian dan kesulitan.

ٰﯾٓﺎَ ﱡﯾﮭَﺎ اﻟﱠذِﯾْنَ ٰاﻣَﻧُوا اﺳْﺗَﻌِﯾْﻧُوْا ﺑِﺎﻟ ﱠﺻﺑْرِ وَاﻟ ﱠﺻٰﻠوةِ ۗ اِ ﱠن َّٰﷲ ﻣَﻊَ اﻟٰﺻّﺑِرِﯾْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah [2]: 153)

5.     Memperkuat Kepercayaan Diri dengan Ilmu dan Iman: Korban gaslighting seringkali kehilangan kepercayaan diri. Memperdalam ilmu pengetahuan, terutama tentang agama, dan memperkuat iman kepada Allah dapat mengembalikan keyakinan pada diri sendiri sebagai hamba Allah yang berharga.

ﯾَرْﻓَﻊِ ُّٰﷲ اﻟﱠذِﯾْنَ ٰاﻣَﻧُوْا ﻣِﻧْﻛُمْۙ وَاﻟﱠذِﯾْنَ اُوْﺗُوا اﻟْﻌِﻠْمَ دَرَٰﺟتٍۗ وَُّٰﷲ ﺑِﻣَﺎ ﺗَﻌْﻣَﻠُوْنَ ﺧَﺑِﯾْرٌ

"Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah [58]: 11)

6.     Mencari Perlindungan kepada Allah dari Kejahatan dan Tipu Daya: Berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah dari segala bentuk kejahatan dan tipu daya, termasuk manipulasi psikologis, adalah bagian penting dari terapi Al-Qur'an.

ﻗُلْ اَﻋُوْذُ ﺑِرَ ﱢب اﻟْﻔَﻠَقِۙ ﻣِنْ ﺷَ ﱢر ﻣَﺎ ﺧَﻠَقَۙ وَﻣِنْ ﺷَ ﱢر ﻏَﺎﺳِقٍ اِذَا وَﻗَبَۙ وَﻣِنْ ﺷَ ﱢر اﻟ ﱠﻧٰﻔّٰﺛتِ ﻓِﻰ اﻟْﻌُﻘَدِۙ وَﻣِنْ ﺷَ ﱢر ﺣَﺎﺳِدٍ اِذَا ﺣَﺳَدَۙ

"Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan perempuan-perempuan penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."" (QS. Al-Falaq [113]: 1-5)

7.     Muhasabah Diri (Introspeksi): Merenungkan diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah dapat memberikan kekuatan batin. Korban gaslighting perlu memulihkan rasa harga diri dan keyakinan pada diri sendiri, dan muhasabah dapat membantu dalam proses ini.

ٰﯾٓﺎَ ﱡﯾﮭَﺎ اﻟﱠذِﯾْنَ ٰاﻣَﻧُوا ا ﱠﺗﻘُوا َّٰﷲ وَﻟْﺗَﻧْظُرْ ﻧَﻔْسٌ ﱠﻣﺎ ﻗَ ﱠدﻣَتْ ﻟِﻐَدٍ ۚ وَا ﱠﺗﻘُوا َّٰﷲ ۗ اِ ﱠن َّٰﷲ ﺧَﺑِﯾْرٌۢ ﺑِﻣَﺎ ﺗَﻌْﻣَﻠُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr [59]: 18)

8.     Penting untuk diingat: Terapi Al-Qur'an dalam konteks ini bersifat spiritual dan memberikan kekuatan batin. Jika seseorang mengalami dampak psikologis yang signifikan akibat gaslighting, sangat disarankan untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau terapis yang mungkin juga memiliki pemahaman tentang nilai-nilai agama. Kombinasi antara penguatan spiritual dan bantuan profesional dapat menjadi jalan yang efektif menuju pemulihan.

9.     Jangan Ragu Minta Bantuan Profesional: Psikolog bisa membantumu keluar dari situasi ini.

Ingatlah, kita itu bisa berpikir dengan baik dan perasaa kita tidak bisa dibohongi. Jangan biarkan siapa pun membuatmu meragukan diri sendiri. Kita tidak sendiri, dan selalu ada jalan untuk menemukan kembali "terang" dalam pikiran kita.

