AKSI 25–29 AGUSTUS 2025. CERMIN SEJARAH & CARA BERSIKAP
UNTUK KITA, PELAJAR SMA
Oleh: Pepi Munawwir Hafidz,
S.Pd. *)
Tanggal: 1 September 2025
Sumber: https://baliwananews.com/wp-content/uploads/2025/08/demo-dpr-9-768x513-1.jpg)
Halo semuanya. Minggu terakhir Agustus 2025,
jalan-jalan di Jakarta dan beberapa kota di Indonesia dipenuhi massa. Isunya
bukan hal sepele: fasilitas/“perks” anggota DPR terutama tunjangan perumahan dinilai
tidak peka terhadap kondisi ekonomi warga. Gelombang aksi memuncak pada 28–29
Agustus, dan pemerintah kemudian menyatakan akan memangkas/mencabut sebagian
fasilitas DPR untuk meredakan situasi.
Salah satu pemicu eskalasi adalah kematian
Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek daring, yang tertabrak kendaraan taktis
saat pengendalian massa di sekitar DPR pada 28 Agustus. Peristiwa ini menyulut
solidaritas yang lebih luas dan menambah tekanan moral agar ada koreksi
kebijakan serta penegakan hukum yang adil.
Tulisan ini mengajak kalian melihat peristiwa
tersebut dengan kacamata sejarah, lalu menyimpulkan sikap apa yang perlu kita
ambil sebagai pelajar.
1)
Kronologi Singkat: Dari Isu ke Koreksi Kebijakan
·
25 Agustus: Aksi dimulai di
sekitar Kompleks DPR/MPR, menyorot tunjangan perumahan dan transparansi
fasilitas anggota DPR. Bentrokan sporadis terjadi di beberapa titik.
·
28–29 Agustus: Situasi memanas
setelah Affan Kurniawan meninggal. Aksi menyebar, dukungan dari komunitas
pengemudi ojek dan mahasiswa menguat, dan terjadi kerusakan fasilitas di
sejumlah daerah.
·
31 Agustus–1 September:
Pemerintah mengumumkan pemangkasan/pencabutan sejumlah fasilitas DPR (termasuk
tunjangan perumahan) serta pembatasan perjalanan dinas legislatif. Pemerintah
menegaskan dukungan pada aksi damai, sambil menindak perusakan.
Intinya: tekanan publik → eskalasi → koreksi
kebijakan. Pola seperti ini bukan hal baru dalam sejarah Indonesia.
Sumber: Sumber: https://pintoe.co/berita/read/8614/Demo-DPR-Hari-Ini-25-Agustus-2025-Daftar-Tuntutan
2)
Pola dalam Cermin Sejarah Indonesia
Sejarah kita menunjukkan bahwa protes publik
sering mengikuti alur: rasa ketidakadilan → mobilisasi (sering dipimpin kaum
muda) → respon negara → hasil (penuh/parsial) → pekerjaan rumah pasca-aksi.
Berikut beberapa momen kunci:
1966 —
Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) — Mahasiswa merumuskan
tiga tuntutan yang sangat jelas: bubarkan PKI, bersihkan kabinet dari unsur
G30S, dan turunkan harga. Kejelasan ini memudahkan konsolidasi gerakan dan
komunikasi ke publik. Pelajaran: fokus tuntutan = daya ungkit.
1974 —
Malari — Aksi mahasiswa yang awalnya mengkritik
kebijakan ekonomi dan penetrasi modal asing berubah menjadi kerusuhan.
Dampaknya: represi dan pembatasan ruang sipil pada masa Orde Baru. Pelajaran:
ketika aksi bergeser ke kekerasan dan penjarahan, legitimasi publik menyusut
dan kebebasan bisa menyempit.
Sumber: https://www.satuju.com/berita/12031/mahasiswa-ambil-alih-demo-buruh-situasi-memanas-di-depan-gedung-dpr.html
1998 —
Reformasi — Koalisi luas mahasiswa–warga, ditambah
krisis ekonomi, berujung pada mundurnya Presiden Soeharto dan perubahan politik
besar. Pelajaran: jejaring lintas kota, ketekunan, dan tujuan perubahan yang
terukur bisa mengubah arah sejarah.
