Selasa, 17 Desember 2024

PSIKOLOGICA

 

LOVE CHEMISTRY

Oleh: Yuli Yuliani, S.Pd *)

 

Siapa bilang CINTA gak bisa dipahami dengan logika? Setelah kamu tahu semua proses kimia yang terjadi dalam diri kamu saat lagi falling in love, rasanya kamu gak perlu heran lagi dengan segala gejala misterius yang ditunjukin oleh cinta. Semua bisa diterangkan pakai logika, kok!

·         Kenapa kamu bisa kesengsem berat sama seseorang di kelas kamu?

·         Kenapa setiap ketemu dia mendadak kamu jadi nervous?

·         Dan kenapa setiap sedang jatuh cinta kamu merasa seperti sedang melayang di udara?

Love chemistry, itu jawaban yang kamu cari!

Love chemistry atau "kimia cinta" merujuk pada serangkaian reaksi kimia dan perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh kita saat kita merasakan ketertarikan atau jatuh cinta. Konsep ini mengacu pada bagaimana berbagai zat kimia (neurotransmiter dan hormon) dalam otak dan tubuh kita berinteraksi untuk menciptakan perasaan dan respons emosional yang kuat saat kita berhubungan dengan seseorang yang kita sukai atau cintai.

Sumber: https://www.klikdokter.com/psikologi/relationship/kenapa-kita-sering-mencintai-seseorang-yang-tidak-bisa-dimiliki

Pada dasarnya, love chemistry menggambarkan "resep kimia" yang mempengaruhi perasaan dan perilaku kita dalam hubungan romantis. Ini mencakup zat-zat kimia yang berperan dalam perasaan kebahagiaan, kegembiraan, gairah, kedekatan, serta keterikatan emosional dengan pasangan.

Beberapa zat kimia utama yang terlibat dalam love chemistry antara lain:

Norepinephrine (Noradrenalin)

Peran: Norepinephrine adalah neurotransmiter yang terlibat dalam respons "fight or flight" (melawan atau lari) tubuh. Ketika kita jatuh cinta, kadar norepinephrine dalam tubuh meningkat, yang dapat menyebabkan beberapa gejala fisik seperti jantung berdebar, tangan berkeringat, dan perasaan gugup atau bersemangat. Ini adalah bagian dari respons tubuh terhadap rangsangan emosional yang kuat, seperti ketertarikan pada seseorang.

Efek pada tubuh: Norepinephrine meningkatkan kewaspadaan, energi, dan fokus, yang dapat menyebabkan kita merasa lebih terstimulasi atau bahkan sedikit terobsesi dengan orang yang kita sukai.

Sumber: https://www.netmeds.com/health-library/post/noradrenaline-norepinephrine-structure-crucial-functions-and-adverse-effects

Dopamin

Peran: Dopamin sering disebut sebagai "neurotransmiter kebahagiaan" atau "reward system" (sistem penghargaan) karena perannya dalam memberikan perasaan senang dan kepuasan. Ketika kita jatuh cinta, otak melepaskan dopamin, yang memberi rasa euforia dan kebahagiaan. Ini menjelaskan mengapa kita merasa sangat gembira dan bersemangat saat berada di sekitar orang yang kita cintai.

Efek pada tubuh: Dopamin juga mendorong kita untuk mencari lebih banyak pengalaman yang menyenangkan dan memotivasi kita untuk terus berinteraksi dengan orang yang kita cintai. Ini adalah bagian dari "siklus hadiah" yang memperkuat rasa ketertarikan dan keterikatan.

Phenylethylamine (PEA)

Peran: PEA sering disebut sebagai "molekul cinta" karena peranannya dalam meningkatkan perasaan gairah dan ketertarikan fisik. PEA adalah zat kimia yang secara alami ada dalam tubuh dan berfungsi mirip dengan amfetamin, meningkatkan energi, kewaspadaan, dan kegembiraan. PEA juga dapat menstimulasi pelepasan dopamin.

Efek pada tubuh: PEA dapat menyebabkan perasaan gembira dan euforia yang sering kita rasakan di awal hubungan romantis, yang sering disebut sebagai "fase jatuh cinta" atau "fase bulan madu." PEA juga berperan dalam meningkatkan perasaan intens terhadap pasangan dan membuat hubungan terasa sangat memikat dan penuh gairah.

Sumber: https://kupang.tribunnews.com/2024/05/10/ramalan-zodiak-cinta-besok-11-mei-2024-virgo

Ketika kita jatuh cinta, ketiga neurotransmiter ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan perasaan euforia, kegembiraan, dan ketertarikan yang intens. Norepinephrine menciptakan kegelisahan dan kegembiraan fisik, dopamin memberikan perasaan bahagia dan memotivasi kita untuk terus berinteraksi, sementara PEA meningkatkan gairah dan ketertarikan fisik. Semua ini menciptakan pengalaman yang sangat kuat dan penuh emosi ketika jatuh cinta.

Endorfin

Peran: Endorfin sering disebut sebagai "hormon kebahagiaan" atau "painkiller alami" karena peranannya dalam memberikan perasaan bahagia, relaksasi, dan mengurangi rasa sakit. Ketika kita jatuh cinta, endorfin dilepaskan, yang menghasilkan perasaan puas dan tenang.

Efek pada tubuh: Endorfin berfungsi untuk menurunkan stres dan meningkatkan perasaan positif. Dalam konteks cinta, endorfin membantu menciptakan perasaan kenyamanan, kedamaian, dan kebahagiaan saat kita bersama pasangan. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita merasa lebih tenang dan bahagia ketika berada di dekat orang yang kita cintai.