 

*) Konselor di SMAN 1 Pangalengan, Ibu rumah tangga pengamat masalah remaja

 **) Sumber:

Yourtoolkit.com What is gaslighting? | Yourtoolkit.com Cleveland Clinic Health Essentials

Gaslighting Definition gemini

Selasa, 22 April 2025

Natural Science

 

Belajar Gotong Royong dari Ikatan Kimia : Hikmah di Balik Ikatan Ion dan Kovalen

Oleh: Subagja, S.Pd *)


Kita sering mendengar bahwa manusia adalah makhluk sosial artinya kita nggak bisa hidup sendirian. Kita butuh orang lain untuk saling bantu dan mendukung. Itulah kenapa nilai gotong royong jadi penting banget. Tapi menariknya, hal ini bukan cuma berlaku di dunia manusia lho. Di dunia atom dan molekul pun, kerja sama adalah kunci utama untuk mencapai stabilitas.

Dalam ilmu kimia, ada dua jenis ikatan penting yang bisa kita jadikan analogi dari gotong royong, yaitu ikatan ion dan ikatan kovalen. Walaupun ini ilmu sains, tapi ternyata banyak banget pelajaran kehidupan yang bisa kita ambil dari sana. Yuk, kita bahas lebih dalam!


Sumber: https://mamikos.com/info/jenis-ikatan-kimia-beserta-penjelasan-pljr/

1. Ikatan Ion: Ketika Memberi Membuat Kuat

Apa itu Ikatan Ion?

Ikatan ion terjadi ketika satu atom memberikan elektron kepada atom lain. Biasanya, atom logam seperti natrium (Na) akan memberikan satu atau lebih elektron kepada atom non-logam seperti klorin (Cl). Setelah itu, Na jadi bermuatan positif (Na⁺) dan Cl jadi bermuatan negatif (Cl⁻). Karena mereka punya muatan berlawanan, mereka saling tarik-menarik dan membentuk ikatan.

Contohnya? Ya, garam dapur alias NaCl. Walaupun bentuknya kecil, tapi di balik butiran garam itu ada cerita tentang saling memberi dan menerima.

 

Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2023/05/13/150000569/ikatan-ion--pengertian-proses-dan-faktor-pembentuknya

Apa Hubungannya dengan Gotong Royong?

Di sini, kita melihat bahwa satu pihak rela memberi, sementara pihak lain terbuka menerima. Hasilnya adalah ikatan yang stabil. Dalam kehidupan sosial, ini mirip dengan seseorang yang memberi bantuan kepada orang lain yang sedang membutuhkan. Tidak selalu harus imbal balik. Kadang, kebaikan itu terjadi karena ada yang memberi tanpa mengharap balasan langsung. Namun, seperti Na dan Cl, hubungan tersebut menghasilkan keseimbangan dan ketenangan bersama.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari:

Warga desa gotong royong memperbaiki rumah tetangga yang rusak

Teman yang bersedia membantu tugas kelompok walau tidak semua aktif

Donasi dan bantuan sosial yang tidak mengharapkan keuntungan pribadi

Nilai moral: Keseimbangan sosial bisa tercapai ketika ada yang tulus memberi dan ada yang mau menerima dengan syukur.

 
Sumber: https://elohim.id/ketulusan-hati/

2. Ikatan Kovalen: Ketika Berbagi Bikin Bahagia

Apa itu Ikatan Kovalen?

Berbeda dari ikatan ion, dalam ikatan kovalen, dua atom tidak saling memberi atau mengambil, melainkan berbagi elektron. Biasanya terjadi antara sesama non-logam. Mereka saling “memegang” elektron bersama supaya masing-masing jadi lebih stabil.

Contoh yang paling terkenal? Ya, molekul air (H₂O). Di situ, satu atom oksigen berbagi elektron dengan dua atom hidrogen.