2019 —
#ReformasiDikorupsi — Protes besar menolak pelemahan
KPK dan sejumlah RUU. Hasilnya campuran: sebagian agenda tertahan, sebagian
lain tetap berjalan. Pelajaran: energi jalanan perlu disambungkan ke kanal
formal (uji materi di MK, RDPU, advokasi kebijakan), jika ingin hasil berkelanjutan.
2020 —
Omnibus Law — Aksi 8–12 Oktober melibatkan serikat buruh
dan mahasiswa di banyak kota. Pelajaran: kerja sama lintas kelompok memperluas
legitimasi, namun nirkekerasan tetap kunci agar dukungan publik tidak luntur
dan respons negara tidak makin keras.
Benang
merah 1966–2025: (1) Pemicu sering berakar pada rasa
ketidakadilan; (2) Generasi muda berperan penting; (3) Nirkekerasan menjaga
simpati publik; (4) Keberlanjutan hasil ditentukan oleh kemampuan mengalihkan
energi aksi ke jalur konstitusional.
Sumber: https://interaktif.kompas.id/baca/gerakan-mahasiswa-tak-pernah-mati/
3) Apa
yang Berbeda di 2025?
a)
Kecepatan koreksi kebijakan.
Berbeda dengan beberapa episode sebelumnya,
pemerintah bergerak dalam hitungan hari untuk memangkas/mencabut sebagian
fasilitas DPR. Ini menunjukkan sensitivitas terhadap opini publik—meski tentu
pekerjaan rumah transparansi dan akuntabilitas belum selesai.
b)
Peran media sosial sebagai “gas” sekaligus “asap.”
Media sosial mempercepat ajakan aksi dan
penyebaran klaim. Dalam kasus 25–29 Agustus, fokus isu DPR bergeser cepat ke
amarah terhadap aparat setelah kematian Affan pergeseran framing yang
dibantu arus informasi digital. Risiko: disinformasi memperuncing emosi dan
memicu tindakan reaktif.
4)
“Sikap Pelajar”: 6 Prinsip yang Relevan Sekarang
1. Kritis tapi beradab
(anti-hoaks, pro-data). Sebelum menyebarkan “kabar
panas”, cek silang minimal dua sumber kredibel. Gunakan liputan cepat dari
media arus utama sebagai tolok ukur awal ketika situasi masih berubah. Ingat:
berbagi tanpa verifikasi bisa memperkeruh situasi atau membahayakan orang lain.
2. Utamakan tanpa kekerasan &
keselamatan. Sejarah Malari 1974 mengingatkan: saat
aksi berubah menjadi kekerasan/penjarahan, dukungan publik jatuh dan ruang
kebebasan menyempit. Jika terlibat aksi atau solidaritas, jaga damai, taati
hukum, dan utamakan keselamatan diri serta sekitar.
3. Gunakan kanal konstitusional
setelah aksi. Energi jalanan perlu dilanjutkan ke jalur
formal: Permohonan Informasi Publik soal rincian fasilitas/anggaran;
Audiensi/RDPU di DPRD; dukungan uji materi ke Mahkamah Konstitusi bila ada
kebijakan yang dinilai bertentangan konstitusi.
4. Fokuskan tuntutan. Belajar
dari Tritura 1966: saring aspirasi jadi 2–4 tuntutan terukur (misalnya
transparansi rinci tunjangan, audit independen penggunaan anggaran, dan
partisipasi publik sebelum perubahan fasilitas). Fokus memudahkan dialog,
negosiasi, dan akuntabilitas hasil.
Sumber: https://kumparan.com/ghaisan-azkal/solidaritas-dan-tanggung-jawab-moral
5. Solidaritas yang bertanggung
jawab. Menunjukkan empati pada korban dan keluarga
bisa lewat donasi tepercaya, dukungan psikososial, atau aksi sosial di sekolah:
kelas literasi anggaran, klinik menulis opini kebijakan, dan sejenisnya bukan
aksi yang menambah kerusakan/korban.
