"MUTIARA
YANG DIBUANG..."
Pintu
Syurga yang disia siakan
Oleh:
Hj. N. Nuraeni, S.Pd.I *)
Berbuat
baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. An-Nisa ayat 36)
"Ridho
Allah SWT bergantung dari ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT
bergantung dari kemurkaan orang tua," (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)
Sumber: https://rbtv.disway.id/read/24273/ketika-suami-istri-bertengkar-bolehkah-istri-mendiamkan-suami-dan-apa-hukumnya-simak-penjelasannya-
Anak
anakku yang baik mari kita simak kisah berikut.
Pada
suatu hari, sepasang suami istri yang kaya raya, memasuki rumah dan mereka melihat
ruang makan yang kotor dan tercium bau aroma tidak sedap "pesing". Sementara
di sudut meja makan nampak seorang ibu tua sedang berusaha keras untuk bisa
menyapu, karena dia merasa bersalah dengan keadaan tersebut.
Percakapan
dimulai,
Istri : (dengan
suara keras membentak ibu tua itu)
“Ini
pasti ulah ibu, kan? Ibu ngompol di lantai kan? Lihat tuh, meja kotor, makanan tercecer dimana-mana, lantai juga. ibu...ibu
!! ibu tau kan Ini rumah bukan
gudang.......ibu !”
Suami
:
“Sudahlah
mama jangan bentak ibu seperti itu, kasian, ibu kan sudah tua. Tidak apa-apa biar
aku yang memberskan semuanya.”
Istri:
“Tidaaak.
Tidak bisa begini terus-menerus mas, gimana kalau tiba-tiba ada tamu yg datang?
Apa jadinya? Malu kita mas. Sebaiknya
besok kita bawa ibu ke panti jompo. Pokoknya akan saya bawa !”
Suami
:
“Jangan
ma, kasian, Itu kan ibumu, masa dibawa ke panti jompo. Apa kamu tidak malu? Apa
kata tetangga nanti kalau mereka tau?”
Isrtrinya
tidak menggubris perkataan suaminya dia tetap ingin membawa ibunya kepanti.
Setelah
ibu tua itu dibawa ke panti jompo si istri merapikan kamar ibunya. Dibawah
kasur ditemukan sebuah buku lusuh dengan kertas yang agak kuning kusam. Dia
tertarik karena ada foto dirinya sejak kecil sampai remaja, di halaman depan
bertuliskan judul buku "PUTRIKU buah HATIKU". Kemudian buku itu dia
baca dengan sangat teliti. Dalam buku tersebut berisi catatan ibu terkait
dirinya, diawali dengan hari dan tanggal lahir dia
"Aku
melahirkan putriku, biar terasa sakit dan mandi darah, aku bangga bisa punya
anak. Ya, aku bangga bisa berjuang tanpa suami yang telah mendahuluiku. Aku
rawat dengan cinta, aku besarkan dengan kasih, aku sekolahkan dengan airmata, aku
hidupi dia dengan cucuran keringat. Kuingat ketika kubawa ke klinik untuk
imunisasi, diatas angkot dia nangis, lalu kubuka kancing baju dan aku susui dia.
Aku tak merasa malu, bahkan tiba-tiba dia kencingi aku, tapi biarlah. Tiba-tiba
dia batuk kecil, muntah, dan basahi rokku. Aku tidak marah ataupun kesal. Hari
itu terasa indah bagiku. Biarpun aku basah oleh kencing dan muntahannya, aku
tetap tersenyum bangga sekali. Kejadian itu berulang kali terjadi. Aku tak
peduli apa kata orang diatas angkot. Asalkan putriku bisa tumbuh sehat, itu
yang utama bagiku. Karena aku sangat mencintai putriku.”
Sambil
terduduk lesu setelah membaca tulisan ibunya itu, air matanya mulai meleleh
turun, hati terasa perih, dada terasa sesak. “Ternyata perjuangan ibu sangat
luar biasa dalam mengurus aku. (Tiba² dia berteriak keras, meraung
sejadi-jadinya) "Ibuuuuuuu, ibuuuuu."
dia berdiri lalu berlari ke garasi. Suaminya kaget melihat
ulah istrinya dan bertanya, "Kenapa ma, ada apa?". Sambil terisak dia
menjawab, "Aku harus bawa kembali ibuku". belum selesai berkata,
tiba-tiba telpon berdering. Suami mengangkat telepon tersebut kemudian
terdengar, "Mohon bapak dan ibu baiknya segera datang ke panti sekarang,
cepat!". Tanpa menunggu lama mereka bergegas menuju panti. Setelah sampai ke panti, nampak tubuh
ibu tua sudah lemah, sedang diperiksa
dokter. Si istri berteriak histeris sambil menangis menahan air mata
"Ibuuuuu", Ibunya lemah tanpa bersuara dan berusaha memeluk kepala
anaknya seraya berbisik pelan dan bercucur air mata "Anakku, ibu bangga
punya kamu, seluruh cinta kasih hanya buat kamu nak. Maafkan ibu. Ibu sayang padamu.” (sambil memejamkan mata).
Sang
ibupun menghembuskan nafas terakhir, meninggal dengan damai. Didalam hatinya
dia berkata penuh cacian terhadap dirinya. Anaknya meraung-raung keras sekali, menangis dan menyesal,
"Ibuu, ibuu, aku minta ampun buu, aku durhaka sama ibuu, ampuni aku bu.
Iiibuu, jangan tinggalkan aku bu. Anak macam apa aku ini, anak macam apa, ampun
buu, ampuni aku ibuu". Terlambat, semuanya sudah berakhir.
Sumber:
https://mushollarapi.blogspot.com/2018/03/doa-untuk-ibu-bapak.html
Anak
anakku yang baik, masihkah ada ibu dan
ayah disisimu?
Kalau
orang tua masih ada rawatlah dengan sepenuh hati.....kalau telah mendahului
kita do'a kan.
Supaya
mereka diampuni segala dosanya dan ditempatkan di SyurgaNya.
Nilai
apa yg terbersit dari kisah ini?
Ingatlah
anak anakku yang baik :
Kegeraman
mengantar kita "Memeluk dosa"
Tindakan
bodoh, membuat kita "Merangkul durhaka"
Sikap
ego, mendorong kita "Mendekap Nista"
Sesal
yang terlambat “Tidak berguna”
Semoga
bermanfaat dan menjadi pelajaran dalam kehidupan,
Terima
kasih, ibu sayang kalian semua !!
*)
Guru PABP di SMAN 1 Pangalengan
Setelah membaca literasi hari ini, saya langsung teringat pada peribahasa “1 Ibu bisa merawat 10 anak, namun 10 anak belum tentu bisa merawat 1 Ibu” Hal ini mengingatkan kita untuk tidak melupakan pengorbanan orang tua terutama Ibu dan pentingnya merawat mereka dengan penuh cinta di masa tuanya.
BalasHapusMasyaallah, literasi hari ini sangat deep sekali maknanya. Jangan lupa sayangi orang tua kita ya teman-teman..
BalasHapus👍👍
BalasHapus👍🏻👍🏻
BalasHapusliterasinya sangat dalam bu
BalasHapus👍👍
BalasHapus