REMAJA
DAN TREND MUSIK LAWAS
(by
Garliantika)
Sebelum kita membahas judul di atas, mari kita simak dulu lagu
berikut ini:
Pembaca yang budiman,
penayangan lagu di awal tadi bukanlah tanpa alasan. Sebagian dari Anda tentunya
sudah tahu bahwa akhir-akhir ini lagu Pretty Little Baby dari Connie
Francis yang dirilis pada tahun 1962 silam
ini sering sekali kita dengar dan
digunakan sebagai musik latar foto, video atau konten lainnya di beberapa media
sosial. Sebenarnya bukan hanya lagu ini
saja, masih banyak lagu-lagu lawas lainnya yang digunakan terutama oleh kaum
remaja. Sebut saja lagu Forever Young dari Alphaphile, Nothing’s
gonna Change My Love for You dari George Benson, Bunda dari Melly Goeslaw, dan masih banyak lagi.
Sumber:
Meta.AI
Penulis cukup tertarik
dengan fenomena ini, dan menurut pendapat beberapa ahli ada beberapa alasan
kaum remaja melakukan hal tersebut yakni:
1. Identitas dan ekspresi diri, menurut Erikson dalam Identity vs Role Confusion, remaja tengah berada dalam fase pencarian jati diri. Ketika mereka memilih lagu-lagu lawas sebagai media ekspresi diri bisa jadi mereka ingin mengungkapkan bahwa mereka adalah jiwa yang unik (“Aku beda dari yang lain”) atau mungkin mereka ingin mengatakan bahwa “Aku bukan hanya anak Gen Z biasa namun aku punya jiwa yang lebih vintage, lebih dalam”
2. Nostalgia yang diciptakan (Manufactured Nostalgia)
Meskipun
remaja tidak hidup di era penyanyi lagu lawas tersebut, mereka dapat merasakan
nostalgia terhadap masa yang tak pernah mereka alami yang dikenal sebagai:
a.
Simulacra & Nostalgia (Jean
Baudrillad- Postmodern Theory: realitas buatan seperti video editan dengan
musik lawas menciptakan rasa nostalgia palsu namun menyenangkan.
b.
Aesthetic Nostalgia: Musik lawas memicu mood,
bukan memori nyata, namun perasaan hangat, romantis atau indahnya masa lalu.
3. Social Identity Theory (Tafjel & Turner)
Remaja
mencari kelompok sosial untuk merasa memiliki. Dalam konteks media sosial
mereka menggunakan lagu tertentu untuk memberi sinyal :”Aku bagian dari
kelompok yang punya selera klasik atau retro.”, membangun komunitas estetik
dengan orang lain yang menyukai musik atau gaya serupa. Penulis masih ingat
ketika tema klasik atau retro ini pernah dijadikan tema pada acara Pentas
Kreasi Seni Siswa Citra Pata di kampus kita tercinta pada tahun 2020 silam. Tema ini dikemas
sedemikian rupa dalam kegiatan ini, termasuk pemilihan lagu-lagu lawas yang
peserta bawakan serta dress code yang dikenakan pada saat itu. Hal ini
menunjukkan bahwa ketertarikan remaja pada tema-tema bernuansa klasik masih
kental dalam kehidupannya.
4. Self-Presentation (Goffman:Dramaturgical Theory)
Remaja di
media sosial sedang “memainkan peran” untuk audiens. Memilih lagu lawas untuk
latar:
a.
memberi kesan elegan, klasik atau sensitif.
b.
seperti kostum dalam “panggung sosial”
mereka-musik mendukung persona yang ingin mereka tampilkan.
5.
Algoritma dan Reinforcement
(Behaviorisme)
a. Saat video dengan lagu lawas mendapat like atau view,
maka akan memperkuat perilaku yang sama, (mereka akan memilih lagu lawas lagi
untuk postingan berikutnya).
b. B.F. Skinner menyebut hal ini sebagai reinforcement:
reward digital dapat memengaruhi dan memperkuat preferensi musik seseorang,
meskipun pada awalnya mereka tidak menyadari pengaruh tersebut.”
