“SI TANGAN
EMAS”
Oleh: Diki Kandida,
S.Pd *)
Tahukah Ananda ABDURAHMAN
BIN AUF? Dia adalah salah satu sahabat Rosululloh yang memiliki Kekayaan 3.200.000 Dinar, atau sekitar Rp
6.212.688.000.000 saat wafat. Harta lain 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, dan
3.000 ekor kambing. Profesi sebagai pebisnis
ulung, peran ,mengikuti semua peperangan pada zaman Rasulullah SAW. Wasiat Memberikan 400 Dinar kepada 100 orang
yang masih hidup dan mengikuti perang Badar.
Sumber:
https://www.gurusiana.id/read/zuyyinah/article/siapakah-abdurrahman-bin-auf-ikuti-kisahnya-hari-ke-131-1464684
Abdurrahman bin Auf adalah
salah satu sahabat Rasulullah yang terkenal dengan kedermawanan dan
keberaniannya. Ia lahir tahun 581 M, dan termasuk dalam golongan Assabiqunal
Awwalun, yaitu orang-orang yang pertama kali masuk Islam, melalui Abu Bakar
As-Siddiq di rumah Arqam bin Abi Arqan. Abdurrahman bin Auf
adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Nabi
Muhammad SAW bahwa ia akan masuk Surga. Ia masuk Islam, pada tahun 614 M. Saat
itu usianya masih cukup muda yakni umur 31 tahun. Usia yang masih sangat
produktif. Kendati masih muda, sumbangsihnya pada perjuangan Islam dan
dakwah Rasulullah cukup besar. Anak muda seperti Abdurrahman bin Auf, seperti
sahabat-sahabat Nabi yang masih muda lainnya [Ali bin Abi Thalib, Sa'ad bin Abi
Waqqas dan Zaid bin Haritsah], memainkan peran kunci dalam menyebarkan ajaran
Islam dan memperkuat komunitas Muslim di masa awal.
Sumber:
https://www.jabarpublisher.co.id/penyebaran-islam-di-asia-bagian-dalam-dan-eropa-timur/
Ia termasuk salah satu dari
mereka yang berperan pada peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam,
seperti Perang Badar dan Perang Uhud. Pasalnya, ia dikenal sebagai pengusaha
kaya dan dermawan. Ia menggunakan hartanya untuk membantu perjuangan Nabi dan
kaum Muslimin. Ketika Rasulullah SAW berdakwah di Makkah,
Abdurrahman bin Auf adalah salah satu orang yang pertama kali menerima Islam.
Ia bersedia meninggalkan harta benda dan keluarganya demi mengikuti Rasulullah.
Salah satu kisah yang menunjukkan kedermawanan Abdurrahman bin Auf adalah
ketika ia menawarkan seluruh harta bendanya kepada Rasulullah.
Hal ini dikisahkan oleh Ibnu
Katsir dalam kitab al-Bidayah wa al-Nihayah, halaman 163, yang bersumber dari
riwayat Ma'mar dari Az-Zuhri, bahwa Abdullah bin Auf pada masa Nabi SAW
bersedekah dengan setengah hartanya, yaitu 4 ribu dinar. Tidak lama kemudian ia
bersedekah dengan 40 ribu dinar, selanjutnya ia bersedekah lagi dengan 40 ribu
dinar. Jumlah ini sungguh besar di zamannya, yakni berkisar Rp 4,5
milyar. Tidak hanya itu, ia juga menyedekahkan 500 kuda untuk
keperluan transportasi. Kemudian menambahkan 500 unta untuk berperang di jalan
Allah. Kebanyakan harta yang dimiliki Abdurrahman bin Auf berasal dari
perdagangan. Abdurrahman juga dijelaskan memerdekakan ribuan budak.
Abdurrahman meninggalkan banyak harta setelah meninggal dunia, termasuk
emas yang dipotong-potong dengan kapak sehingga membuat tangan orang-orang
menjadi lelah. Emas yang sangat banyak itu, ia bagikan ke masyarakat yang luas.
Dalam riwayat dikatakan untuk membagi emas itu, harus memotongnya dengan
kapak agar bisa dibagi-bagikan kepada orang-orang. Sumber harta
Abdurrahman, seperti yang yang telah disebutkan, berasal dari peternakan yang
dia miliki. Dia memiliki 1.000 unta, 100 kuda, dan 3.000 domba yang
digembalakan di Baqi'. Ini menunjukkan bahwa dia memiliki sejumlah besar hewan
ternak yang diurus dan dipelihara untuk mendapatkan keuntungan. Peternakan
seperti ini dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan, terutama dalam
budaya Arab dan lingkungannya di mana peternakan ternak adalah mata pencaharian
utama atau sumber utama harta.
Meski bergelimang harta,
namun Abdurrahman bin Auf tidak lantas cinta kepada dunia. Imannya mengatakan
bahwa harta benda dunia hanya fatamorgana. Ia adalah cobaan bagi manusia. Maka,
pada saat Perang Badar, dirinya turut terjun ke medan jihad fi
sabilillah. Tak hanya hartanya yang diinfakkan, tangannya pun turut
memegang senjata dan berhasil menewaskan musuh-musuh Allah, di medan laga. Umar
bin Utsman bin Ka’ab at-Taimy salah satunya. Tak hanya sekali saja. Di Perang
Uhud, Abdurrahman ‘Si Tangan Emas’ tetap tak mau ketinggalan mengangkat
senjata. Bahkan di saat banyak shahabat yang pergi meninggalkan medan tempur,
dirinya tetap bertahan di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
Sumber:
https://www.panjimas.com/news/2017/02/12/abdurrahman-bin-auf-saudagar-berjuluk-si-tangan-emas/
Sebagai seorang hartawan,
Abdurrahman bin Auf merupakan shahabat andalan dalam menginfakkan harta. Untuk
membiayai Perang Tabuk, ia menyerahkan dua ratus uqiyah emas. Bahkan dirinya
sampai tak menyisakan uang belanja untuk keluarganya. Mengetahui hal itu, Umar
bin Khaththab melapor kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan
berbisik, “Sepertinya Abdurrahman berdosa karena tidak meninggalkan uang
belanja sedikit pun untuk keluarganya.”
Rasulullah
lantas menanyai Abdurrahman, “Apakah engkau meninggalkan uang belanja untuk
istrimu?”
“Ya,”
jawabnya, “aku tinggalkan untuk mereka lebih banyak dan lebih baik daripada
yang kusumbangkan.”
“Berapa?”
tanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
“Sebanyak
rezeki, kebaikan, dan pahala yang Allah janjikan,” jawabnya mantab.
Sumber:
https://lambeturah.co.id/kisah-wafatnya-nabi-muhammad-saw-sejarah-hari-ini
Setelah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam wafat, Abdurrahman bin Auf tetap istiqamah menjadi
penyokong dana perjuangan Islam. Bahkan ia memeroleh kemuliaan mengemban amanah
menjaga kesejahteraan Ummahatul Mukminin (istri-istri Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam). Tugasnya ialah memenuhi segala kebutuhan materi dan
mengadakan pengawalan setiap mereka pergi.
*) Guru Mata Pelajaran Ekonomi,
Pengurus Koperasi Amanah SMAN 1 Pangalengan, pengamat ekonomi kerakyatan.
**) disarikan dari berbegai
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar