Tidak ada kekayaan yang lebih utama daripada akal, tidak ada keadaan yang paling menyedihkan daripada kebodohan, dan tidak ada warisan yang lebih baik daripada pendidikan - Ali Bin Abi Thalib

Senin, 15 September 2025

Leadership

 BELAJAR BERORGANISASI

Oleh: Ka Romli Berliana, S.Pd. MT *)


Menurut para ilmuwan, organisasi adalah suatu bentuk persekutuan atau kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja sama secara sadar, terkoordinasi, dan terstruktur untuk mencapai tujuan bersama dengan batasan yang relatif jelas dan sistematis. Beberapa definisi kunci meliputi: James D. Mooney menganggapnya sebagai bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama; Stoner melihatnya sebagai pola hubungan untuk mencapai tujuan bersama di bawah arahan atasan; dan Stephen P. Robbins mendefinisikannya sebagai kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar untuk mencapai tujuan bersama. Korelasi dan Peran Manajemen dalam mencapai Tujuan Organisasi. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam sebuah perjanjian/kesepakatan.

 
Sumber: https://www.its.ac.id/masjid-manarul-ilmi/hidup-di-organisasi

Dari pendapat para ilmuwan di atas ternyata pemahaman berorganisasi itu harus melibatkan beberapa orang sebagai teman berkoordinasi, berkomunikasi dan diskusi. organisasi tidak akan berjalan apabila dilakukan dengan satu orang saja. tentunya kita harus berpikir terlebih dahulu apa tujuan dari pada berorganisasi. Kemudian kiat-kiat apa yang harus dilakukan dalam  belajar berorganisasi.

Sumber: https://www.blj.co.id/index.php/2025/03/19/6-contoh-tujuan-organisasi

Sudah jelas kalau kita mendirikan sebuah organisasi harus memiliki planning yang tepat. untuk itu kita coba cari tahu tujuan berorganisasi. Tujuan berorganisasi menurut para ahli adalah mencapai tujuan bersama melalui kerjasama yang terstruktur dan terkoordinasi antara individu-individu yang bersedia bekerja sama, membagi tugas, dan bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang ditetapkan. Organisasi dibentuk untuk memfasilitasi kerjasama dalam mencapai suatu tujuan yang spesifik, baik itu profit (organisasi bisnis) maupun pelayanan publik (organisasi publik).

 
Sumber: https://www.kompasiana.com/aldapariawan2382/60f2fc0470de05610c1eba82/

           Tujuan Organisasi secara Umum, menurut para ahli iantaranya :

·         Pencapaian Tujuan Bersama:

Ini adalah tujuan fundamental organisasi, yaitu memungkinkan sekelompok individu untuk bekerja sama dan mengintegrasikan usaha mereka untuk mencapai hasil yang tidak dapat dicapai secara individu.

·         Memfasilitasi Kerjasama yang Efisien:

Organisasi menciptakan struktur dan proses yang memudahkan kerja sama, pembagian tugas, dan koordinasi aktivitas untuk mencapai tujuan secara efisien dan sistematis.

·         Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya:

Organisasi bertindak sebagai wadah untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan sumber daya yang dimiliki, baik manusia maupun material. Tujuan dari Perspektif Individu (Manfaat Berorganisasi)

 

Sumber: https://highlandexperience.co.id/leadership-development-training

          Selain tujuan yang lebih luas, berorganisasi juga memiliki tujuan pribadi bagi anggotanya :

·         Pengembangan Kepemimpinan:

Organisasi melatih anggota untuk menjadi pemimpin, dimulai dari memimpin diri sendiri hingga memimpin orang lain.

·         Pengembangan Kecerdasan Sosial dan Emosional:

Menghadapi beragam individu dengan karakter berbeda melatih kemampuan bergaul dan membangun stabilitas emosi.

·         Peningkatan Disiplin dan Etos Kerja:

Anggota organisasi belajar mematuhi aturan, memahami hak dan kewajiban, serta disiplin dalam melakukan tugas untuk kemajuan organisasi.

·         Pembentukan Jiwa Solidaritas dan Kepentingan Bersama:

Organisasi mendorong anggota untuk mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi.


*) Guru Bahasa Ingrris di SMAN 1 Pangalengan, Aktivis Kepramukaan Kabupaten Bandung sebagai Andalan Cabang. Praktisi di bidang seni tradisional. Pencipta lagu Mars SMAN 1 Pangalengan.