 

Sumber: https://bambies.wordpress.com/2015/10/25/nila-moleku-air-h2o-di-al-quran/

Makna Gotong Royongnya:

Ini menggambarkan bentuk gotong royong yang paling ideal: semua pihak berkontribusi, tidak ada yang merasa lebih atau kurang. Hasilnya adalah keseimbangan kolektif yang adil dan kuat.

Contoh kehidupan nyata:

Kerja bakti membersihkan lingkungan, semua ikut ambil bagian

Proyek kelompok di mana tiap anggota punya tugas berbeda tapi setara

Organisasi OSIS yang berjalan karena semua pengurus aktif berperan

Nilai moral: Gotong royong sejati terwujud ketika kita bersama-sama memikul tanggung jawab, tanpa pamrih dan tanpa merasa paling berjasa.

 
Sumber: https://pelakubisnis.com/2021/07/simbol-di-balik-gotong-royong/

3. Perbandingan: Ikatan Ion vs Ikatan Kovalen dalam Kehidupan Sosial

Aspek

Ikatan Ion

Ikatan Kovalen

Cara Kerja

Memberi & menerima elektron

Berbagi elektron

Contoh Sosial

Donasi, bantuan sosial

Kerja kelompok, kolaborasi

Nilai Hidup

Saling menguatkan lewat perbedaan

Saling mendukung lewat kebersamaan

Contoh Kimia

NaCl (Garam dapur)

H₂O (Air)

Kedua jenis ikatan ini tidak bisa dibilang mana yang lebih baik. Sama seperti dalam hidup, kadang kita perlu berbagi, kadang kita perlu saling bantu. Dan semua itu sah-sah saja, asal tujuannya adalah untuk kebaikan bersama.

4. Hikmah yang Bisa Kita Ambil

Dari penjelasan tadi, kita bisa simpulkan beberapa hal penting:

a.     Kerja Sama Itu Alamiah

Dari atom terkecil pun sudah menunjukkan bahwa kerja sama adalah bagian dari kehidupan. Artinya, kita sebagai manusia yang jauh lebih kompleks, harus lebih sadar pentingnya saling bantu.

b.     Stabilitas Datang dari Hubungan yang Baik

Atom jadi stabil karena terikat dengan atom lain. Kita pun jadi lebih kuat dan bahagia ketika punya hubungan sosial yang sehat baik dengan keluarga, teman, maupun masyarakat.

c.     Kebaikan Itu Menular

Satu tindakan memberi bisa membuat sistem menjadi seimbang. Satu sikap berbagi bisa menumbuhkan rasa saling percaya. Dalam gotong royong, satu orang bergerak bisa mendorong yang lain untuk ikut berbuat baik.

5. Penutup: Yuk, Bangun Ikatan Kita Sendiri!

Siapa sangka ilmu kimia bisa mengajarkan kita tentang kehidupan sosial? Dari ikatan ion dan kovalen, kita belajar bahwa kerja sama, saling memberi, dan berbagi adalah hal penting dalam membangun sesuatu yang lebih baik.


 Sumber: https://www.banksinarmas.com/id/artikel/waktu-tepat-untuk-berbagi

Jadi, mulai sekarang, yuk terapkan prinsip gotong royong dalam kehidupan sehari-hari! Entah itu dalam keluarga, sekolah, atau lingkungan sekitar, kita semua bisa menjadi bagian dari ikatan yang lebih kuat, seperti atom dalam sebuah molekul.

Karena pada akhirnya, hidup yang harmonis itu seperti senyawa kimia yang stabil dibangun dari ikatan yang kuat dan saling menguntungkan!

