Senin, 05 Agustus 2024

bahaSABUdaya

 

“SITUS LANGKA DI RANCAEKEK”

Oleh: Literatsmansa

 

Ananda yang baik, mempelajari sejarah adalah hal yang penting untuk dilakukan. Dengan belajar sejarah, masyarakat bisa mengetahui hal atau peristiwa penting apa saja yang telah terjadi di masa lalu termasuk budaya yang berkembang saat itu. Sejarah juga bisa dipelajari dari situs-situs sejarah /purbakala yang telah ditemukan.

Indonesia memiliki banyak situs purbakala yang menarik untuk dipelajari. Misalnya, Candi Bojongmenje. Candi ini adalah situs peninggalan zaman Hindu-Buddha yang ada di Bandung. Candi ini juga dikenal sebagai Situs Rancaekek. Candi ini dianggap sebagai salah satu candi tertua di Jawa. Sayangnya, pemugaran dan pelestarian candi masih belum berjalan. Para arkeolog menduga candi ini merupakan peninggalan abad ke-7. Hal ini berdasarkan gaya, teknik pembuatan, dan ukuran batu yang sederhana. Ciri-ciri tersebut biasanya ditemukan pada candi-candi tua di daerah Jawa Tengah

 

Sumber: https://arkeologisunda.blogspot.com/2013/01/masih-tentang-candi-bojongmenje.html

Di awali pada 18 Agustus 2002, Ahmad Muhammad menemukan hal tak terduga di tengah kegiatannya mencari umpan ikan di sekitaran pemakaman umum Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Alih-alih mendapat rayap seperti yang diharapkannya, penggalian Ahmad malah menuntunnya pada sejarah yang telah lama terkubur. Dia menemukan sejumlah batu yang diduga merupakan reruntuhan candi. Keesokan harinya, Ahmad yang masih penasaran membawa serta belasan orang rekannya untuk melanjutkan penggalian. Hasilnya, sejumlah tatanan batu yang lebih banyak berhasil ditemukan. Hal tersebut mengundang reaksi orang sekitar hingga tim dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Barat, Disbudpar Kabupaten Bandung serta Balai Arkeologi Bandung datang meneliti. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa temuan tak sengaja tersebut merupakan sisi barat bangunan candi.

 

Sumber: https://foto.tempo.co/read/1876/pemugaran-candi-bojongmenje-candi-orok

Tatanan batu yang ditemukan Ahmad dan rekan-rekannya membujur ke arah utara-selatan sepanjang kurang lebih empat meter. Terdiri dari sembilan balok batu dengan lima lapisan penyusun.  Susunan batu tersebut disinyalir merupakan profil dari kaki candi.  Seluruh batu yang ditemukan dalam keadaan polos alias tidak memiliki relifef. Selain bebatuan, penduduk sekitar juga telah menemukan berbagai bentuk arca dan barang antik ketika menggali sumur. Hal ini menambah keyakinan para peneliti bahwa di tempat tersebut memang sempat berdiri sebuah candi. Penelitian dengan melibatkan tim yang lebih besar terus dilakukan mulai Oktober 2001. Dari sana, data tentang keberadaan bangunan candi tersebut perlahan mulai terungkap.

 

Sumber: https://idsejarah.net/2017/02/candi-bojongmenje.html

Perlu Ananda ketahui, Candi Bojongmenje yang tersisa merupakan bangunan bagian kaki candi, sementara bagian tubuh dan atap candi sudah tidak ditemukan. Terletak di tepi Sungai Cimande, bangunan candi didirikan dari batu andesit. Denahnya diperkirakan berbentuk bujur sangkar dengan sisi sepanjang 6 meter. Dari reruntuhan bangunan yang ditemukan, dapat diketahui bahwa bentuk bangunan candi terbilang sangat sederhana bila dibandingkan dengan bangunan Candi Prambanan atau Candi Borobudur. Pasalnya, tidak ada hiasan relief yang ditemukan di dinding candi dan hanya terdiri dari satu lapis.  Hingga saat ini, belum ditemukan sumber tertulis yang menjelaskan hubungan Candi Bojongmenje dengan kerajaan tertentu yang pernah ada di Jawa Barat. Namun, berdasarkan temuan-temuan arkeologis di situs Bojongmenje, diperkirakan bahwa candi tersebut berdiri pada abad ke 5 – 6 (Haryono, 2002) atau abad ke 7 (Djubiantono, 2002).

Ananda yang sedang baca…Candi Bojongmenje merupakan peninggalan yang terbilang langka di Jawa Barat khususnya di dataran tinggi. Sebelumnya, temuan serupa umumnya ditemukan di dataran rendah bagian utara Jawa Barat seperti komplek percandian Batujaya, Cibuaya. Batu-batu reruntuhan Candi Bojongmenje yang sedang dalam proses perekaan mengenai bentuk dan letak aslinya pada 2005. Di dataran tinggi, hanya terdapat Candi Cangkuang di Kabupaten Garut. Selain itu, jumlah penemuan candi di Jawa Barat pun memang tidak sebanyak yang ditemukan di Jawa Tengah.