**) dari berbagaisumber

 

Sabtu, 13 September 2025

MATEMAGIC

MENGENAL PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh: Eci Ventri Riyanti, S.Pd *)

 

Pernahkah kamu mendengar istilah pertumbuhan eksponensial? Istilah ini sering dipakai dalam sains, ekonomi, bahkan berita sehari-hari. Pertumbuhan eksponensial terjadi ketika sesuatu bertambah dengan kecepatan yang selalu berlipat ganda, bukan hanya bertambah tetap.

Contoh sederhana: bayangkan kamu menabung Rp1.000 hari ini, lalu setiap hari jumlah tabunganmu dilipatgandakan.
- Hari ke-1: Rp1.000
- Hari ke-2: Rp2.000
- Hari ke-3: Rp4.000
- Hari ke-4: Rp8.000
- Hari ke-10: Rp1.024.000
Hanya dalam 10 hari, jumlahnya sudah lebih dari satu juta rupiah! Itulah kekuatan pertumbuhan eksponensial.

Sumber: https://linebank.co.id/blog/general/cara-menabung-dengan-cepat-dan-tepat/

Pertumbuhan Bakteri

Dalam dunia biologi, bakteri dapat berkembang biak dengan cara membelah diri. Misalnya, satu bakteri membelah menjadi dua setiap 20 menit. Jika awalnya ada 1 bakteri, setelah 1 jam (3 kali pembelahan) jumlahnya menjadi:
1 × 2³ = 8 bakteri
Setelah 2 jam (6 kali pembelahan):
1 × 2⁶ = 64 bakteri
Dan setelah 24 jam? Jumlahnya bisa mencapai jutaan bakteri! Fenomena ini menjelaskan mengapa makanan yang dibiarkan terbuka bisa cepat basi.

 
Sumber: http://majalah1000guru.net/2019/08/model-pertumbuhan-bakteri/

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan eksponensial juga terlihat dalam jumlah penduduk. Misalnya, sebuah kota berpenduduk 100.000 orang dengan laju pertumbuhan 2% per tahun. Maka, jumlah penduduk tahun berikutnya adalah:
100.000 × (1 + 0,02) = 102.000
Tahun kedua:
102.000 × (1 + 0,02) = 104.040
Bukan hanya bertambah 2.000 setiap tahun, melainkan bertambah semakin besar seiring waktu.

Sumber: https://www.kemhan.go.id/balitbang/2024/12/03/jumlah-penduduk-yang-besar

Media Sosial dan Pertumbuhan Viral

Di dunia modern, kita bisa melihat pertumbuhan eksponensial lewat penyebaran informasi di media sosial. Bayangkan sebuah video dibagikan oleh 1 orang. Setiap orang yang menontonnya membagikan lagi ke 3 orang.
- Putaran 1: 1 orang
- Putaran 2: 3 orang
- Putaran 3: 9 orang
- Putaran 4: 27 orang
- Putaran 10: lebih dari 59 ribu orang
Inilah alasan mengapa sebuah video bisa viral dalam waktu singkat.

 
Sumber: https://kumparan.com/berita_viral/following

Mengapa Kita Perlu Memahami Pertumbuhan Eksponensial?

- Dalam kesehatan, untuk memahami bagaimana penyakit menular menyebar.
- Dalam ekonomi, untuk menghitung bunga tabungan atau pinjaman.
- Dalam lingkungan, untuk melihat dampak pertumbuhan populasi manusia terhadap sumber daya alam.
- Dalam teknologi, untuk memahami mengapa data internet atau jumlah pengguna aplikasi bisa meningkat drastis.

Sumber: https://rri.co.id/palu/infografis/146/pengguna-internet-meroket

Memahami pertumbuhan eksponensial membuat kita sadar bahwa perubahan kecil yang berlipat ganda bisa menghasilkan dampak besar dalam waktu singkat.

 

*) Guru Matematika di SMAN 1 Pangalengan, diamanahi menjadi Pembina ekstrakurikuler Jurnalistik

**) dari berbagai sumber

 

Kamis, 11 September 2025

SMART LIFE

 THREE SMART (Inovasi TIK untuk Efisiensi Energi, Pertanian Pintar, dan Kota Cerdas)

Oleh : Kelas XII-B2

 


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Di dunia yang sudah serba digital ini, kita tanpa sadar melakukan hal yang boros karena rasa mudah dan nyaman dimanjakan oleh praktisnya inovasi dan mekanika TIK. Lalu, apa saja kebiasaan boros yang kita lakukan?

