Kamis, 24 Oktober 2024

RELIGIUSITI

 

"MUTIARA YANG DIBUANG..."

Pintu Syurga yang disia siakan

Oleh: Hj. N. Nuraeni, S.Pd.I *)

 


“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. An-Nisa ayat 36)

 

"Ridho Allah SWT bergantung dari ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT bergantung dari kemurkaan orang tua," (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

 

Sumber: https://rbtv.disway.id/read/24273/ketika-suami-istri-bertengkar-bolehkah-istri-mendiamkan-suami-dan-apa-hukumnya-simak-penjelasannya-

Anak anakku yang baik mari kita simak kisah berikut.

Pada suatu hari, sepasang suami istri yang kaya raya, memasuki rumah dan mereka melihat ruang makan yang kotor dan tercium bau aroma tidak sedap "pesing". Sementara di sudut meja makan nampak seorang ibu tua sedang berusaha keras untuk bisa menyapu, karena dia merasa bersalah dengan keadaan tersebut.

Percakapan dimulai,

Istri  :  (dengan suara keras membentak ibu tua itu)

“Ini pasti ulah ibu, kan? Ibu ngompol di lantai kan? Lihat tuh, meja kotor, makanan  tercecer dimana-mana, lantai juga. ibu...ibu !!  ibu tau kan Ini rumah bukan gudang.......ibu !”

Suami :

“Sudahlah mama jangan bentak ibu seperti itu, kasian, ibu kan sudah tua. Tidak apa-apa biar aku yang memberskan semuanya.”

Istri:

“Tidaaak. Tidak bisa begini terus-menerus mas, gimana kalau tiba-tiba ada tamu yg datang? Apa  jadinya? Malu kita mas. Sebaiknya besok kita bawa ibu ke panti jompo. Pokoknya akan saya bawa !”

Suami :

“Jangan ma, kasian, Itu kan ibumu, masa dibawa ke panti jompo. Apa kamu tidak malu? Apa kata tetangga nanti kalau mereka tau?”

Isrtrinya tidak menggubris perkataan suaminya dia tetap ingin membawa ibunya kepanti.

Setelah ibu tua itu dibawa ke panti jompo si istri merapikan kamar ibunya. Dibawah kasur ditemukan sebuah buku lusuh dengan kertas yang agak kuning kusam. Dia tertarik karena ada foto dirinya sejak kecil sampai remaja, di halaman depan bertuliskan judul buku "PUTRIKU buah HATIKU". Kemudian buku itu dia baca dengan sangat teliti. Dalam buku tersebut berisi catatan ibu terkait dirinya, diawali dengan hari dan tanggal lahir dia

"Aku melahirkan putriku, biar terasa sakit dan mandi darah, aku bangga bisa punya anak. Ya, aku bangga bisa berjuang tanpa suami yang telah mendahuluiku. Aku rawat dengan cinta, aku besarkan dengan kasih, aku sekolahkan dengan airmata, aku hidupi dia dengan cucuran keringat. Kuingat ketika kubawa ke klinik untuk imunisasi, diatas angkot dia nangis, lalu kubuka kancing baju dan aku susui dia. Aku tak merasa malu, bahkan tiba-tiba dia kencingi aku, tapi biarlah. Tiba-tiba dia batuk kecil, muntah, dan basahi rokku. Aku tidak marah ataupun kesal. Hari itu terasa indah bagiku. Biarpun aku basah oleh kencing dan muntahannya, aku tetap tersenyum bangga sekali. Kejadian itu berulang kali terjadi. Aku tak peduli apa kata orang diatas angkot. Asalkan putriku bisa tumbuh sehat, itu yang utama bagiku. Karena aku sangat mencintai putriku.”

Sambil terduduk lesu setelah membaca tulisan ibunya itu, air matanya mulai meleleh turun, hati terasa perih, dada terasa sesak. “Ternyata perjuangan ibu sangat luar biasa dalam mengurus aku. (Tiba² dia berteriak keras, meraung sejadi-jadinya) "Ibuuuuuuu, ibuuuuu."  dia  berdiri  lalu berlari ke garasi. Suaminya kaget melihat ulah istrinya dan bertanya, "Kenapa ma, ada apa?". Sambil terisak dia menjawab, "Aku harus bawa kembali ibuku". belum selesai berkata, tiba-tiba telpon berdering. Suami mengangkat telepon tersebut kemudian terdengar, "Mohon bapak dan ibu baiknya segera datang ke panti sekarang, cepat!". Tanpa menunggu lama mereka bergegas menuju  panti. Setelah sampai ke panti, nampak tubuh ibu tua sudah lemah,  sedang diperiksa dokter. Si istri berteriak histeris sambil menangis menahan air mata "Ibuuuuu", Ibunya lemah tanpa bersuara dan berusaha memeluk kepala anaknya seraya berbisik pelan dan bercucur air mata "Anakku, ibu bangga punya kamu, seluruh cinta kasih hanya buat kamu nak. Maafkan ibu.  Ibu sayang padamu.” (sambil memejamkan mata).

Sang ibupun menghembuskan nafas terakhir, meninggal dengan damai. Didalam hatinya dia berkata penuh cacian terhadap dirinya. Anaknya meraung-raung  keras sekali, menangis dan menyesal, "Ibuu, ibuu, aku minta ampun buu, aku durhaka sama ibuu, ampuni aku bu. Iiibuu, jangan tinggalkan aku bu. Anak macam apa aku ini, anak macam apa, ampun buu, ampuni aku ibuu". Terlambat, semuanya sudah berakhir.

 

Sumber: https://mushollarapi.blogspot.com/2018/03/doa-untuk-ibu-bapak.html

Anak anakku yang baik, masihkah  ada ibu dan ayah disisimu?   

Kalau orang tua masih ada rawatlah dengan sepenuh hati.....kalau telah mendahului kita do'a kan.

Supaya mereka diampuni segala dosanya dan ditempatkan di SyurgaNya.

Nilai apa yg terbersit dari kisah ini?

 

Ingatlah anak  anakku yang baik :

Kegeraman mengantar kita "Memeluk dosa"

Tindakan bodoh, membuat kita "Merangkul durhaka"

Sikap ego, mendorong kita "Mendekap Nista"

Sesal yang terlambat “Tidak berguna” 

Semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran dalam kehidupan,

Terima kasih, ibu sayang kalian semua !!

 

*) Guru PABP di SMAN 1 Pangalengan

 

6 komentar:

  1. Setelah membaca literasi hari ini, saya langsung teringat pada peribahasa “1 Ibu bisa merawat 10 anak, namun 10 anak belum tentu bisa merawat 1 Ibu” Hal ini mengingatkan kita untuk tidak melupakan pengorbanan orang tua terutama Ibu dan pentingnya merawat mereka dengan penuh cinta di masa tuanya.

    BalasHapus
  2. Masyaallah, literasi hari ini sangat deep sekali maknanya. Jangan lupa sayangi orang tua kita ya teman-teman..

    BalasHapus
  3. literasinya sangat dalam bu

    BalasHapus

SPIRITUALITY

  SUKSES DUNIA DAN AKHIRAT Oleh: Herik Saepudin, S.Pd.I *) Kesuksesan dunia dan akhirat adalah tujuan yang diimpikan oleh banyak orang. ...