Oksitosin

Peran: Oksitosin sering disebut sebagai "hormon cinta" atau "hormon pelukan" karena peranannya dalam memperkuat ikatan sosial dan emosional antara pasangan. Hormon ini banyak dilepaskan selama kontak fisik  atau bahkan ketika kita berinteraksi dengan orang yang kita cintai.

 
Sumber: https://adjar.grid.id/read/543404033/macam-macam-kelompok-sosial-berdasarkan-ikatan-anggota?page=all

Efek pada tubuh: Oksitosin meningkatkan perasaan kedekatan, kasih sayang, dan kepercayaan. Pada saat jatuh cinta, oksitosin memperkuat ikatan emosional dan meningkatkan perasaan keintiman antara pasangan. Ini juga berperan dalam meningkatkan rasa saling percaya dan kenyamanan satu sama lain. Oksitosin sering dikaitkan dengan perasaan "jatuh cinta sejati" yang lebih stabil, berbeda dari perasaan berdebar-debar yang datang dengan dopamin dan norepinephrine di awal hubungan.

Serotonin

Peran: Serotonin adalah neurotransmiter yang mempengaruhi mood, suasana hati, dan stabilitas emosional. Dalam fase jatuh cinta, kadar serotonin dapat meningkat, yang membantu mengatur perasaan kita dan menciptakan perasaan stabil serta bahagia.

Efek pada tubuh: Ketika kita jatuh cinta, peningkatan kadar serotonin dapat menciptakan perasaan bahagia, puas, dan optimis. Ini juga membantu menjaga perasaan keseimbangan emosional dalam hubungan. Namun, pada beberapa orang, kadar serotonin yang rendah bisa menyebabkan perasaan obsesif terhadap pasangan atau membuat seseorang cemas dan terlalu terfokus pada hubungan tersebut.

Peran Ketiga Zat Kimia dalam Jatuh Cinta

Fase Awal (Fase Euforia): Pada awal hubungan, kita cenderung merasakan kegembiraan dan gairah yang kuat. Di sini, norepinephrine, dopamin, dan phenylethylamine memainkan peran besar. Perasaan berdebar-debar, ketegangan emosional, dan obsesi terhadap pasangan adalah ciri khas dari fase ini.

 
Sumber: https://www.google.com/search?q=hormon+jatuh+cinta&sca_esv=48a32a8a53a0fe13&udm

Fase Kedekatan dan Keintiman: Seiring berjalannya waktu, hubungan menjadi lebih stabil dan dalam. Endorfin, oksitosin, dan serotonin mulai berperan lebih dominan. Kita merasakan kenyamanan, kedekatan emosional, dan rasa aman di dalam hubungan. Oksitosin memperkuat ikatan emosional, sementara endorfin dan serotonin memberi rasa bahagia dan puas dalam kebersamaan.

Kesimpulannya  ketika jatuh cinta, berbagai neurotransmiter dan hormon berinteraksi untuk menciptakan perasaan yang kompleks dan mendalam. Norepinephrine, dopamin, dan phenylethylamine bekerja pada fase awal untuk menciptakan kegembiraan dan gairah, sementara endorfin, oksitosin, dan serotonin memperkuat ikatan emosional, kedekatan, dan rasa nyaman dalam hubungan yang berkembang lebih jauh. Semua zat kimia ini bekerja bersama untuk memberikan pengalaman emosional yang mendalam saat kita jatuh cinta.

Bagi kamu yang sedang jatuh cinta perlu diperhatikan bahwa “Jangan berlebihan dalam mencintai sehingga menjadi keterikatan, jangan pula berlebihan dalam membenci sehingga membawa kebinasaan.”(Umar Bin Khatab).

 
Sumber: https://psikologidelta.com/tes-psikologi-cinta-wanita/

Psikologi cinta menyatakan bahwa

·         Jika kamu cinta karena dia mencintaimu, itu bukan cinta tapi empati.

·         Jika kamu cinta karena harta atau uang, itu juga bukan cinta tapi tertarik.

·         Jika kamu cinta karena penampilannya, itu bukan cinta tapi obsesi.

·         Jika kamu cinta karena kebaikannya, itu juga bukan cinta tapi kagum.

·         Jika kamu cinta karena pandangan pertama itu dipengaruhi satu hal, yaitu gairah.

·         Tapi, jika kamu cinta tapi bingung kenapa kamu mencintainya…sudah dipastikan kamu benar-benar cinta.

Satu hal yang bisa disimpulkanLOVING SOMEONE IS EASY AND FUN, IF THAT PERSON IS THE RIGHT PERSON.”

*) Konselor di SMAN 1 Pangalengan, Koordinator Bimbingan dan Konseling, Pemerhati masalah remaja

Sumber :

Aditia, W. (2006). Love Chemistry. Yogyakarta : Media Pressindo.

5 komentar:

  1. terimakasih atas literasi love chemistry nya ibuuu,saya sangat tertarik untuk membacanya:)

    BalasHapus
  2.  “LOVING SOMEONE IS EASY AND FUN, IF THAT PERSON IS THE RIGHT PERSON." lantas, apa yang bisa membuktikan bahwa he's the right person bu?

    BalasHapus
  3. next bahas cara biar neurotransmiter dan hormon tetap stabil buπŸ™‚‍↕️🀲

    BalasHapus
  4. πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ«ΆπŸ»

    BalasHapus
  5. πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»

    BalasHapus

ECONOMIC VIEW

  DIPERLUKAN KOMENTAR BIJAK SILAHKAN KOMENTAR SETELAH MEMBACA KESIMPULAN SETUJU / TIDAK SETUJU Oleh: Diki Kandida, S.Pd   *)   Dam...