MENGENAL
MASALAH-MASALAH SOSIAL DI JEPANG
Oleh:
Lia Nurfalah, S.Pd *)
Minasan
konnichiwa…..pada kesempatan kali ini kita akan membahas
beberapa isu dan masalah-masalah sosial yang terjadi di Jepang pada masa
sekarang ini. Diantara masalah masalah tersebut adalah:
1. Penurunan angka kelahiran dan peningkatan jumlah lansia (shoushikoreika)
Pernahkah minasan
melihat video ataupun artikel yang menyatakan bahwa jumlah siswa yang ada di
jepang mulai berkurang bahkan ada sekolah yang ditutup karena tidak ada
siswanya? . Menurut salah satu dosen orang Jepang yang pernah berkunjung ke
sekolah kita tercinta, di Jepang sekarang banyak sekolah sekolah yang digabung
karena sedikit jumlah pendaftarnya. Hal ini disebabkan jumlah angka
kelahirannya menurun dari tahun ke tahun sehingga jumlah penduduk usia mudanya
berkurang. Salah satu faktor penyebabnya adalah orang jepang enggan mempunyai
anak, meskipun pemerintah Jepang sendiri banyak memberikan tunjangan bagi ibu
ibu yang sedang hamil. Mulai dari pemeriksaan kesehatan gratis setiap bulannya
sampai dengan ibu tersebut melahirkan. Bahkan pada saat melahirkan sang ibu
mendapatkan hadiah berupa uang dari rumah sakit ataupun dari pemerintah daerah
setempat.
Sumber:
Sekarang pertanyaannya kenapa orang
Jepang tidak mau punya anak? Adakah yang bisa menjawab? Ya betul jawabannya
adalah karena biaya hidup di Jepang itu sangat mahal. Jepang sendiri merupakan
salah satu negara dengan biaya hidup yang sangat mahal. Jangankan untuk
membiayai anak, untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja cukup berat. Memang benar
pendapatan perkapita di sana besar namun diimbangi juga dengan harga barang
barang yang mahal. Orang Jepang sangat berbeda sekali pemikirannya dengan kita
orang Indonesia. Kita mempunyai pandangan bahwa semakin banyak anak maka
semakin banyak rezeki. Namun Jepang tidak berfikiran seperti itu. Mereka sangat
realistis.
Selain penurunan angka kelahiran,
Jepang juga mengalami tantangan dengan bertambahnya jumlah lansia yang mana
sudah tidak produktif dan jadi beban untuk perawatan kesehatannya serta
pensiunnya. Dalam hal perawatan kesehatan, pemerintah Jepang membuat program
program yang mana 50% salah satu sumber pendaannya dari Pajak.
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2016/Jepang-Mengalami-Masalah-Membludaknya-Jumlah-Lansia/
2. Hikikomori
Kata hikikomori
terdiri dari dua suku kata hiki yang berarti menarik, komori yang
berarti kerumunan. Secara harpiah berarti menarik diri dari kerumunan.
Gambarannya adalah orang orang mengasingkan diri selama berbulan bulan bahkan
bertahun tahun. Banyak orang yang menganggap mereka sebagai introvert
ekstrim, padahal hikikomori bisa melibatkan masalah psikologis yang jauh
lebih dalam, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan sosial. Fenomena ini
pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1990-an. Namun belakangan, fenomena
ini mulai terdeteksi di negara-negara lain, termasuk di Indonesia. Hikikomori
sering kali dihubungkan dengan tekanan sosial yang tinggi, masalah
keluarga, atau bahkan kegagalan akademik yang membuat seseorang merasa
terisolasi.
Sumber: https://id.theasianparent.com/hikikomori-adalah
Orang yang mengalami hikikomori biasanya berhenti bersekolah atau bekerja, membatasi interaksi dengan orang lain, bahkan anggota keluarga, dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di kamar.
Hikikomori
dialami oleh semua kalangan baik kaum muda maupun kaum tua.