             A.      Energi yang disia-siakan

Mungkin kalian pernah membiarkan charger HP/laptop tetap menempel di stop kontak meski tidak digunakan, TV dihidupkan meski tidak ditonton, atau mengendarai motor atau mobil untuk jarak dekat padahal bisa jalan kaki.

Padahal menggunakan listrik dan bahan bakar yang berlebihan membuat tagihan membengkak serta cadangan energi cepat habis, kebiasaan energi yang terbuang sia-sia dapat merugikan masa kini sekaligus mengancam generasi mendatang dengan krisis energi.  Selain itu, dengan teknologi sederhana seperti sensor listrik atau Smart Plug, pemborosan ini bisa ditekan.

B.      Konsekuensi yang berulang

Sebagai contoh, di tempat pertanian yang menyangkut dengan air, pupuk, pestisida, dan energi sering digunakan berlebihan karena tidak ada data akurat maka petani mendapat biaya tinggi tapi hasil tidak maksimal. Irigasi yang hambur, penggunaan pestisida berlebihan, dan pengolahan tanah yang tidak efisien akan mempercepat kerusakan tanah, air, dan ekosistem.

 C.      Keterbatasan Teknologi

Biasanya ini terjadi pada lampu lalu lintas yang tidak otomatis menyesuaikan arus kendaraan menjadikannya macet parah di jalan raya, sampah menumpuk karena tidak ada sistem pemantauan, kejahatan sulit dipantau dan penanganan bencana lambat.

 Sebagai panduan, ini adalah tiga langkah sederhana menuju mahir dan berwawasan tinggi dalam menggunakan teknologi, dikenal sebagai 3S.

 1.       Smart Energy

Smart Energy (Energi Cerdas) yakni bagaimana menggunakan teknologi cerdas untuk mencapai hemat energi ditambah ramah lingkungan. Hal ini berkaitan erat dengan Efficient Energy (Energi Efisien) yang fokus pada mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas yang sama.

 

Sumber : https://chandra-asri.com/id/blog/efisiensi-energi

 Dikutip dari ftmm.unair.ac.id, pemerintah dan lembaga internasional berperan penting dalam mendorong efisiensi energi. Bahkan menurut International Energy Agency, hal ini dapat menurunkan konsumsi energi global hingga 30% pada tahun 2040 jika penerapan secara menyeluruh. Smart Energy sendiri akan membantu pada benda-benda berteknologi yang mengoptimalkan energi, mengurangi kehilangan energi, menstabilkan pasokan energi hingga meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

 2.       Smart Farming

Smart Farming (Pertanian Cerdas) sendiri merupakan istilah yang dipakai untuk merujuk pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam bidang pertanian.

Smart Farming bertujuan untuk meningkatkan seberapa banyak hasil yang bisa dicapai dari ketersediaan sumber daya, menilai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini untuk memenuhi kebutuhan, serta capaian efektivitas suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba) dari kegiatan operasionalnya.

Smart Farming mencakup berbagai hal seperti menggunakan sensor untuk memantau kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman.

Mengintegrasikan telemetri dengan drone untuk mengevaluasi kesehatan tanaman, mengirimkan peringatan tentang potensi wabah penyakit atau masalah lain yang memengaruhi tanaman, menggunakan drone untuk survei lahan, serta menerapkan sistem pemerahan susu secara robotik.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi, Smart Farming dapat meningkatkan hasil panen, mengurangi dampak lingkungan, menghasilkan makanan sehat, dan bahkan mengembangkan produk baru.

 

Sumber : https://www.detik.com/jogja/bisnis/d-7880844/7-contoh-smart-farming-dalam-bidang-pertanian-lengkap-dengan-keunggulannya

 3.       Smart City

Yang terakhir Smart City (Kota Cerdas) adalah suatu konsep mengelola kabupaten/kota yang berkelanjutan dan berdaya saing dimana teknologi digunakan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan kota, pelayanan publik, dan kualitas hidup warganya.

Tujuan Smart City juga bagaimana dapat mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin, menarik investor agar berinvestasi di kota ini, kemudian menarik penghuni baru.

Smart City diharapkan menarik bagi para penghuni baru dari kalangan baik profesional, akademisi, dan usahawan bertempat tinggal di kota kita.

Smart City diharapkan dapat membantu solusi kendala perkotaan dan memberikan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat yakni peningkatan kualitas hidup seperti efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya daerah, mengurangi kesenjangan dalam masyarakat, pengurangan kongesti bagi pengguna jalan, transparansi dan partisipasi publik, transportasi publik, transaksi non tunai, manajemen limbah, mengurangi polusi dan emisi gas buang, energi, keamanan, data dan informasi.