6. Jaga keseimbangan peran. Kepedulian
sosial itu mulia, tetapi tanggung jawab utama pelajar adalah belajar. Jadikan
isu publik sebagai bahan latihan berpikir kritis membaca sumber, menyusun
argumen, berdiskusi sehat bukan alasan untuk melalaikan kewajiban akademik.
5)
Mengaitkan ke Pelajaran Sejarah di Kelas
Kontinuitas
(Continuity):
Kritik pada ketidakadilan, peran generasi muda,
dan urgensi nirkekerasan tampak dari 1966, 1974, 1998, 2019, 2020, hingga 2025.
Perubahan
(Change):
Kecepatan koreksi kebijakan dan dominannya
peran media sosial dalam mobilisasi serta pembingkaian isu.
Sebab–Akibat
(Causation):
Kebijakan fasilitas legislatif → kemarahan
publik → aksi → eskalasi (terutama setelah kasus Affan) → koreksi kebijakan +
investigasi, penertiban, dan penegasan jalur dialog.
Sumber
& Bias (Sourcing):
Bedakan laporan cepat (hard news) dengan
opini/analisis; bandingkan beberapa outlet untuk gambaran utuh, apalagi
saat angka korban atau rincian kebijakan masih berkembang.
Sumber: https://icjr.or.id/category/advokasi-ruu-icjr/page/3/
“Berani kritis, tetap etis: teliti sumber, tolak kekerasan,
fokus pada solusi, dan tekun belajar.”
Demonstrasi adalah bagian dari demokrasi. Aksi
25–29 Agustus 2025 menunjukkan bahwa suara warga, bila terfokus dan damai,
dapat mendorong koreksi kebijakan bahkan dalam hitungan hari. Namun perubahan
yang berumur panjang butuh strategi pasca-aksi: transparansi berkelanjutan,
pengawasan publik, advokasi konstitusional, dan budaya dialog di sekolah.
Sebagai pelajar, kalian ditantang untuk menjadi generasi yang berani kritis
sekaligus etis mewarisi tradisi luhur generasi muda Indonesia dari Tritura 1966
sampai 2025.
“Those who do not learn from history are
doomed to repeat it.” - Winston Churchill
*) Guru Mapel Sejarah di SMAN 1 Pangalengan
**) dari berbagai sumber
Tulisan ini sangat inspiratif karena tidak hanya membahas aksi 25–29 Agustus 2025, tetapi juga mengaitkannya dengan perjalanan sejarah bangsa. Pesan kritis sekaligus etis yang ditujukan untuk pelajar sangat relevan di era media sosial saat ini. Artikel ini mengajarkan bahwa keberanian harus berjalan seiring dengan nirkekerasan, data, dan tanggung jawab.
BalasHapusTerimakasih atas literasinya, sangat bermanfaat 🙏🏻
BalasHapusterimakasih ibu literasi nya🙏🏻
BalasHapusTerimakasih atas literasi nya 🙏
BalasHapusCessa XC
terimakasih pak atas literasinya
BalasHapusTerimakasih pak atas literasinya, materi nya sangat menarik untuk dibaca
BalasHapusterimakasih atas literasinya sangat bermanfaat 🫰🏻👍
BalasHapusterimakasii atas literasinya
BalasHapusmeysa xb
terimakasih atas literasinya
BalasHapushadad xd
makasih bu alfirji x-d
BalasHapusterimakasih atas literasinya pak
BalasHapusterimakasih atas literasinya daffa xb
BalasHapusterimakasih atas literasi hari iniii👍
BalasHapusanggun x-i
Trimakasih literasi nya Restu X-D
BalasHapusTerimakasih atas literasinya
BalasHapusMEYSA X-E
Terima kasih atas literasi nya, sangat bermanfaat.