Sumber:
https://www.tv-tokyo.co.jp/plus/entertainment/entry/2019/020715.html
Penyebab hikikomori sangat beragam, mulai dari faktor lingkungan sekolah (bullying, tuntutan kademik), faktor keluarga (hubungan yang terlalu erat, tuntutan orang tua), hingga faktor sosial (media sosial, isolasi sosial).
Dilansir dari
rri.co.id berikut dampak negatif dari hikikomori.
a.
Kesehatan mental yang
memburuk : semakin lama seseorang mengisolasi diri, semakin besar kemungkinan
ia mengalami gangguan mental yang lebih parah.
b.
Kehilangan kemampuan sosial
yakni hilangnya kemapuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
c.
Keterasingan dalam masyarakat
: orang yang terisolasi secara sosial cenderung merasa tidak ada koneksi dengan
dunia luar, bahkan mungkin merasa seperti “orang asing” di dalam masyarakat
mereka sendiri.
Berikut adalah hal hal
yang bisa dilakukan dalam menghadapi fenomena ini
a.
Konsultasi dengan Profesional
Kesehatan Mental:
·
Membawa orang yang mengalami
hikikomori ke psikolog atau psikiater untuk pemeriksaan dan diagnosis yang
tepat.
·
Ikuti terapi yang
direkomendasikan, yang bisa berupa terapi individu, kelompok, atau keluarga.
·
Jika diperlukan,
konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan obat-obatan yang dapat membantu
mengatasi gejala yang menyertai hikikomori, seperti depresi atau kecemasan.
b.
Dukungan Keluarga dan
Lingkungan:
·
Anggota keluarga dapat hadir
dalam sesi terapi, meskipun pasien tidak selalu berpartisipasi, untuk memahami
kondisi dan belajar strategi komunikasi yang efektif.
·
Keluarga perlu memahami bahwa
hikikomori bukanlah kondisi yang mudah disembuhkan dan membutuhkan waktu serta
dukungan yang berkelanjutan.
·
Orang-orang terdekat dapat
memberikan dukungan emosional dan mendorong individu untuk keluar dari isolasi
secara bertahap.
·
Ciptakan lingkungan yang
mendukung di rumah dan di lingkungan sekitar, misalnya dengan memberikan
kesempatan untuk beraktivitas yang menyenangkan dan membangun rasa percaya
diri.
c.
Mulai dari Hal Kecil:
·
Mulai dengan aktivitas yang
sederhana dan nyaman, seperti keluar kamar beberapa kali sehari atau
berjalan-jalan di pagi hari saat sepi.
·
Bertahap meningkatkan
aktivitas sosial dan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
·
Jelajahi lingkungan sekitar
secara bertahap, yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kepercayaan diri.
Dari uraian di atas
mudah mudahan minasan bisa mengambil hikmah maupun pelajaran yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Ijou desu…arigatou minasaaaan
*) Guru Mata Pelajaran
Bahasa Jepang di SMAN 1 Pangalengan;
Praktisi bahasa dan budaya Jepang; pengalaman bekerja di perusahaan
Jepang di Indonesia
**) disarikan dari
berbagai sumber
sEm4nGaT pAgi SalAm baHaGia unTUk kiTa SemUa🤭🥰🥰
BalasHapusterimakasih atas ilmunya hari ini ibuuu
BalasHapusXJ
ilmunya sangat bermanfaat trimakasih
BalasHapus👍👍
BalasHapus👍🏻👍🏻
BalasHapus👍🏻👍🏻 Ananda Silvya (X.F)
BalasHapus👍🏼👍🏼👍🏼
BalasHapus👍🏻👍🏻
BalasHapus👍🏻👍🏻
BalasHapusxd hadir juga, makasih
BalasHapusterimakasih atas ilmunya ibu 💗💗💗
BalasHapusMantapp👍👍👍
BalasHapusTerimakasih bu
BalasHapus