 

Sumber : https://perkim.id/perkotaan/konsep-smart-city-sebagai-solusi-masalah-di-perkotaan/

 Sebagai Gen-Z yang akan melanjutkan era digital ini kita harus mulai memperbaiki kebiasaan-kebiasaan ini dengan hal-hal kecil seperti menggunakan energi secukupnya, membantu para petani dengan teknologi canggih yang ramah lingkungan serta mulai paham dengan penggunaan inovasi yang bervariatif.

Sumber :

Amira. S, (2023, 11 September2023), Kenali Smart City, Definisi dan Pengertiannya, smartcity.jakarta.go.id, (tersedia di) https://smartcity.jakarta.go.id/id/blog/mengenal-konsep-pengertian-smart-city/

BPJS-Ketenagakerjaan (2023, 21 Agustus), Smart Farming, Apa Itu dan Bagaimana Aplikasinya di Indonesia?, bpjsketernagaankerja.go.id, (tersedia di) https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/artikel/17587/artikel-smart-farming,-apa-itu-dan-bagaimana-aplikasinya-di-indonesia

Ftip-unpad (2023, 23 April), Smart Farming Sebagai Revolusi Dalam Teknologi Pertanian, ftip.unpad.ac.id, (tersedia di)  https://ftip.unpad.ac.id/smart-farming-sebagai-revolusi-dalam-teknologi-pertanian/#:~:text=Smart%20Farming%20adalah%20istilah%20yang,produktivitas%2C%20keberlanjutan%2C%20dan%20profitabilitas

Hariyanto. A, (2024. 11 November),
Efisiensi Energi : Strategi Kunci Menuju Masa Depan Bersih dan Berkelanjutan, ftmm.unair.ac.id/, (tersedia di) https://ftmm.unair.ac.id/efisiensi-energi-strategi-kunci-menuju-masa-depan-bersih-dan-berkelanjutan/

Maulana. A, (2023, 20 Desember), 6 Hal Yang Diperlukan Untuk Membangun Smart City di Indonesia, softwareseni.co.id,(tersedia di) https://www.softwareseni.co.id/blog/5-ide-smart-city-di-indonesia

(2025), Apa itu Efisiensi Energi? Ini Manfaat dan Contohnya, chandra-asri.com, (tersedia di)  https://chandra-asri.com/id/blog/efisiensi-energi

Rabu, 10 September 2025

Citizenship

PENTINGNYA ETIKA BERMEDIA SOSIAL DALAM KEHIDUPAN DEMOKRATIS

Oleh: Erna Nurpaulina, S.Pd  *)

 

Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah membawa perubahan besar dalam cara manusia berkomunikasi. Salah satu perubahan paling terlihat adalah lahirnya berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok, X (dulu Twitter), YouTube, WhatsApp, dan aplikasi lainnya. Bagi pelajar, media sosial bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga ruang berekspresi, mencari hiburan, bahkan belajar. Di balik semua manfaatnya, media sosial menyimpan tantangan besar yang perlu disadari sejak dini, terutama dalam kaitannya dengan kehidupan demokratis dan etika berkomunikasi.

Sumber: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.jmc.co.id%2Fblog%2Finilah-beberapa-media-sosial

Indonesia merupakan negara demokrasi, di mana setiap warga negara memiliki hak untuk menyampaikan pendapat secara bebas. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai demokrasi bisa dilihat dari bagaimana masyarakat berdiskusi, menghargai perbedaan, dan mengambil keputusan secara adil. Namun, demokrasi tidak hanya berlaku di ruang kelas, rapat OSIS, atau kegiatan pemilu. Di era digital, media sosial juga menjadi bagian dari ruang demokrasi, tempat di mana banyak suara dan pendapat berseliweran setiap hari.

Sayangnya, tidak semua orang menyadari bahwa kebebasan berpendapat harus dibarengi dengan tanggung jawab. Banyak kasus penyebaran hoaks, ujaran kebencian, fitnah, hingga perundungan (cyberbullying) yang terjadi di media sosial, bahkan dilakukan oleh sesama pelajar. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pengguna media sosial yang belum memahami pentingnya etika dalam bermedia sosial.