 Sumber: https://travel.tempo.co/read/1874294/melongok-situs-candi-bojongmenje-di-bandung-yang-mangkrak-puluhan-tahun

Pada 2004, peneliti menemukan artefak lingga dan yoni pada kegiatan pemugaran candi pada fondasi kaki. Hal ini mempertegas bahwa agama yang melatari pembangunan candi Bojongmenje adalah agama Hindu-Šiava (Siwaisme).  Diketahui, lingga dan yoni merupakan simbolisasi dari Dewa Siwa yang berpadu dengan Dewi Parwati untuk keperluan pemujaan. Di Jawa Barat aliran Sivaisme juga berkembang di candi Cangkuang, Kabupaten Garut.

 
Sumber: https://news.detik.com/foto-news/d-6099236/kondisi-situs-candi-bojongmenje-rancaekek-tak-terawat

Pemugaran Candi Bojongmenje bukan tanpa hambatan. Kendala utama yang dihadapi adalah kepemilikan tanah masyarakat di sekitar candi yang sulit ditukar dengan ganti rugi. Selain itu, wilayah sekitar candi pun telah terhalang tembok pabrik karena wilayanya yang ada di kawasan industri. Sehingga, proses pemugaran yang telah dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala tahun 2004 disebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Candi Bojongmenje terletak di Kampung Bojongmenje RT 03 RW 02, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, di sisi selatan jalan raya Rancaekek yang menghubungkan Kota Bandung dengan Tasikmalaya-Garut-Ciamis. Sebagai bangsa yang berbudaya dan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan local tak elok jika Candi Bojongmenje dibiarkan terlantar merana…meninggalkan ribuan cerita yang belum terungkap, suatu saat sempatkan Ananda mengunjungi situs langka ini sebagai media kita menerawang masa lalu lengkap dengan romatisnya…ayo kita jaga dan kita rawat, kalau bukan oleh kita, siapa lagi....kalau bukan sekarang...kapan lagi?? Jika Ananda setuju, komentari dong!!!!

**dikutif dari berbagai sumber

41 komentar:

  1. Terima kasih atas literasi hari ini,sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. Sayang sekali ya, kali bisa terjadi pemugaran mungkin kita bisa jalan jalan ke candi kayak Borobudur, dekat lagi sama akses jalan

    BalasHapus
  3. literasi yang sangat hebat

    BalasHapus
  4. Masyaallah ternyata ada candi tua di daerah dataran pasundan yang menjadi candi tertua sama dengan di daerah jawa yg di perkirakan dari abad 7


    - raffi ghazali

    BalasHapus
  5. terimakasih banyak, literasi nya sangat menarik dan bagus

    BalasHapus
  6. literasi nya sangat bermanfaat!!

    BalasHapus
  7. Speechless sih, ternyata di dataran tinggi ditemukan candi (berkas peninggalan)

    BalasHapus
  8. masyaallah pasti masih banyak peninggalan² masa lampau yang belum diketahui keberadaannya, semoga terjaga dan terawat ya agar kelak keturunan kita bisa melihat nya -skr XII a5

    BalasHapus
  9. Terima kasih atas literasinya

    BalasHapus
  10. terimakasih ilmunya bermanfaat sekalii

    BalasHapus
  11. Terimakasih atas literasi

    BalasHapus
  12. Terimakasih ilmunya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  13. Masyaallah trimakasih literasi keren😘

    BalasHapus
  14. oh ternyata dirancaekek ada peninggalan candi...

    BalasHapus
  15. mantap candi bojong menje

    BalasHapus
  16. Berkat literasi ini saya jdi tau ternyata ada candi juga yah dijawa barat

    BalasHapus
  17. Okee ayo kita lestarikan dan rawat peninggalan peninggalan sejarah

    BalasHapus
  18. Oalah baru tau ternyata di Rancaekek ada peninggalan candi tertua keren banget😘😘

    BalasHapus
  19. 👍🏻👍🏻👍🏻🙏🏻

    BalasHapus
  20. terimakasih atas literasinya

    BalasHapus
  21. KERENN, TERIMAKASIH LITERASI NYA🙌

    BalasHapus
  22. Waa keren banget literasinya, menambah wawasan jugaa....

    BalasHapus
  23. Terima kasih bapa saya jadi dapat ilmu baru

    BalasHapus

MESTI TAHU!!

  "Puisi dalam Denyut Kebangsaan: Mengenang Chairil Anwar di Hari Puisi Nasional" Oleh: Yani Suryani, SP *) Hari Puisi Nasional ...