Menuju Masa Depan yang Lebih Tangguh: Memahami dan
Membangun Ketahanan Iklim
Oleh: Iis Masriah, S.Pd *)
Hmmm…..Tahukah kalian apa itu perubahan iklim?
Perubahan iklim adalah perubahan yang
disebabkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia, sehingga
mengubah komposisi atmosfer secara global dan variabilitas iklim alami pada
periode waktu yang lama, namun dapat diperbandingkan (KLHK, 2020).
Perubahan
Iklim adalah perubahan rata-rata cuaca yang dapat diukur melalui temperatur,
curah hujan atau angin yang disebabkan oleh meningkatnya suhu bumi dan
pemanasan global.
Pernahkah kita merasakan dampak perubahan iklim?
Misalnya cuaca yang
semakin ekstrim, hujan dengan intensitas lama dan besar, suhu udara yang lebih
panas, banjir yang lebih sering, atau kekeringan yang berkepanjangan?
Berbagai tantangan
dapat terjadi dan muncul akibat perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air
laut, cuaca ekstrem, dan perubahan pola curah hujan. Perubahan iklim adalah
ancaman nyata yang kita hadapi saat ini. Perubahan iklim juga dapat menyebabkan
gagal panen, perubahan pola musim hujan dan kekeringan yang lebih sering, hama
dan penyakit tanaman yang semakin meluas dan penurunan produktivitas pertanian.
Di bidang kesehatan, perubahan iklim juga dapat mengakibatkan peningkatan
penyakit menular, gelombang panas dan malnutrisi atau kekurangan gizi yang
dalam jangka lama dapat meluas hingga perselisihan antar negara bahkan
terjadinya peperangan.
Mau lebih tahu apa penyebab perubahan Iklim? baca terus tulisan ini ya.
Penyebab
perubahan iklim adalah apa yang disebut “ Gas Rumah Kaca GRK)”, yang meliputi
karbondioksida (CO2, Metana (CH4) dan Nitrous
Oksida (N2O). Gas Rumah kaca bukan hanya dihasilkan dari bahan bakar
minyak, kendaraan bermotor dan asap pabrik lho, tapi dapat juga dapat
dihasilkan dari pertanian. Kegiatan deforestasi dan pembakaran
hutan/lahan, konversi daerah basah dan
lahan gambut, pertanian padi, peternakan, bahkan pemakaian pupuk anorganik.
Kalau diperhatikan sepertinya aktivitas keseharian kita banyak sekali
menyumbang bertambahnya GRK di permukaan bumi. Secara normal, seharusnya CO2
sebagai salah satu GRK bisa dinetralisir oleh tumbuhan melalui fotosintesis,
namun kemampuan tumbuhan untuk menetralisir CO2 tersebut tidaklah
seimbang dengan produksi GRK itu sendiri
Nah, lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mengurangi semakin melimpahnya GRK di atmosfer?
Untuk menghadapi
tantangan ini, kita perlu membangun ketahanan iklim."
Ketahanan iklim bukan
hanya tentang melindungi lingkungan, tetapi juga tentang menjaga kesejahteraan
kita dan generasi mendatang. Ketahanan iklim juga bukan hanya tentang membangun
bangunan yang kuat, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang tangguh.
Dengan memahami konsep
ini, kita dapat mengambil langkah-langkah nyata untuk menghadapi masa depan
yang lebih baik. Banyak langkah yang dapat diambil mulai dari reboisasi,
pengolahan sampah, pengurangan sampah plastik, dll.
Menurut Bappenas ( 2023) salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam upaya ketahanan iklim diantaranya adalah dengan Nature-based Solution (NBS). Solusi berbasis alam (NBS) mengacu pada pengelolaan berkelanjutan dan penggunaan fitur dan proses alam untuk mengatasi tantangan sosial-lingkungan. NBS secara efektif dan adaptif mengatasi masalah air melalui pengelolaan berkelanjutan dan merestorasi atau memodifikasi ekosistem sambil memberikan keuntungan secara simultan kepada masyarakat dan keanekaragaman hayati. Dalam konteks ketahanan air, NBS menggunakan prinsip alamiah dari siklus air, di mana hujan turun, sebagian terserap ke dalam tanah, sementara yang lain mengalir ke permukaan bumi, dan kemudian mengalami proses transpirasi dan evaporasi yang mengembalikan air ke atmosfer.
Dalam
Tata Kota NBS dapat dilakukan dengan :
- Green Roof (Atap Hijau),
yaitu praktik pengelolaan air hujan yang sangat efektif di wilayah
perkotaan karena kapasitasnya dalam menyimpan air dalam jumlah besar. atap
hijau menawarkan manfaat berharga dalam menangkap partikel debu halus yang
berbahaya dari udara, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kualitas
udara dan kenyamanan secara keseluruhan di kawasan perkantoran atau perkotaan yang padat
penduduknya. Atap hijau juga memberikan keuntungan lain seperti mengurangi
panas permukaan, mendukung biodiversitas perkotaan, dan manfaat ekonomi.