BalasHapusterimakasih atas literasinya
BalasHapusayra x-e
terimakasih sangat bermanfaat
BalasHapusaalia x-e
terimakasih atas literasinya sangat bermanfaat sekali
BalasHapusAmanda X-E
Terimakasih atas literasinya
BalasHapusAprilia xe
sangatt baguss sekali literasinyaa🤍🤏🏻
BalasHapusTerimakasih atas literasinya sangat bermanfaat
BalasHapusBetul sekali atas isu ini terimakasih atas literasinya yang bisa membuat kita semua mengambil pembeljaran apa yang sudah terjadi di indonesua ini
BalasHapusTerimakasih, sangat bermanfaat
BalasHapusPemilihan topiknya sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, sangat bisa membantu menyadarkan para siswa untuk bertindak lebih rasional, kritis namun tetap menjaga etika dengan nirkekerasan.
BalasHapusKenapa pola ini selalu muncul di indonesia >kebijakan publik> kemarahan publik akan kebijakan >aksi masa baru koreksi kebijakan......seakan akan pemerintah tidak belajar dari kesalahan.atau memang pola ini sengaja dibuat untuk sedikit mengurangi populasi manusia d indonesia.... ya sudahlan tapi maafkan terlalu kejauhan.
BalasHapus#indonesiacemas
terimakasih atas literasi nya
BalasHapussalva XD
terimakasih atas ilmunya lewat literasi pagi ini
BalasHapusalya meyla x-d
terimakasih literasinya
BalasHapusmira x-d
terimakasih atas materi literasinya
BalasHapusterimakasih atas literasi nya
BalasHapusavi deliani XD
terimakasih literasi nya
BalasHapusyayu x-d
terimakasih atas literasinya🙏🏼
BalasHapusterimakasih literasi nya sangat bermanfaat
BalasHapusterimakasih ini sangat bermanfaat
BalasHapusterimakasih literasi nya pak
BalasHapusTerimakasih banyak, sangat bermanfaat
BalasHapusterimakasih ilmu dan literasinya pa/bu sindi x-d
BalasHapusterimakasih atas literasinya
BalasHapusX-C
Terimakasih atas literasinya
BalasHapusterimakasih ilmunya nasya x-d
BalasHapustrimakasih untuk literasi nya
BalasHapusqueen x-c
Literasi nya sangat bermanfaat pak terkait menjelaskan kronologi kerusuhan belakangan ini.
BalasHapusterimakasihh pak atas literasinya
BalasHapusdea x-c
Terimakasih atas ilmunya
BalasHapusTerimakasih atas literasinya
BalasHapussyahla X-C
trimakasih literasi nya
BalasHapusBINTANG X-C
terima kasih linterasinya dan ilmunya
BalasHapusKeysha XC
Terimakasih atas literasinya pak🙏
BalasHapusterimakasih linterasinya ini sangat bermanfaat
BalasHapusecha xc
terima kasih literasi nya pak
BalasHapusCITRA X-C
terimakasih literasinya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih atas literasinya sangat bermanfaat dan menambah wawasan saya tentang apa yang terjadi saat ini
BalasHapusterimakasih literasi nya
BalasHapusqiran x-a
terima kasih atas literasi nya
BalasHapusWindi Xe
terimakasih pa atas literasi nya🙏
BalasHapusdesi x-e
sangat bermanfaat sekali, terimakasih bapa🤭🤭🤭🖐🏻
BalasHapusterima kasih atas literasinya
BalasHapusJihan azahra X-E
terimakasih literasinya sangat bermanfaat untuk di baca🙌🏻
BalasHapusTerma kasih ats ilmu yng di berikan hari ini
BalasHapusMuhamad Ridwan X-E
terimakasih untuk literasi nya bapa🙏🏻
BalasHapusTerima kasih atas literasi
BalasHapusSilvia Xe
Terimakasih literasinya,sangat bermanfaat
BalasHapusWafiqX-E
Terimakasih bapak atas literasinya,sangat bermanfaat
BalasHapusFarisa X-E
Terimakasih Bapak atas ilmunya
BalasHapusDara X-B
Terimakasih atas ilmunya bapa
BalasHapusGia - X-B