Tidak ada kekayaan yang lebih utama daripada akal, tidak ada keadaan yang paling menyedihkan daripada kebodohan, dan tidak ada warisan yang lebih baik daripada pendidikan - Ali Bin Abi Thalib

Senin, 25 Agustus 2025

HUMANIORA

 GADGET DAN EMPATI YANG “MULAI” HILANG

Oleh: Dra. HJ. Garliantika *)


Di sebuah kamar yang sepi, seorang nenek tengah menelpon cucunya yang bernama Reno yang berada di rumah temannya. Ajakan temannya untuk mabar selepas  sekolah membuatnya lupa untuk cepat-cepat pulang .

Nenek:

"Nak, tadi Nenek jatuh di dapur. Lutut Nenek sakit sekali."

Reno (tanpa menoleh dari ponsel):

"Iya, Nek... Tapi Nenek kan sudah biasa jatuh. Nanti juga sembuh sendiri."

Nenek:

"Tapi tadi Nenek sempat pingsan sebentar. Nenek takut kalau—"

Reno(memotong):

"Aduh, Nek... bentar ya, ini lagi war di game. Tim aku butuh aku banget sekarang."

Nenek (terdiam, suaranya mengecil):

"Lebih butuh dari Nenek, ya?"

 


Reno lupa bahwa di rumah tak ada siapa-siapa selain neneknya. Hari ini ibunya tengah berada di rumah sakit menemani  si bungsu yang harus opname karena demam tinggi, sementara si bibi yang biasa membantu pekerjaan di rumah pulang ke kampung halamannya karena keluarga besarnya sedang mengadakan syukuran pernikahan adiknya.

Telpon Reno berdering sekali lagi. "Arghh, apalagi ini, kenapa sih nggak boleh aja aku tamatin dulu gamenya, nanggung nih!". Ia pun abaikan telepon yang terus berdering memanggilnya. Neneknya, ibunya, dan satu nomor yang tak dikenalnya.

Satu setengah jam berlalu. Game pun selesai dengan kemenangan tim Reno. Ia pun  beranjak pulang dengan senyum kemenangan. Pujian dari partner main pun ia terima. Reno tersenyum bangga karenanya.

Saat sampai ke rumah, ia mendapati pagar rumahnya terbuka, kondisi yang tak biasanya. Siapa pun di rumah ini selalu menjaga agar pagar  tertutup rapat.


Setelah memarkir motornya di teras rumah, Reno pun segera membuka pintu, tapi ternyata pintu rumah terkunci. Handle pintu ia gerakkan berkali-kali. Tapi pintu tetap tak terbuka. Perasaan tak menentu pun muncul, "Jangan- jangan......"

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Penggalan cerita dan dialog ini memperlihatkan bagaimana fokus berlebihan pada teknologi atau hiburan digital bisa membuat anak muda abai terhadap kondisi dan perasaan orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarga sendiri.

Meski hanya berupa  cerita fiktif,  namun  cukup relate dengan perilaku sebagian pengguna gadget  saat ini.  Ya, gadget sedikit banyak telah mempengaruhi pola pikir , gaya hidup manusia dewasa ini. Terlepas dari segala manfaat yang didapat dari perangkat tersebut,  kita juga harus waspada akan dampak negatif yang ditimbulkannya. Tak sedikit kasus yang terjadi akibat kurang bijaknya kita dalam menggunakan  gadget baik dalam berinteraksi dengan sesama, maupun penggunaan secara pribadi. Sebut saja kasus cyber bullying, penculikan, radiasi, bahkan kasus overweight pun bisa terjadi karena penggunaan gadget yang berlebihan. Singkat kata, gadget dapat memberi pengaruh secara fisik maupun psikis.

Penulis kali ini akan membidik salah satu dampak psikis yang mungkin terjadi akibat penggunaan gadget yang berlebihan yaitu berkurangnya  empati  atau bahkan bisa saja hilang. Dari penggalan cerita di atas dapat kita simak bahwa Reno abai akan keadaan neneknya yang sakit sehingga hal yang tak diinginkan pun terjadi. Reno tak lagi memiliki empati akan situasi yang terjadi pada saat ini karena ia lebih memilih melanjutkan bermain game di gadgetnya. Ia tak memikirkan apa yang mungkin akan terjadi bila dia tak segera pulang. Ia bahkan tak memikirkan pula perasaan neneknya.