*) Guru Mata Pelajaran Kimia di SMAN 1 Pangalengan, Petani sekaligus Praktisi Pertanian organik

**) disarikan dari berbagai sumber

Senin, 21 April 2025

bahaSABUdaya

 

MENGENAL MASALAH-MASALAH SOSIAL DI JEPANG

Oleh: Lia Nurfalah, S.Pd *)

 


Minasan konnichiwa…..pada kesempatan kali ini kita akan membahas beberapa isu dan masalah-masalah sosial yang terjadi di Jepang pada masa sekarang ini. Diantara masalah masalah tersebut adalah:

1.    Penurunan angka kelahiran dan peningkatan jumlah lansia (shoushikoreika)

Pernahkah minasan melihat video ataupun artikel yang menyatakan bahwa jumlah siswa yang ada di jepang mulai berkurang bahkan ada sekolah yang ditutup karena tidak ada siswanya? . Menurut salah satu dosen orang Jepang yang pernah berkunjung ke sekolah kita tercinta, di Jepang sekarang banyak sekolah sekolah yang digabung karena sedikit jumlah pendaftarnya. Hal ini disebabkan jumlah angka kelahirannya menurun dari tahun ke tahun sehingga jumlah penduduk usia mudanya berkurang. Salah satu faktor penyebabnya adalah orang jepang enggan mempunyai anak, meskipun pemerintah Jepang sendiri banyak memberikan tunjangan bagi ibu ibu yang sedang hamil. Mulai dari pemeriksaan kesehatan gratis setiap bulannya sampai dengan ibu tersebut melahirkan. Bahkan pada saat melahirkan sang ibu mendapatkan hadiah berupa uang dari rumah sakit ataupun dari pemerintah daerah setempat.

 

Sumber:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20230729151052-4-458376/resesi-seks-di-depan-mata-satu-per-satu-sekolah-jepang-tutup

            Sekarang pertanyaannya kenapa orang Jepang tidak mau punya anak? Adakah yang bisa menjawab? Ya betul jawabannya adalah karena biaya hidup di Jepang itu sangat mahal. Jepang sendiri merupakan salah satu negara dengan biaya hidup yang sangat mahal. Jangankan untuk membiayai anak, untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja cukup berat. Memang benar pendapatan perkapita di sana besar namun diimbangi juga dengan harga barang barang yang mahal. Orang Jepang sangat berbeda sekali pemikirannya dengan kita orang Indonesia. Kita mempunyai pandangan bahwa semakin banyak anak maka semakin banyak rezeki. Namun Jepang tidak berfikiran seperti itu. Mereka sangat realistis.

            Selain penurunan angka kelahiran, Jepang juga mengalami tantangan dengan bertambahnya jumlah lansia yang mana sudah tidak produktif dan jadi beban untuk perawatan kesehatannya serta pensiunnya. Dalam hal perawatan kesehatan, pemerintah Jepang membuat program program yang mana 50% salah satu sumber pendaannya dari Pajak.

 
Sumber:

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2016/Jepang-Mengalami-Masalah-Membludaknya-Jumlah-Lansia/

             Ada yang memperkirakan penduduk Jepang akan punah seiring dengan berkurangnya angka kelahiran dan banyaknya jumlah lansia yang tidak produktif. Diperkirakan yang akan memajukan negara Jepang adalah orang luar Jepang. Untuk saat ini Jepang sangat banyak membutuhkan tenaga kerja. Hal ini bisa menjadi peluang untuk orang Indonesia yang mau bekerja di sana. Namun meskipun sangat membutuhkan tenaga kerja dari luar, negara Jepang sangat selektif dalam mendatangkan tenaga kerja dari luar. Selain kemampuan bahasa, bagi yang mau berkarir di Jepang harus mempunyai kemampuan khusus dalam bidang bidang tertentu. Misalnya dalam bidang pertanian, peternakan maupun Industri. Sekarang banyak sekali LPK yang menawarkan untuk bekerja di jepang. Bagi yang berminat silahkan untuk mempersiapkan segala sesuatunya dari sekarang, baik materi, fisik maupun kemampuan Bahasa Jepangnya.

