Jangan menunggu sempurna untuk memulai sesuatu, mulailah sesuatu untuk menjadi sempurna (abuafifi)

Rabu, 20 Agustus 2025

Time 2 Reflect

 MENJADI MANUSIA YANG MENINGGALKAN JEJAK BAIK

Oleh: Idris Baihaqi, S.Pd *)

 


Hidup itu singkat. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan langkahnya akan berhenti, kapan napas terakhir akan terhembus. Namun, satu hal yang bisa kita pilih adalah apa yang akan kita tinggalkan. Apakah hidup kita hanya lewat begitu saja, ataukah menghadirkan arti bagi orang lain?

 
Sumber: https://nasihatsahabat.com/tidak-menganggap-diri-lebih-baik-dari-orang-lain/amp/

Setiap manusia pasti ingin dikenang. Bukan karena harta, jabatan, atau ketenaran, tetapi karena kebaikan yang pernah ia taburkan. Jejak kebaikan itu ibarat bintang di langit malam: meski kecil, ia tetap memberi cahaya. Dan menariknya, setiap bidang kehidupan—psikologi, politik, hukum, kewargaan, agama, kesehatan, digital, seni, hingga media—bisa menjadi jalan untuk menorehkan jejak baik.

1.       Mengenal Diri, Membahagiakan Orang Lain

Jejak kebaikan tidak mungkin lahir dari hati yang penuh luka dan pikiran yang kacau. Maka, literasi psikologi mengajarkan kita untuk mengenal diri. Saat kita bisa memahami emosi, mengendalikan amarah, dan berdamai dengan masa lalu, kita lebih mudah menghadirkan senyum bagi orang lain.

Sumber: https://www.lemon8-app.com/@ruma_mrsnisa/7318674136035803649?region=my

Orang yang tenang batinnya akan menjadi penenang bagi lingkungannya. Sesederhana berani berkata, “Aku butuh istirahat”, atau “Aku mau mendengarkanmu”—itu sudah menjadi jejak yang menyejukkan.

2.       Taat Aturan, Hidup Damai

Bayangkan jika semua orang mau taat hukum, berapa banyak masalah yang bisa dihindari? Literasi hukum mengingatkan kita bahwa aturan ada bukan untuk membatasi, melainkan untuk melindungi.

Meninggalkan jejak baik lewat hukum berarti hidup dengan cara yang benar: tidak menipu, tidak merugikan orang lain, dan berani menegakkan keadilan meski kecil sekalipun. Karena sebaik-baiknya jejak adalah ketika orang merasa aman berada di sekitar kita.

3.       Cinta pada Negeri dari Hal Kecil

Kita sering berpikir bahwa cinta tanah air hanya bisa ditunjukkan dengan hal besar seperti berjuang di medan perang. Padahal, jejak kewargaan justru lahir dari hal-hal sederhana: menjaga lingkungan tetap bersih, menanam pohon, ikut gotong royong, atau sekadar tidak membuang sampah sembarangan.


 Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cinta-tanah/?srsltid

Semakin kecil sebuah tindakan, semakin sering ia bisa dilakukan. Dan semakin sering kita melakukannya, semakin kuat jejak kebaikan yang akan tertinggal.

4.       Amal Baik yang Abadi

Agama mengajarkan bahwa setiap amal kebaikan, sekecil apa pun, akan mendapat balasan. Literasi religi menuntun kita untuk menanam kebaikan bukan karena ingin dipuji manusia, tetapi karena ingin dekat dengan Tuhan.

Sumber: https://tabungwakaf.com/investasi-akhirat-bahagia-abadi/

Bersedekah tanpa diketahui orang lain, membantu orang tua tanpa mengeluh, atau sekadar berdoa tulus untuk teman yang sakit—semua itu adalah jejak spiritual yang bisa terus mengalir sebagai pahala.

5.       Jejak yang Abadi

Hidup mungkin hanya sekali, tapi jejak kebaikan bisa abadi.  Ia ada dalam ingatan orang lain, dalam senyum yang pernah kita tolong, dalam doa yang pernah kita panjatkan, dalam karya yang pernah kita buat, dan dalam amal yang terus mengalir.

 
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=bU7lUBvk6Kw

Maka, mulai hari ini, mari kita bertanya pada diri sendiri: "Jejak apa yang akan kutinggalkan setelah aku pergi?"

Karena sejatinya, meninggalkan jejak baik bukan soal seberapa lama kita hidup, tetapi seberapa bermakna hidup kita bagi orang lain.

 

*) Guru PABP dan Konselor di SMAN 1 Pangalengan, Praktisi Public Speaking dan Pengisi Kajian di beberapa Majelis Taklim Pangalengan

**) dari berbagai sumber

17 komentar:

  1. makasih bu alfirji x-d

    BalasHapus
  2. terimakasih ibuu vera-xd

    BalasHapus
  3. terimakasih atas ilmunya

    BalasHapus
  4. Terimakasih atas literasinya Bapak
    Dara X-B

    BalasHapus
  5. terimakasih atas literasinya bapa daffa xb

    BalasHapus
  6. terima kasih Bu atas literasi nya
    Windi Xe

    BalasHapus
  7. Terimakasih literasinya,sangat bermanfaat
    Wafiq Xe

    BalasHapus
  8. Terimakasih bapak atas literasinya sangat bermanfaat sekali
    Amanda X-E

    BalasHapus
  9. Terima kasih bapak
    -Rizka Az Zahra X-A

    BalasHapus
  10. trimakasihh banyak ilmu nyaa
    nazwa XD

    BalasHapus
  11. terimakasi banyak linterasinya
    KEYSHA XC

    BalasHapus
  12. terimakasih atas ilmunya bapa sangat bermanfaat
    Gia - X-B

    BalasHapus
  13. Terimakasih atas literasinya ( Thalia X-A)

    BalasHapus
  14. Terimakasih bapak atas literasinya,sangat bermanfaat
    Farisa xe

    BalasHapus
  15. Terimakasih atas literasinya

    BalasHapus
  16. Terimakasih atas literasinya

    BalasHapus

SAINSTOLOGI

  RELATIVITAS EINSTEIN DAN KEHIDUPAN KITA Oleh :  XII A4 *)   Ketika mendengar kata relativitas Einstein, banyak orang langsung terbay...