Ya, Reno sudah tak lagi memiliki empati. 

Lalu, apa itu empati? Empati merupakan suatu kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, mengerti pandangan dan perasaan orang lain atau merasakan apa yang dialami oleh orang lain dan hal ini membutuhkan suatu kesadaran (Hasibuan, 2022).

Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang terlalu lama serta tidak dilakukan untuk keperluan belajar atau hal yang bermanfaat dapat memunculkan berbagai perilaku terhadap anak, salah satunya terhambatnya proses perkembangan perilaku empati anak terhadap sesama.

Pembaca yang budiman, khususnya remaja, pernahkan kalian merasa kesal ketika sedang asyik  bermain game, scrolling medsos, melakukan siaran langsung atau hal lain, tiba-tiba ayah atau ibu kalian meminta kalian untuk membantu mereka mengerjakan sesuatu, bahkan saat disuruh makan sekalipun! Pernahkan kalian berkata, "Sebentar Ma, Pah, tanggung nih, lagi main, nggak bisa di jeda, ntar aku kalah dong!". Atau pernahkah kalian marah dan berkata,"Tuh kan. Jadi kalah deh. Mama sih pake nyuruh-nyuruh aku makan bareng segala, ah!". 

Tahukah kalian bahwasanya perilaku seperti itu salah. Selain membantah perintah orang tua kita pun secara tidak sadar telah menyakiti hati mereka pula. Dan yang lebih parah lagi,  kita  tak sayang pada diri kita sendiri. Bukankah makan adalah kebutuhan kita?

 


Pakar psikologi mengatakan bahwa anak muda yang lebih sering berinteraksi lewat layar cenderung sulit untuk membaca ekspresi wajah dan emosi orang lain dalam interaksi tatap muka. Selain itu, banyaknya konten kekerasan atau penderitaan yang tersebar di media sosial dapat membuat mereka terbiasa dan tidak lagi peka terhadap perasaan orang lain (dan beberapa game tertentu kadang mengekspos kekerasan pula). Hal ini dapat terlihat dari reaksi beberapa anak muda terhadap konten yang seharusnya menuai empati pemirsa, mereka hanya memberi reaksi "like" atau komentar singkat tanpa benar benar memahami makna di balik peristiwa yang mereka. Bahkan mereka memberi komentar yang sama sekali tidak layak, bahkan tidak sopan.

Empati adalah dasar dari interaksi sosial yang sehat. Tanpa kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, hubungan antar individu akan tergerus. Dalam kehidupan nyata, empati memungkinkan kita untuk saling mendukung, memahami, dan berkomunikasi secara lebih efektif. Ketika seseorang tidak mampu menempatkan diri dalam posisi orang lain, komunikasi menjadi dangkal dan kurang bermakna. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak-anak dan remaja bagaimana cara berinteraksi secara langsung, membaca bahasa tubuh, dan menghargai perasaan orang lain. Selain itu, perlu juga diberikan pemahaman tentang pentingnya memilih konten yang konstruktif dan positif agar mereka tidak hanya terpapar pada kekerasan atau peristiwa yang menurunkan sensitivitas terhadap penderitaan orang lain. Empati bukan hanya tentang merasakan apa yang dirasakan orang lain, tetapi juga tentang bertindak untuk menciptakan perubahan yang lebih baik dalam lingkungan sosial kita.

Lalu, seberapa penting empati itu bagi generasi muda ?

Generasi muda, yang kini tengah berkembang, adalah calon pemimpin dan pembentuk masa depan kita. Mereka harus mampu menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan beragam di dunia nyata. Tanpa empati, mereka akan kesulitan untuk berkolaborasi, membangun hubungan profesional, atau memahami kebutuhan serta perasaan orang lain dalam kehidupan sosial dan pekerjaan. Sebuah dunia yang dipenuhi oleh interaksi digital tanpa adanya kedalaman emosional tidak akan melahirkan pemimpin yang bijaksana atau inovator yang peduli dengan dampak sosial dari keputusan mereka. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mengasah keterampilan empati agar mereka tidak hanya siap dengan perkembangan teknologi, tetapi juga dengan tantangan manusiawi yang selalu ada, seperti menyelesaikan konflik dengan bijak, mendengarkan dengan penuh perhatian, serta bertindak dengan rasa tanggung jawab terhadap sesama. Empati adalah keterampilan yang akan membekali mereka untuk tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas.


