Selasa, 17 September 2024

NATURAL DISASTERS

 MENGENAL 7 MEGATSUNAMI DENGAN GELOMBANG TERTINGGI DALAM SEJARAH DUNIA

Oleh: Literatsmansa


Tsunami, atau gelombang laut raksasa yang dipicu oleh gangguan geologis bawah laut, adalah salah satu kekuatan alam paling merusak di Bumi. Kemampuannya untuk menyapu bersih kawasan pesisir dan kehidupannya dalam hitungan menit telah tercatat dalam sejarah manusia, meninggalkan jejak kehancuran yang tak terhapuskan. Namun, terdapat fenomena yang lebih dahsyat lagi, yang dikenal sebagai megatsunami. Bayangkan sebuah dinding air raksasa, jauh lebih tinggi dari gedung pencakar langit, menerjang pantai dengan kecepatan tinggi. Gelombang ini membawa serta puing-puing, menghancurkan segala sesuatu yang dilaluinya, dan mengubah lanskap dalam sekejap mata. Inilah megatsunami, fenomena alam yang jauh lebih dahsyat daripada tsunami biasa.  Itulah megatsunami.

Tsunami vs. Megatsunami: Skala Kehancuran yang Berbeda

Tsunami umumnya terjadi akibat gempa bumi bawah laut, letusan gunung berapi, atau longsor yang terjadi di dasar laut. Gelombang ini dapat merambat dengan kecepatan tinggi di laut lepas, mencapai kecepatan ratusan kilometer per jam, mirip dengan kecepatan mobil-mobil balap F1. Namun, ketinggiannya di laut dalam biasanya tidak lebih dari satu meter, membuatnya sulit terdeteksi oleh kapal di laut terbuka. Potensi destruktif tsunami baru terlihat ketika mencapai perairan dangkal, di mana gelombang melambat akibat gesekan dengan dasar laut, menyebabkan energi kinetiknya diubah menjadi energi potensial, yang menghasilkan dinding air yang menjulang tinggi. Tsunami yang dihasilkan dapat mencapai ketinggian puluhan meter dan membanjiri wilayah pesisir dengan kekuatan yang luar biasa.

Megatsunami, di sisi lain, dipicu oleh peristiwa geologis yang jauh lebih besar dan langka, seperti longsor besar-besaran di lereng gunung berapi, keruntuhan kaldera gunung berapi, atau bahkan tumbukan meteorit. Bahkan ada yang karena buatan manusia. Gelombang ini dapat mencapai ketinggian ratusan meter, dengan energi yang jauh melampaui tsunami biasa. Bayangkan dinding air yang lebih tinggi dari gedung pencakar langit menerjang pantai dengan kecepatan tinggi, membawa serta puing-puing dan menghancurkan segala sesuatu di jalurnya. Megatsunami tidak hanya mengancam wilayah pesisir, tetapi juga dapat merambat jauh ke daratan, mengubah lanskap dan menghancurkan infrastruktur vital dengan skala yang lebih dahsyat.

Berikut ini adalah tujuh (7)  megastunami dengan gelombang tertinggi yang tercatat dalam sejarah.

1.    Tsunami Lituya Bay, Alaska (1958)

Pada tanggal 9 Juli 1958, Teluk Lituya di Alaska dihantam oleh megatsunami terbesar yang pernah tercatat. Kejadian ini terjadi ketika gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter melanda patahan Fairweather, melepaskan 90 juta ton batu ke dalam teluk. Gelombang air yang dihasilkan mencapai hampir 524 meter ke udara, atau 4x lebih tinggi dari Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Lima orang tewas akibat gelombang ini, termasuk tiga orang di pantai Pulau Khantaak di pintu masuk Teluk Yakutat dan dua orang di sebuah kapal di Teluk Lituya.


Lituya Bay beberapa minggu setelah tsunami hebat. Foto: D.J. Miller, United States Geological Survey/Geology.com

Diagram megatsunami Teluk Lituya 1958, yang membuktikan keberadaan megatsunami.| Grafis oleh SirGorg original (PD), English text User:FT2 (also PD) – translation of File:Mechanizm powstania megatsunami w zatoce Lituya Bay.JPG, Public Domain, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=43376076Lituya Bay berdasarkan citra Landsat. Sumber: Geology.com/NASA Landsat

2.    Tsunami Gunung St. Helens, Washington (1980)

Letusan dahsyat Gunung St. Helens menyebabkan runtuhnya seluruh sisi utara gunung, menciptakan longsoran terbesar yang pernah tercatat dan menghasilkan gelombang setinggi 250 meter. | Foto dari The U.S. National Archives

Letusan dahsyat Gunung St. Helens pada tanggal 18 Mei 1980, salah satu peristiwa vulkanik paling signifikan dalam sejarah Amerika Serikat, juga menghasilkan megatsunami. Letusan ini menyebabkan runtuhnya seluruh sisi utara gunung tersebut, menciptakan longsoran terbesar yang pernah tercatat. Longsoran ini menghantam Danau Spirit di kaki gunung, menghasilkan gelombang setinggi 250 meter. Gelombang ini melintasi danau, merobohkan pepohonan dan menghancurkan infrastruktur di sekitarnya.

3.    Tsunami Bendungan Vajont, Italia (1963)

Berbeda dengan tsunami lain dalam daftar ini, bencana ini disebabkan oleh manusia. Pembangunan bendungan Vajont di utara Italia, bendungan tertinggi  kala itu  yang selesai dibangun pada tahun 1960, mengganggu lanskap sekitarnya. Lereng-lereng Gunung Toc yang berdekatan dengan bendungan raksasi tersebut menunjukkan tanda-tanda retak sejak awal, dan pada 9 Oktober 1963, seluruh lereng runtuh ke dalam waduk di bawahnya.