 
Sumber: https://www.sdn4cirahab.sch.id/2025/04/7-adab-dalam-bermain-media-sosial.html

Etika bermedia sosial berarti menggunakan media sosial dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap orang lain. Bukan hanya sekadar tidak berkata kasar atau menyinggung perasaan orang lain, tetapi juga mencakup tindakan seperti:

·         Tidak menyebarkan informasi tanpa memeriksa kebenarannya,

·         Menghindari komentar yang memicu konflik,

·         Tidak menyebarkan aib orang lain, meskipun itu dalam bentuk candaan,

·         Menghargai privasi dan pendapat orang lain,

·         Serta tidak mudah terpancing provokasi.

Banyak pelajar merasa bebas mengatakan apa pun di media sosial karena merasa tidak terlihat langsung oleh orang lain. Namun, perlu diingat bahwa dunia maya memiliki dampak nyata. Sekali menulis atau membagikan sesuatu, informasi tersebut bisa tersebar luas dan sulit dikendalikan. Bahkan, satu komentar negatif bisa menyakiti perasaan seseorang dalam jangka panjang. Lebih dari itu, sikap negatif yang dibiarkan terus berkembang bisa menjadi ancaman bagi persatuan dan nilai-nilai demokrasi yang sedang dibangun.

 
Sumber: ttps://adjar.grid.id/read/543821160/20-contoh-penerapan-nilai-nilai-demokrasi

Demokrasi yang sehat membutuhkan partisipasi warga yang bijak. Di sinilah peran pelajar sangat penting. Sebagai generasi penerus bangsa, pelajar bukan hanya pengguna media sosial, tetapi juga agen perubahan yang bisa memberikan contoh baik. Gunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan semangat persatuan, menghargai keberagaman, dan menyampaikan pendapat dengan cara yang santun.

Tidak salah jika ingin menyuarakan pendapat tentang isu sosial, politik, pendidikan, atau hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar. Namun, semua itu harus dilakukan dengan bahasa yang sopan, tidak menyerang pribadi, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Sila kedua dan keempat, yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab" serta "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan" dapat menjadi pedoman dalam berinteraksi di dunia digital.

 
Sumber: https://phintraco.com/hidup-di-dunia-digital/

Untuk menciptakan ruang digital yang sehat dan mendukung demokrasi, perlu kerja sama dari semua pihak. Sekolah bisa memberikan edukasi tentang literasi digital dan etika bermedia sosial. Orang tua perlu memberikan pendampingan, dan pelajar bisa saling mengingatkan untuk berperilaku baik saat online.

Sebagai penutup, penting untuk di ingat bahwa media sosial mencerminkan karakter penggunanya. Jika ingin dihargai dan didengarkan, maka tunjukkan sikap yang menghargai orang lain. Etika bukan hanya soal aturan, tapi soal kepedulian. Kepedulian terhadap dampak dari setiap kata, gambar, atau video yang dibagikan. Kebebasan berekspresi adalah hak, namun tetap harus dijaga agar tidak merugikan sesama.

 
Sumber: https://human-initiative.org/3-langkah-membangun-kepedulian-di-lingkungan-kerja

Mari bersama-sama menciptakan ruang media sosial yang tidak hanya seru dan informatif, tapi juga aman, sopan, dan mencerminkan semangat demokrasi yang sesungguhnya. Karena demokrasi bukan hanya milik orang dewasa—pelajar pun punya peran besar dalam menjaganya.

 

*) Guru Pendidikan Pancasila dan Kewargaan di SMAN 1 Pangalengan

**) disarikan dari berbagai sumber

Selasa, 09 September 2025

HISTORYCAL

 Demonstrasi Agustus 2025. Babak Baru Tradisi Koreksi Sejarah

Oleh: Rifki Rahman Hakin, S.Pd *)


Gerakan mahasiswa selalu menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah Indonesia. Pada 1966, mereka melahirkan Tritura yang mengguncang Orde Lama. Tahun 1998, mahasiswa memimpin Reformasi yang mengakhiri Orde Baru. Pada 2019, generasi baru turun ke jalan lewat aksi #ReformasiDikorupsi. Maka, tidak berlebihan jika aksi 25–31 Agustus 2025 dipandang sebagai babak lanjutan dari tradisi panjang koreksi sejarah oleh kaum muda.

Akar dan Pemicu

Aksi bermula dari rencana tunjangan perumahan DPR sebesar Rp50 juta per bulan. Di tengah sulitnya ekonomi rakyat, kebijakan itu dipandang sebagai simbol kesenjangan sosial yang mencolok. Pernyataan kontroversial seorang anggota DPR yang menyebut demonstran sebagai “orang tolol” justru menambah amarah publik.

