Selasa, 30 April 2024

HISTORYCA

 

REALITA, CINTA DAN SEPAKBOLA

Oleh: Pepi Munawwir Hafidz, S.Pd*)

 


Jumat 26 April 2024 sejarah baru tercipta, tim nasional sepak bola U-23 pertama kalinya lolos ke semifinal Piala Asia dengan menyingkirkan tim nasional Korea Selatan lewat babak adu penalti, pertandingan berlangsung di negara Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara, di Indonesia pertandingan tersebut berlangsung pada pukul 00.30 WIB, pada jam ketika masyarakat Indonesia seharusnya tertidur dengan lelap, hal ini menarik karena realitanya jutaan rakyat Indonesia menyaksikan pertandingan tersebut, fenomena nonton bareng (nobar) terjadi tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mereka rela untuk begadang di hari kerja demi menyaksikan pertandingan ini bahkan sampai pertandingan selesai pada pukul 04.00 WIB, wow!

(https://www.viva.co.id/foto/1709034-ribuan-orang-di-brebes-rayakan-kemenangan-indonesia-u-23)

Pemandangan yang serupa juga terjadi sehari sebelumnya Kamis, 25 April 2024 ketika Bobotoh (sebutan supporter klub sepakbola Persib Bandung) larut dalam euforia karena Persib Bandung berhasil membungkam Borneo FC dan dapat dipastikan lolos ke semifinal Championship series, raungan sepeda motor dan sorak sorai bobotoh terdengar di beberapa ruas jalan di sekitar stadion si Jalak Harupat.

Menarik bukan? Apa sih yang membuat olahraga sepakbola ini sangat diminati? Mengapa supporter sepakbola cenderung mempunyai rasa fanatisme yang tinggi? Yuk kita bahas hal ini dalam kacamata Sejarah.

(https://bola.okezone.com/read/2017/03/05/49/1634689/bobotoh-sangat-antusias-menyaksikan-duel-persib-vs-pbfc)

Sejarah Sepak Bola

Sepak bola telah menjadi olahraga yang sangat diminati, namun asal-usulnya masih menjadi misteri bagi banyak orang. Literatur kuno menyiratkan bahwa permainan ini telah ada sejak tahun 1122 – 247 SM. Awalnya, digunakanlah bola bulat berisi rumput yang diperebutkan oleh banyak orang, dengan dua bambu sebagai pembatas. Orang Cina pada masa itu sudah mengenalnya dengan sebutan "Tsu-Chiu" atau bola kaki.

(https://soccerinteraction.com/wp-content/uploads/2018/12/origen-del-futbol-cuju-e1610916175267.jpg)

Di Jepang, ada permainan bernama Kemari, varian sepak bola perorangan, yang sudah dimainkan sejak Januari 727 M. Permainan ini khusus dimainkan oleh kaum ningrat atau kerajaan. Sementara itu, di Inggris, asal mula sepak bola terungkap ketika rakyat secara tidak sengaja menemukan tengkorak manusia saat menggali tanah. Tanah tersebut diyakini sebagai situs peninggalan bangsa Viking, yang pernah menjajah Inggris. Rakyat yang menemukan tengkorak itu pun mulai memainkan "bola" dengan kaki mereka.

Dengan semakin populernya sepak bola di Inggris, konflik mulai muncul. Raja Richard II pada tahun 1389 dan Raja Henry IV pada tahun 1401 bahkan melarang permainan ini karena menyebabkan banyak kecelakaan fatal. Larangan tersebut memicu perlawanan, dan pemerintah bahkan menggantung seorang yang tetap memainkan sepak bola di depan Istana Buckingham.

Namun, karena popularitas sepak bola terus meningkat, pada tahun 1590 Raja Inggris mengizinkan kembali permainan ini sebagai hobi rakyat. Namun, permainannya semakin kasar tanpa peraturan yang jelas. Baru pada tahun 1815, lapangan sepak bola pertama dibangun untuk memberikan fasilitas yang lebih baik.

Pada awal abad ke-19, pemerintah Inggris mulai mengakui sepak bola sebagai olahraga yang menyehatkan. Mahasiswa dan pelajar terus memainkannya tanpa aturan yang baku. Baru pada tahun 1846, Cambridge University membuat 11 peraturan dasar yang diterima luas, yang dikenal sebagai Cambridge Rules of Football.

