"Guru yang biasa memberitahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang superior mencontohkan. Guru yang luar biasa menginspirasi" - William Arthur Ward.

Jumat, 10 Oktober 2025

DEMOCRAZY

PENTINGNYA PROPOSAL, LITERASI DAN PEMAHAMAN HUKUM

Oleh: XII DI

 

Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dibekali kemampuan berpikir sistematis, sikap demokratis, dan kesadaran hukum sejak dini. Proposal mengajarkan cara menyusun rencana secara terstruktur, demokrasi mendorong keterlibatan aktif dalam kehidupan sosial, dan kesadaran hukum membentuk sikap taat aturan. Ketiganya penting untuk membentuk remaja yang kritis, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan di masyarakat.

 

Sumber: https://www.inews.id/news/nasional/contoh-proposal-penelitian-yang-baik-beserta- sistematikanya

  A.     Menulis Proposal dan Karya Tulis Ilmiah

Menulis proposal bukan cuma soal menyusun tabel kegiatan atau mencatat biaya. Ia adalah rencana yang lahir dari rasa ingin tahu dan niat untuk bergerak.Ketika seseorang menulis proposal, ia sebenarnya sedang berkata,“Ini idenya, ini alasannya, dan inilah cara agar dunia sedikit lebih baik.”

Karya tulis ilmiah melanjutkan semangat itu tapi dengan logika yang lebih tajam. Ia  XIImengajarkan remaja untuk berpikir sistematis, menguji pendapat dengan data, dan menghargai fakta. Setiap paragrafnya bukan sekadar tulisan, melainkan bukti bahwa kita mampu menalar dan tidak asal bicara.

 


Sumber: https://www.konsultanpsikologijakarta.com/kemampuan-berpikir-kritis/

Remaja yang terbiasa menulis karya ilmiah belajar hal penting, yaitu:

1.       Bahwa pendapat kuat lahir dari bukti, bukan emosi.

2.       Bahwa menulis dengan data berarti menulis dengan tanggung jawab.

Jadi, literasi ilmiah bukan soal pintar menulis laporan, tapi tentang berani berpikir kritis dan jujur pada kebenaran.

B.      Remaja dan Literasi Demokrasi

Di usia remaja, banyak hal terasa ingin dilawan aturan, sistem, bahkan ketidakadilan. Di situlah literasi demokrasi menemukan perannya. Ia mengajarkan cara melawan dengan gagasan, bukan dengan kemarahan. Ia mengajarkan bahwa setiap suara punya nilai, asal diungkapkan dengan cara yang santun dan beralasan.

Menjadi remaja yang paham demokrasi berarti tahu bagaimana berdialog, mendengar, dan mengambil keputusan bersama. Bukan sekadar ikut-ikutan, tapi berpartisipasi karena sadar akan hak dan kewajiban.

 
Sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/29/09085421/kisah-di-balik-foto-viral-anak-sma

Di dunia digital, literasi demokrasi juga berarti mampu menyaring informasi, menolak hoaks, dan menghormati perbedaan. Sebab demokrasi bukan hanya urusan politik, tapi juga tentang cara hidup yang menghargai sesama.

“Demokrasi tanpa literasi hanya melahirkan kebisingan. Tapi demokrasi yang tumbuh di tangan remaja berpengetahuan, akan menjadi kekuatan sosial yang menyejukkan”.

C.       Literasi Peraturan dan Undang-Undang

Sering kali remaja merasa hukum itu urusan orang dewasa. Padahal setiap aturan yang ada dari peraturan sekolah sampai Undang-Undang ITE menyentuh kehidupan mereka setiap hari. Literasi hukum bukan tentang menghafal pasal,tapi tentang memahami mengapa aturan dibuat: untuk melindungi, mengatur, dan menyeimbangkan hak dengan kewajiban.

Contohnya sederhana:

  1. Saat kamu tahu batas etika berkomentar di media sosial, kamu sedang menerapkan literasi hukum digital.
  2. Saat kamu menghargai tata tertib sekolah, kamu sedang belajar tentang tatanan sosial.
  3. Saat kamu tahu hak anak dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, kamu sedang memahami nilai kemanusiaan.

Kesadaran hukum membuat remaja tidak hanya patuh karena takut hukuman, tetapi karena mengerti tujuan moral di balik aturan itu.

 


Sumber: https://shekinahmilblog.home.blog/2019/01/27/mil-blog-chapter-1/

D.     Benang Merahnya

Ketiga bentuk literasi ini sebenarnya saling berhubungan. Menulis proposal dan karya ilmiah melatih logika dan kejujuran intelektual. Literasi demokrasi membentuk karakter terbuka dan berani berpendapat. Literasi hukum meneguhkan kesadaran moral dan tanggung jawab sosial. Jika ketiganya tumbuh bersama, remaja tidak hanya cerdas di kepala, tetapi juga matang dalam berpikir dan bertindak. Mereka akan menulis dengan tujuan, berbicara dengan alasan, dan menaati hukum dengan kesadaran bukan karena takut, tapi karena paham.

**) dari berbagai sumber

15 komentar:

  1. makasih bu alfirji x-d

    BalasHapus
  2. Terimakasih Akang/Teteh atas literasinya.
    Dara X-B

    BalasHapus
  3. terimakasih atas literasinya
    dea x-c

    BalasHapus
  4. Terimakasih atas literasi nya

    BalasHapus
  5. terimakasih atas literasinya, Rizty X-A

    BalasHapus
  6. terimakasih atas literasinya

    BalasHapus
  7. Terimakasih literasinya sangat bermanfaat
    Wafiq XE

    BalasHapus
  8. terimakasih atas literasinya
    ayra x-e

    BalasHapus
  9. Terimakasih literasinya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  10. terima kasih literasi nya
    Windi X-E

    BalasHapus
  11. terimakasih atas literasinya
    desi x-e

    BalasHapus
  12. Muhamad Ridwan X-E10 Oktober 2025 pukul 08.10

    Terimakasih atas literasi nya hari ini
    Muhamad Ridwan

    BalasHapus
  13. Terimakasih atas literasi nya
    Silvia XE

    BalasHapus
  14. terimakasih atas literasinya
    Aprilia xe

    BalasHapus
  15. terimakasih atas literasinya
    hadad xd

    BalasHapus

DEMOCRAZY

PENTINGNYA PROPOSAL, LITERASI DAN PEMAHAMAN HUKUM Oleh: XII DI   Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dibekali k...