 

Sumber: https://ekonomi.republika.co.id/berita/oy1snr383/kesenjangan-sosial-di-indonesia-naik-20-persen

Puncak Ketegangan

Tragedi pada 28 Agustus 2025, ketika Affan Kurniawan (21 tahun, ojek daring) meninggal tertabrak kendaraan taktis polisi, menjadi titik balik. Peristiwa itu memicu gelombang protes besar di berbagai kota: Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Makassar, hingga Surabaya. Dalam kurun enam hari, ribuan orang ditangkap dan sedikitnya tujuh orang tewas.

Pola Historis yang Berulang

Dari kacamata sejarah, ada pola berulang yang tampak:

  1. Elitisme vs rakyat – tuntutan mahasiswa selalu muncul ketika kesenjangan makin lebar (1966, 1998, 2025).
  2. Solidaritas lintas kelompok – mahasiswa bergandengan tangan dengan buruh, petani, hingga driver daring.
  3. Represi negara – gas air mata, penangkapan massal, hingga korban jiwa kembali mewarnai jalanan, sebagaimana di masa lalu.

Sumber: https://www.westjavatoday.com/tindakan-represif-aparat-ke-mahasiswa-saat-demo-ruu-tni-tidak-beralasan-dan-melampaui-batas

Makna Sejarah

Aksi Agustus 2025 menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia belum sepenuhnya matang. Mahasiswa kembali menegaskan diri sebagai kekuatan moral bangsa, mengingatkan bahwa kekuasaan harus tunduk pada kepentingan rakyat, bukan segelintir elit. Dalam buku besar sejarah Indonesia, peristiwa ini akan dikenang sebagai salah satu momentum koreksi rakyat terhadap jalannya demokrasi.

*) Guru Sejarah di SMAN 1 Pangalengan, wirausahawan muda di bidang jasa wisata, perjalanan umrah dan haji, serta pelaku UMKN di bidang produk Pertanian.

Referensi

Senin, 08 September 2025

SOCIAL HUMANIORA

 MEMBANGUN GENERASI BERAKHLAK MULIA  MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh: Ade Sobari, S.Pd., M.M.Pd  *)

 


Pendidikan karakter adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk individu dengan karakter yang baik, berakhlak mulia, dan memiliki nilai-nilai positif. Pendidikan karakter tidak hanya berfokus pada pengembangan intelektual, tetapi juga pada pengembangan moral, etika, dan sosial.

 
Sumber: https://fatkhan.web.id/pengertian-kecerdasan-intelektual/

 

Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk individu yang memiliki karakter yang baik, seperti:

-          Jujur

-          Disiplin

-          Bertanggung jawab

-          Peduli

-          Kerja sama

Manfaat Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki banyak manfaat, seperti:

-          Meningkatkan kualitas moral: Pendidikan karakter membantu individu memahami dan mengamalkan nilai-nilai moral yang baik.

-          Meningkatkan prestasi akademik: Pendidikan karakter membantu individu memiliki disiplin dan tanggung jawab yang baik, sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik.

-          Meningkatkan kemampuan sosial: Pendidikan karakter membantu individu memiliki kemampuan sosial yang baik, seperti kerja sama dan komunikasi yang efektif.

 

Sumber: https://hompimpacenter.com/keterampilan-sosial-adalah/

Implementasi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dapat diimplementasikan dalam berbagai cara, seperti:

-          Integrasi dalam kurikulum: Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam kurikulum sekolah, sehingga siswa dapat belajar nilai-nilai karakter dalam setiap mata pelajaran.

-          Aktivitas ekstrakurikuler: Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui aktivitas ekstrakurikuler, seperti kegiatan kepramukaan, olahraga, atau kegiatan sosial.

-          Pembiasaan: Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan membiasakan siswa melakukan tindakan yang baik, seperti berdoa sebelum belajar, menghormati guru, dan lain-lain.

 

Sumber: https://www.researchgate.net/figure/Gambar-4-Integrasi-pendidikan-karakter

Dengan demikian, pendidikan karakter sangat penting dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan memiliki nilai-nilai positif. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan kita.

 

*) Guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Pangalengan, Aktivis Pramuka, penyuka berragam olah raga menantang, serta penikmat music rock n roll.

**) dari berbagai sumber

Leadership

  BELAJAR BERORGANISASI Oleh: Ka Romli Berliana, S.Pd. MT *) Menurut para ilmuwan, organisasi adalah suatu bentuk persekutuan atau kesatua...