Seiring dengan kemajuan teknologi, generasi muda memang harus siap dengan berbagai inovasi dan alat digital yang berkembang pesat. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan gadget harus dilakukan dengan bijak. Gadget adalah alat yang bisa mendukung perkembangan, tetapi jika digunakan secara berlebihan atau tidak hati-hati, bisa mempengaruhi kualitas hidup, terutama dalam hal interaksi sosial dan pengembangan empati. Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar bisa mengurangi kesempatan untuk berinteraksi secara langsung, yang justru lebih efektif dalam memperkuat ikatan emosional dan memahami perasaan orang lain.

Oleh karena itu, generasi muda perlu belajar untuk menetapkan batasan waktu penggunaan gadget, memilih konten yang positif dan mendidik, serta menciptakan waktu untuk berinteraksi langsung dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Jangan sampai dunia maya menggantikan dunia nyata, karena keseimbangan antara keduanya sangat penting. Ingatlah, teknologi seharusnya mendukung, bukan menghalangi, kemampuan kita untuk menjadi pribadi yang empatik dan memahami perasaan orang lain.

So, jadilah pengguna gadget yang bijak, dengan memprioritaskan hubungan manusia dan kesejahteraan emosional agar kita tak jadi “Generasi mati empati”.

 

*) Guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Pangalengan, pengamat masalah psikologi remaja

73 komentar:

  1. makasih bu alfirji x-d

    BalasHapus
  2. terimakasih ibuu,,vera-xd

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas literasinya bu

      MEYSA X-E

      Hapus
  3. Terimakasih,literasi ini mengingatkan kita agar bijak menggunakan gadget, supaya tidak kehilangan empati dan tetap peduli pada orang-orang di sekitar.

    BalasHapus
  4. terima kasih Bu literasinya
    Jihan X-E

    BalasHapus
  5. terimakasih atas literasinya ibu
    hadad xd

    BalasHapus
  6. terimakasi banyak atas interasi nya,ini sangat bermanfaat sekali
    keysha xc

    BalasHapus
  7. terimakasih atas literasinya sangat bermanfaat sekali
    Amanda x-e

    BalasHapus
  8. Terima kasih atas literasi hari ini sangat bermanfaat✨

    BalasHapus
  9. Terimakasih atas literasi nya ibu

    BalasHapus
  10. terimakasih banyak, ilmunya sangat bermanfaat
    Raisa X.A

    BalasHapus
  11. Terimakasih atas literasinya πŸ˜€πŸ™

    BalasHapus
  12. terimakasih sangat bermanfaat
    ilyas x-e

    BalasHapus
  13. Keren literasi nya

    BalasHapus
  14. Keren literasi nya

    BalasHapus
  15. terimakasih sangat bermanfaat

    BalasHapus
  16. keren litersi nya

    BalasHapus
  17. Terimakasih ibu literasi nya

    BalasHapus
  18. Makasih atas literasi nyaa πŸ™

    Cessa XC

    BalasHapus
  19. terima kasih atas literasi nya
    Muhammad Rifki Ar Rafi X-I

    BalasHapus
  20. Terima Kasih Bu atas literasinyaπŸ™πŸ» sangat bermanfaat

    BalasHapus
  21. terimakasih literasi hari ini
    anggun x-i

    BalasHapus
  22. terimakasih atas literasi nyaa πŸ™
    desi x-e

    BalasHapus
  23. trimakasih untuk literasi nya
    queen x-c

    BalasHapus
  24. terimakasih atas literasinya πŸ™
    Xi

    BalasHapus
  25. Terimakasi ibu literasinya!

    BalasHapus
  26. terimakasi atas ilmunya
    XG

    BalasHapus
  27. Terimakasih atas informasinya

    BalasHapus
  28. Terimakasih ilmunya

    BalasHapus
  29. terimakasih literasi nya

    BalasHapus
  30. terimakasih tulisannyaπŸ™

    BalasHapus
  31. terimakasii literasinya, sangat bermanfaat
    nasya X-D

    BalasHapus
  32. terimakasih atas ilmunya

    BalasHapus
  33. Terima Kasih BuπŸ”₯

    BalasHapus
  34. Terima kasih atas ilmu yang telah di berikan
    Naila eka putri x-i

    BalasHapus
  35. terimakasih atas literasi nya ibu literasi ini sangat bermanfaat untuk di kemudian hari
    Srikhan Ayu Syada X-I

    BalasHapus
  36. Terima kasih atas literasinya

    BalasHapus
  37. terimakasih literasinya ibu

    BalasHapus
  38. terimakasih,literasinya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  39. trimakasi banyak ibu

    BalasHapus
  40. Terimakasih atas literasi nyaa bu

    BalasHapus
  41. trimakasihh bu literasi nya
    nazwa XD

    BalasHapus
  42. terima kasih atas literasinya
    alifa Xi

    BalasHapus
  43. terima kasih ibu atas literasinya

    BalasHapus
  44. Terima kasih atas literasi nya

    BalasHapus
  45. Terimakasih ibu atas literasinya hari ini,sangat bermanfaat
    Farisa X-E

    BalasHapus
  46. terimakasih atas literasi nya
    RZ X-A

    BalasHapus
  47. Terimakasih atas literasinya
    Aprilia gunawan xe

    BalasHapus
  48. Terimakasih ibu atas literasinya,sangat bermanfaat
    Wafiq X-E

    BalasHapus
  49. Terimakasih atas ilmu yng telah di berikan hari ini,sangat bermanfaat bagi diri saya
    X-E

    BalasHapus
  50. Terimakasih bu/pak atas literasinya

    BalasHapus
  51. Terimakasihh ini sangat bermanfaat literasinya Rizki s X-C

    BalasHapus
  52. Terimakasih
    Riani X-A

    BalasHapus
  53. Rexsy Nur alamsah XE26 Agustus 2025 pukul 07.14

    Terimakasih atas ilmunya bu, sangat bermanfaat sekali.

    BalasHapus
  54. Terima kasih bu literasinya

    BalasHapus
  55. terimakasih ibu
    rizty X-A

    BalasHapus
  56. Terimakasih literasinyaa ibuu sangat bermanfaat dan mengingatkan kita semua akan gunakan gadget dengan baik πŸ™‡πŸ»‍♀️ ( Thalia X-A )

    BalasHapus
  57. terimaksih atas ilmunya
    dea xc

    BalasHapus
  58. Terimakasih banyak ibu atas literasinya, Sangat bermanfaat apalagi tentang masalah gadget yang sudah pasti banyak kalangan muda yang menggunakan gadget untuk kegiatan sehari-hari, maka dari itu alangkah baiknya kita harus memnafaatkannya dengan baik

    Salama sehat dan sejahtera bagi kita semua🌹

    BalasHapus
  59. Terimakasih atas literasi untuk hari ini, sangat menyentuh kehidupan sehari hari pada secara umumnya bagi kalangan muda, dikala teknologi semakin canggih kita dihadapkan dengan realita yang cukup signifikan. Tetap semangat semoga lekas membaik untuk hari ini

    Saya sigma, selamat menjalankan hari dengan baik 🌹🌹🌹

    BalasHapus
  60. alhamdulillah luar biasa allah huakbar

    BalasHapus
  61. amirah azzah dhawiyah X-b26 Agustus 2025 pukul 08.04

    terimakasih ilmunyaa sangat bermanfaattt πŸ™πŸ»

    BalasHapus
  62. terimakasih buπŸ™πŸ™πŸ™

    BalasHapus
  63. Nazwa Zahratussita g x-e26 Agustus 2025 pukul 09.08

    keren sekali

    BalasHapus
  64. Lidya Rahma Syafira26 Agustus 2025 pukul 15.47

    Terimakasih mam, mantap

    BalasHapus
  65. Raya Destriyani X.D26 Agustus 2025 pukul 18.35

    Terimakasih banyak, sangat bermanfaat

    BalasHapus
  66. terimakasih ibu, literasi nya sangat menarik πŸ€—πŸ™

    BalasHapus
  67. πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus

Leadership

  BELAJAR BERORGANISASI Oleh: Ka Romli Berliana, S.Pd. MT *) Menurut para ilmuwan, organisasi adalah suatu bentuk persekutuan atau kesatua...