Gambar 1. Atap dengan ruang terbuka hijau
(sumber Meliala, 2024)
- Permeable/Porous Pavement (Perkerasan
Berpori), perkerasan yang direncanakan dengan menggunakan bahan material
yang mampu merembeskan aliran air ke dalam lapisan tanah di bawah nya.
Jenis perkerasan ini memiliki kelebihan dalam melakukan peresapan air
hujan ke dalam tanah sehingga limpasan air hujan di permukaan akan lebih
sedikit. Contoh dari perkerasan berpori ini termasuk batu bata berpori,
batu beton dikombinasikan dengan rumput, dan kerikil.
(sumber Meliala, 2024)
- Pertanian yang ramah lingkungan, membuat taman kota dan ruang hijau untuk kesehatan dan keseimbangan ekosistem. (PT Olah Karsa, 2024)
Implementasi yang bisa
kita lakukan untuk lingkungan sekolah kita sendiri kita juga dapat menciptakan
ruang hijau yang sehat dengan memperbanyak tumbuhan di dalam lingkungan
sekolah. Program sekolah Berketahanan Iklim telah mencanangkan penambahan
jumlah tumbuhan di tiap kelas.
Penambahan jumlah tumbuhan di tiap kelas selain memberikan fungsi
estetika dan relaksasi, diharapkan dapat memberikan udara yang lebih
sehat. Ayo kita dukung pula pelaksanaan
Program Ketahanan Iklim lain seperti Biopact to School dan Sakesapoleca.
Bentuk dukungan program Sekolah Berketahanan Iklim dapat dilakukan dengan membantu mengimplementasikan semua program yang telah disusun. Usaha kecil bila dilakukan oleh ribuan orang dan menjadi habit atau kebiasaan baik akan sangat berarti dan berdampak besar untuk mengurangi dampak perubahan iklim guna masa depan yang lebih tangguh dan kehidupan yang berkelanjutan.
Terima kasih, semoga tulisan ini memberi manfaat untuk kita semua.
*) Guru Biologi, Pengelola Program Sekolah Berketahanan Iklim di SMAN 1 Pangalengan, pemerhati lingkungan
BRIN. 2023. Potensi Dampak Perubahan Iklim terhadap Lingkungan https://www.bappenas.go.id/id/berita/luncurkan-dokumen-kebijakan-pembangunan-berketahanan-iklim
IKUPI.
2024. Ketahanan Iklim Berbasis Masyarakat: Konsep dan Implementasi. Link :
https://ikupi.org/ketahanan-iklim-berbasis-masyarakat-konsep-dan-implementasi/#:~:text=Ketahanan%20iklim%20secara%20umum%20dipahami,dan%20perdesaan%20akibat%20perubahan%20iklim
KLHK. 2020. Ketahanan Iklim, SDGs dan NDC. https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/5839/ketahanan-iklim-sdgs-
Litany Meliala. 2024. Pembangunan
Berketahanan Iklim. Low Carbon Development Indonesia. https://lcdi-indonesia.id/category/blog/pembangunan-berketahanan-iklim/
PT. Olah Karsa. 2024. Menggali Potensi
Keberlanjutan: Peran Nature Based Solutions
ππ»ππ»ππ»ππ»
BalasHapussangat bermanfaattπ
BalasHapusSangat bermanfaat ππ
BalasHapusmasyaAllah bagus sekali ibu literasinya☺
BalasHapusmasyaallah sangat bermanfaat sekali literasinya ibu☺️
BalasHapusSangat sangat bermanfaat
BalasHapussangat sangat bermanfaat sekaliπππ
BalasHapussuka banget sama ibu Iis,makasih ibu sangat bermanfaat
BalasHapusterimakasiiii, sangattt bermanfaat
BalasHapusMantap kaliππ
BalasHapusMasyaAllah bagus banget ibu dan juga bermanfaat bangett
BalasHapusπ₯ππ»ππ»ππ»ππ»
BalasHapusmasyaAllah makasih
BalasHapusππππ
BalasHapusSangat bermanfaat ibuu
BalasHapusππ
BalasHapusπ₯
BalasHapusTerimakasih ibuuuu,,literasi pagii iniii sangat bermanfaat✨
BalasHapusTerimakasih ibu, semoga tulisan ini terus menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama yang berkaitan dengan sekolah kita yaitu Sekolah Berketahanan Iklim. Ayo anak-anak ciptakan ruang hijau, paling tidak di depan kelas kita dengan cara menambah tanaman di atas pot. Jangan lupa untuk selalu terus dipelihara
BalasHapussangat bermanfaat bagi para pembaca agar memahami tentang iklim terimakasih ibuuuu
BalasHapusTerimakasih Bu literasi paginya sangat bermanfaat
BalasHapus