2.    Hikikomori

Kata hikikomori terdiri dari dua suku kata hiki yang berarti menarik, komori yang berarti kerumunan. Secara harpiah berarti menarik diri dari kerumunan. Gambarannya adalah orang orang mengasingkan diri selama berbulan bulan bahkan bertahun tahun. Banyak orang yang menganggap mereka sebagai introvert ekstrim, padahal hikikomori bisa melibatkan masalah psikologis yang jauh lebih dalam, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan sosial. Fenomena ini pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1990-an. Namun belakangan, fenomena ini mulai terdeteksi di negara-negara lain, termasuk di Indonesia. Hikikomori sering kali dihubungkan dengan tekanan sosial yang tinggi, masalah keluarga, atau bahkan kegagalan akademik yang membuat seseorang merasa terisolasi.

 
Sumber: https://id.theasianparent.com/hikikomori-adalah

Orang yang mengalami hikikomori biasanya berhenti bersekolah atau bekerja, membatasi interaksi dengan orang lain, bahkan anggota keluarga, dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di kamar.

Hikikomori dialami oleh semua kalangan baik kaum muda maupun kaum tua.

Sumber:

https://www.tv-tokyo.co.jp/plus/entertainment/entry/2019/020715.html

Penyebab hikikomori sangat beragam, mulai dari faktor lingkungan sekolah (bullying, tuntutan kademik), faktor keluarga (hubungan yang terlalu erat, tuntutan orang tua), hingga faktor sosial (media sosial, isolasi sosial).

Dilansir dari rri.co.id berikut dampak negatif dari hikikomori.

a.     Kesehatan mental yang memburuk : semakin lama seseorang mengisolasi diri, semakin besar kemungkinan ia mengalami gangguan mental yang lebih parah.

b.     Kehilangan kemampuan sosial yakni hilangnya kemapuan untuk berinteraksi dengan orang lain.

c.     Keterasingan dalam masyarakat : orang yang terisolasi secara sosial cenderung merasa tidak ada koneksi dengan dunia luar, bahkan mungkin merasa seperti “orang asing” di dalam masyarakat mereka sendiri.

Berikut adalah hal hal yang bisa dilakukan dalam menghadapi fenomena ini

a.     Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental:

·         Membawa orang yang mengalami hikikomori ke psikolog atau psikiater untuk pemeriksaan dan diagnosis yang tepat.

·         Ikuti terapi yang direkomendasikan, yang bisa berupa terapi individu, kelompok, atau keluarga.

·         Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan obat-obatan yang dapat membantu mengatasi gejala yang menyertai hikikomori, seperti depresi atau kecemasan.

b.     Dukungan Keluarga dan Lingkungan:

·         Anggota keluarga dapat hadir dalam sesi terapi, meskipun pasien tidak selalu berpartisipasi, untuk memahami kondisi dan belajar strategi komunikasi yang efektif.

·         Keluarga perlu memahami bahwa hikikomori bukanlah kondisi yang mudah disembuhkan dan membutuhkan waktu serta dukungan yang berkelanjutan.

·         Orang-orang terdekat dapat memberikan dukungan emosional dan mendorong individu untuk keluar dari isolasi secara bertahap.

·         Ciptakan lingkungan yang mendukung di rumah dan di lingkungan sekitar, misalnya dengan memberikan kesempatan untuk beraktivitas yang menyenangkan dan membangun rasa percaya diri.

c.     Mulai dari Hal Kecil:

·         Mulai dengan aktivitas yang sederhana dan nyaman, seperti keluar kamar beberapa kali sehari atau berjalan-jalan di pagi hari saat sepi.

·         Bertahap meningkatkan aktivitas sosial dan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.

·         Jelajahi lingkungan sekitar secara bertahap, yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepercayaan diri.

Dari uraian di atas mudah mudahan minasan bisa mengambil hikmah maupun pelajaran yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Ijou desu…arigatou minasaaaan

 

*) Guru Mata Pelajaran Bahasa Jepang di SMAN 1 Pangalengan;  Praktisi bahasa dan budaya Jepang; pengalaman bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia

**) disarikan dari berbagai sumber

SPORTSCIENCE

  “ SPORT ET AMOUR ” Oleh: Moria Florentino R R, S.Si *) Olahraga dan cinta, dua elemen kehidupan yang tampaknya berbeda, sebenarnya mem...