Selasa, 17 Desember 2024

Economic Figure

 

“SI TANGAN EMAS”

Oleh: Diki Kandida, S.Pd *)

 


Tahukah Ananda ABDURAHMAN BIN AUF? Dia adalah salah satu sahabat Rosululloh yang memiliki  Kekayaan 3.200.000 Dinar, atau sekitar Rp 6.212.688.000.000 saat wafat. Harta lain 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 3.000 ekor kambing. Profesi    sebagai pebisnis ulung,  peran   ,mengikuti semua peperangan pada zaman Rasulullah SAW.  Wasiat Memberikan 400 Dinar kepada 100 orang yang masih hidup dan mengikuti perang Badar.

Sumber: https://www.gurusiana.id/read/zuyyinah/article/siapakah-abdurrahman-bin-auf-ikuti-kisahnya-hari-ke-131-1464684

Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Rasulullah yang terkenal dengan kedermawanan dan keberaniannya. Ia lahir tahun 581 M, dan termasuk dalam golongan Assabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang pertama kali masuk Islam, melalui Abu Bakar As-Siddiq di rumah Arqam bin Abi Arqan.     Abdurrahman bin Auf adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Nabi Muhammad SAW bahwa ia akan masuk Surga. Ia masuk Islam, pada tahun 614 M. Saat itu usianya masih cukup muda yakni umur 31 tahun. Usia yang  masih sangat produktif.  Kendati masih muda, sumbangsihnya pada perjuangan Islam dan dakwah Rasulullah cukup besar. Anak muda seperti Abdurrahman bin Auf, seperti sahabat-sahabat Nabi yang masih muda lainnya [Ali bin Abi Thalib, Sa'ad bin Abi Waqqas dan Zaid bin Haritsah], memainkan peran kunci dalam menyebarkan ajaran Islam dan memperkuat komunitas Muslim di masa awal.

 
Sumber: https://www.jabarpublisher.co.id/penyebaran-islam-di-asia-bagian-dalam-dan-eropa-timur/

Ia termasuk salah satu dari mereka yang berperan pada peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti Perang Badar dan Perang Uhud. Pasalnya, ia dikenal sebagai pengusaha kaya dan dermawan. Ia menggunakan hartanya untuk membantu perjuangan Nabi dan kaum Muslimin.   Ketika Rasulullah SAW berdakwah di Makkah, Abdurrahman bin Auf adalah salah satu orang yang pertama kali menerima Islam. Ia bersedia meninggalkan harta benda dan keluarganya demi mengikuti Rasulullah. Salah satu kisah yang menunjukkan kedermawanan Abdurrahman bin Auf adalah ketika ia menawarkan seluruh harta bendanya kepada Rasulullah.

Hal ini dikisahkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab al-Bidayah wa al-Nihayah, halaman 163, yang bersumber dari riwayat Ma'mar dari Az-Zuhri, bahwa Abdullah bin Auf pada masa Nabi SAW bersedekah dengan setengah hartanya, yaitu 4 ribu dinar. Tidak lama kemudian ia bersedekah dengan 40 ribu dinar, selanjutnya ia bersedekah lagi dengan 40 ribu dinar.  Jumlah ini sungguh besar di zamannya, yakni berkisar Rp 4,5 milyar.    Tidak hanya itu, ia juga menyedekahkan 500 kuda untuk keperluan transportasi. Kemudian menambahkan 500 unta untuk berperang di jalan Allah. Kebanyakan harta yang dimiliki Abdurrahman bin Auf berasal dari perdagangan. Abdurrahman juga dijelaskan memerdekakan ribuan budak.     Abdurrahman meninggalkan banyak harta setelah meninggal dunia, termasuk emas yang dipotong-potong dengan kapak sehingga membuat tangan orang-orang menjadi lelah. Emas yang sangat banyak itu, ia bagikan ke masyarakat yang luas. Dalam riwayat dikatakan untuk membagi emas itu,  harus memotongnya dengan kapak agar bisa dibagi-bagikan kepada orang-orang.  Sumber harta Abdurrahman, seperti yang yang telah disebutkan, berasal dari peternakan yang dia miliki. Dia memiliki 1.000 unta, 100 kuda, dan 3.000 domba yang digembalakan di Baqi'. Ini menunjukkan bahwa dia memiliki sejumlah besar hewan ternak yang diurus dan dipelihara untuk mendapatkan keuntungan. Peternakan seperti ini dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan, terutama dalam budaya Arab dan lingkungannya di mana peternakan ternak adalah mata pencaharian utama atau sumber utama harta.  

Meski bergelimang harta, namun Abdurrahman bin Auf tidak lantas cinta kepada dunia. Imannya mengatakan bahwa harta benda dunia hanya fatamorgana. Ia adalah cobaan bagi manusia. Maka, pada saat Perang Badar, dirinya turut terjun ke medan jihad fi sabilillah. Tak hanya hartanya yang diinfakkan, tangannya pun turut memegang senjata dan berhasil menewaskan musuh-musuh Allah, di medan laga. Umar bin Utsman bin Ka’ab at-Taimy salah satunya. Tak hanya sekali saja. Di Perang Uhud, Abdurrahman ‘Si Tangan Emas’ tetap tak mau ketinggalan mengangkat senjata. Bahkan di saat banyak shahabat yang pergi meninggalkan medan tempur, dirinya tetap bertahan di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam

 
Sumber: https://www.panjimas.com/news/2017/02/12/abdurrahman-bin-auf-saudagar-berjuluk-si-tangan-emas/

Sebagai seorang hartawan, Abdurrahman bin Auf merupakan shahabat andalan dalam menginfakkan harta. Untuk membiayai Perang Tabuk, ia menyerahkan dua ratus uqiyah emas. Bahkan dirinya sampai tak menyisakan uang belanja untuk keluarganya. Mengetahui hal itu, Umar bin Khaththab melapor kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan berbisik, “Sepertinya Abdurrahman berdosa karena tidak meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya.”

Rasulullah lantas menanyai Abdurrahman, “Apakah engkau meninggalkan uang belanja untuk istrimu?”

“Ya,” jawabnya, “aku tinggalkan untuk mereka lebih banyak dan lebih baik daripada yang kusumbangkan.”

“Berapa?” tanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

“Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang Allah janjikan,” jawabnya mantab.

 
Sumber: https://lambeturah.co.id/kisah-wafatnya-nabi-muhammad-saw-sejarah-hari-ini

Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam wafat, Abdurrahman bin Auf tetap istiqamah menjadi penyokong dana perjuangan Islam. Bahkan ia memeroleh kemuliaan mengemban amanah menjaga kesejahteraan Ummahatul Mukminin (istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam). Tugasnya ialah memenuhi segala kebutuhan materi dan mengadakan pengawalan setiap mereka pergi.

*) Guru Mata Pelajaran Ekonomi, Pengurus Koperasi Amanah SMAN 1 Pangalengan, pengamat ekonomi kerakyatan.

**) disarikan dari berbegai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ECONOMIC VIEW

  DIPERLUKAN KOMENTAR BIJAK SILAHKAN KOMENTAR SETELAH MEMBACA KESIMPULAN SETUJU / TIDAK SETUJU Oleh: Diki Kandida, S.Pd   *)   Dam...