Ada hal lain yang
menarik perhatian penulis terkait lagu Pretty
Little Baby ini, yakni liriknya yang sederhana namun menarik . Mengapa
demikian? Pada artikel sebelumnya yang berjudul Belajar Bahasa Inggris melalui
Lagu, disebutkan bahwa ada beberapa
majas yang sering kita jumpai dalam lagu
seperti majas aliterasi (Alliteration) yakni gaya bahasa yang
menggunakan pengulangan huruf konsonan pada awal kata atau suku kata yang
berdekatan dalam suatu kalimat atau frasa, majas metafora yakni majas yang
menggunakan perbandingan langsung antara dua hal yang berbeda untuk
menggambarkan sesuatu, majas personifikasi yakni majas yang memberikan sifat
atau karakter manusia pada benda mati atau makhluk non-manusia serta majas
lainnya.
Sumber: Meta.AI
Mari kita lihat penggalan lirik lagu Pretty Little Baby yang mengandung majas aliterasi :
You can ask the flowers I sit for hours
Telling all
the bluebirds, the bill and coo birds
Pretty little
baby. I’m so in love with you
Selain majas
aliterasi, lirik lagu ini pun mengandung majas personifikasi seperti yang
tersurat dalam kalimat:
You can ask
the flowers I sit for hours
Telling all
the bluebirds,....
Begitu pula majas lainnya seperti metafora dalam frasa ‘puppy love’ (yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai ‘cinta monyet’).
Lagu Pretty Little Baby juga menggunakan majas-majas lain yang memperkuat perasaan cinta, harapan, dan kerinduan, terutama melalui repetisi (pengulangan kata), apostrof (gaya bahasa yang berupa pengungkapan langsung kepada sesuatu yang tidak hadir, baik itu benda mati, ide, hewan, atau orang yang tidak berada di tempat seolah-olah bisa mendengar dan merespons) dan sedikit hiperbola. Lagu ini juga disebut banyak menggunakan struktur paralel yang membuat liriknya enak diingat. Mungkin karena alasan ini pula lah lagu ini dijadikan latar dalam konten yang mereka unggah di media sosial.
Gaya bahasa seperti
metafora, personifikasi, repetisi, dan apostrof tidak hanya digunakan untuk memperindah lirik, tetapi juga untuk
memperkuat pesan emosional yang disampaikan.
Banyak lagu lawas yang
masih relevan hingga kini, bahkan sering dipilih sebagai latar musik dalam
unggahan media sosial karena maknanya yang mendalam dan suasananya yang
menyentuh.
Sumber: ttps://www.downforthecount.co.uk/blog/2023/5-things-you-might-not-know-about-nat-king-cole/
Tak kalah dari lagu-lagu masa kini, lagu-lagu lawas dapat menjadi sumber inspirasi, pembelajaran bahasa, bahkan refleksi diri yang kaya makna. Terlepas dari lawas atau tidaknya sebuah lagu,kita dapat menikmati lagu dengan cara yang lebih cerdas dan bernilai melalui pemahaman gaya bahasa yang digunakannya.
Lalu, kira-kira lagu apa yang ingin pembaca jadikan sebagai musik latar untuk postingan di media sosial berikutnya?
Ikan gurame dicampur ramen
Biar rame yuk kasih
komen
Jas mang Neno kancingnya dua
Just wanna
know how vintage you are
*) Guru Bahasa Inggris
di SMAN 1 Pangalengan, penikmat beragam genre musik, senang mengamati prilaku
remaja.
**)Dikutip dari
berbagai sumber
Mantap
BalasHapusThanks
BalasHapussetuju sekali dengan opini ibu, benar bahwasanya anak muda jaman sekarang haus akan image dirinya sendiri di mata orang lain dengan cara membuat identitas unik yang dirasa tidak dimiliki oleh teman teman sekitarnya dan dapat membuat audiens menafsirkan bahwa dirinya merupakan kelompok suatu musik tertentu.
BalasHapus👌👌
Hapusmantap bu, selanjutnya lagu right here waiting - richard marx 👏👏
BalasHapusGood choice
Hapus