Pembangunan bendungan Vajont di utara Italia, bendungan tertinggi kala itu yang selesai dibangun pada tahun 1960, mengganggu lanskap sekitarnya. Lereng-lereng Gunung Toc yang berdekatan dengan bendungan raksasi tersebut menunjukkan tanda-tanda retak sejak awal, dan pada 9 Oktober 1963, seluruh lereng runtuh ke dalam waduk di bawahnya. | foto dari http://commons.wikimedia.org/

Tanah longsor tersebut memicu tsunami yang menghancurkan beberapa desa di lembah Piave dalam waktu 15 menit. Lebih dari 2000 nyawa melayang dalam tragedi tersebut. Mencapai ketinggian gelombang hingga 235 meter, tsunami bendungan Vajont termasuk di antara yang terbesar dalam sejarah serta menjadi salah satu bencana lingkungan buatan manusia paling mematikan yang pernah terjadi.

4.    Tsunami Icy Bay, Alaska (2015)

Teluk terpencil Icy Bay, Alaska, menjadi saksi megatsunami bersejarah pada tanggal 17 Oktober 2015. Menyusul tanah longsor, gelombang setinggi 193 meter ini menyapu bersih hutan dari Taman Nasional dan Cagar Alam Wrangell St. Elias seluas 21 kilometer persegi. Untungnya, tidak ada manusia yang cukup dekat untuk terpengaruh oleh peristiwa tersebut. Seperti di Teluk Lituya, Icy Bay memiliki dinding curam yang terkikis oleh glasier yang runtuh, yang berkontribusi pada intensitas tsunami tersebut.

5.    Tsunami Lituya Bay, Alaska (1936 & 1853/1854)

Lituya Bay telah menjadi lokasi terjadinya beberapa megatsunami sepanjang sejarah, selain peristiwa tahun 1958 yang telah disebutkan sebelumnya. Pada tahun 1936, gelombang setinggi 149 meter menerjang teluk ini, dan bukti geologis menunjukkan bahwa gelombang setinggi 120 meter pernah terjadi pada tahun 1853 atau 1854. Dinding curam teluk dan kedekatannya dengan Patahan Fairweather menjadikannya rentan terhadap longsor besar dan megatsunami yang diakibatkannya.

6.    Tsunami Pulau Ambon, Indonesia (1674)

Megatsunami pertama yang didokumentasikan secara rinci di Indonesia terjadi di Pulau Ambon pada tahun 1674. Gempa bumi berkekuatan besar memicu gelombang setinggi 100 meter yang menghantam pulau ini, menewaskan lebih dari 2.000 orang dan menyebabkan kerusakan parah. Tsunami ini tercatat dalam catatan sejarah lokal dan laporan para pedagang Eropa yang menyaksikan peristiwa tersebut.

7.    Tsunami Karrat Fjord, Greenland (2017)

Greenland jarang mengalami tsunami, namun pada tahun 2017, wilayah ini dihantam oleh salah satu gelombang terbesar yang pernah tercatat. Sebuah longsor di Karrat Fjord menghasilkan dinding air setinggi 90 meter ke desa nelayan Nuugaatsiaq pada tanggal 17 Juni. Megatsunami ini menewaskan empat orang dan menghanyutkan 11 bangunan ke laut. Para ahli percaya peristiwa ini dipicu oleh pemanasan iklim yang mencairkan lanskap glasial. Pegunungan di sekitar Karrat Fjord masih belum stabil, dan tsunami yang disebabkan oleh longsor yang lebih besar bisa terjadi di masa depan Greenland.

Ancaman Megatsunami dan Upaya Mitigasi: Tantangan Masa Depan

Megatsunami adalah ancaman nyata bagi komunitas pesisir di seluruh dunia. Meskipun peristiwa ini jarang terjadi, dampaknya bisa sangat menghancurkan, merenggut ribuan nyawa dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, apalagi jika terjadi di tempat-tempat dengan populasi besar.  Oleh karena itu, upaya mitigasi menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko bencana.


Sumber:https://www.idntimes.com/science/discovery/rivandi-pranandita-putra/fakta-megatsunami-c1c2

Pengembangan sistem peringatan dini yang canggih adalah salah satu langkah kunci dalam mitigasi megatsunami. Sistem ini dapat mendeteksi longsor atau peristiwa geologis lainnya yang berpotensi memicu megatsunami, memberikan peringatan dini kepada masyarakat pesisir untuk melakukan evakuasi. Selain itu, pemetaan zona risiko megatsunami dan perencanaan tata ruang yang tepat dapat membantu mengurangi kerentanan wilayah pesisir terhadap bencana ini.

Penelitian lebih lanjut tentang megatsunami dan faktor-faktor yang memicunya juga diperlukan. Dengan memahami mekanisme di balik gelombang raksasa ini, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur vital dari ancamannya. Pemantauan terus-menerus terhadap lereng gunung yang tidak stabil, gunung berapi aktif, dan daerah rawan longsor juga penting untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan mengambil tindakan pencegahan.

**) Dikutif dari https://www.mongabay.co.id/2024/08/22/memahami-megathrust-gempa-dahsyat-yang-berpotensi-terjadi-di-indonesia/

5 komentar:

ENTERPRENEURSHIP

  “JANGAN PERNAH ANGGAP ENTENG PRAKARYA! BERIKUT INI JENIS DAN MANFAATNYA” Oleh: Dadan Triatna, SE., S.Pd *)   Prakarya merupakan kegi...