Pada tanggal 26 Oktober 1863, The Football Association of England didirikan oleh bekas pemain, mahasiswa, dan pelajar, meskipun universitas dan sekolah tidak berpartisipasi. Pada tanggal 8 Desember 1863, disusunlah peraturan resmi pertama oleh The Football Association, yang mengatur permainan sepak bola secara adil dan bijaksana. Namun, karena ketidakhadiran universitas dan sekolah, peraturan tersebut dianggap tidak sah. Akhirnya, Cambridge Rules juga disusun tanpa persetujuan The Football Association. Ini menyebabkan ketegangan antara dua peraturan yang dianggap terlalu berat dan tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.

(https://www.soccervital.com/blog/the-history-of-soccer)

FIFA didirikan pada tanggal 21 Mei 1904 di Perancis atas prakarsa Guirin, dengan nama Federation Internationale de Football. Tujuh negara anggota pertama yang mendukungnya meliputi Perancis, Denmark, Spanyol, Swedia, dan Swiss, dengan Guirin sebagai ketua pertamanya. Salah satu upaya FIFA untuk meningkatkan standar permainan sepak bola dan memperkuat hubungan di antara anggotanya adalah dengan menyelenggarakan Piala Dunia, yang pertama kali digelar di Uruguay pada tahun 1930. Selain Piala Dunia, turnamen lain yang diatur oleh FIFA untuk mengisi celah waktu termasuk kejuaraan Piala Olimpiade dan kejuaraan regional seperti European Champion’s di Eropa, Concacaf di Amerika, AFC Cup di Asia, dan Africa Cup di Afrika.

Sejarah Sepak bola di Indonesia

Sejarah Sepak Bola di Indonesia dimulai dengan praktik "Sepak Raga" yang dimainkan di beberapa wilayah di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Permainan ini menggunakan bola dari jalinan rotan dengan garis tengah 15 cm dan berat 2,5 ons. Lapangan berukuran 15 x 15 cm dengan sebatang bambu setinggi 15 meter yang ditancapkan di tengah lapangan. Sepak bola modern kemudian diperkenalkan oleh Belanda di wilayah jajahannya. Bangsawan Belanda sering memainkan olahraga ini, termasuk di kota-kota besar di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Ini mengilhami pendirian perkumpulan sepak bola seperti NIVB (Nederland Indische Voetbalbond). Pada tahun 1920-1930an, masyarakat pribumi juga mulai membentuk perkumpulan sepak bola, seiring dengan gerakan-gerakan untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan. Klub-klub besar seperti Persatuan Sepak bola Makasar (PSM) dan Persatuan Sepak bola Madiun (PSM) akhirnya membentuk federasi yang dikenal sebagai Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI). Perkembangan ini sejalan dengan semangat pergerakan nasional untuk mencapai kemerdekaan, yang ditandai dengan pertemuan tujuh klub pendiri sepak bola pada tanggal 19 April 1930, di mana mereka menetapkan pembentukan federasi sebagai wadah untuk memperjuangkan kemerdekaan nasional. Ir Soeratin terpilih sebagai ketua PSSI pertama dengan pusat di Yogyakarta.

(https://www.idntimes.com/sport/soccer/ilyas-listianto-mujib-1/sejarah-sepak-bola-indonesia)

Sejarah Suporter Sepak Bola

Dalam dunia sepak bola, kehadiran para suporter merupakan bagian pertandingan. Kata "suporter" berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah mendukung. Di Indonesia, suporter merupakan individu atau kelompok yang aktif memberikan dukungan dengan cara bersorak-sorai dan bernyanyi untuk memberikan semangat kepada pemain yang sedang bertanding, dengan harapan dapat membantu mereka memaksimalkan kinerja dan menampilkan kemampuan terbaik yang mereka miliki. Suporter ini biasanya memiliki rasa kecintaan yang lebih dibandingkan penonton biasa yang hadir di lapangan.

Komunitas suporter sepak bola mengekspresikan dukungan dan fanatismenya dengan melakukan aktivitas bersama, yang dikenal sebagai konformitas. Menurut Deaux (1993), konformitas adalah kecenderungan untuk patuh pada kelompok tanpa perlu arahan langsung untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok tersebut. Contoh tindakan konformitas dalam komunitas suporter sepak bola meliputi menyanyikan lagu bersama, mengenakan atribut yang sama, dan melakukan gerakan seragam saat menonton atau mendukung tim favorit. Namun, dukungan bersama untuk klub kadang-kadang dapat memicu tindakan agresi.

Ketika berbicara tentang penggemar sepak bola, sulit untuk mengabaikan fenomena fanatisme. Fanatisme merupakan perilaku individu yang identik dan mengutamakan tujuan tertentu tanpa melihat dan memperdulikan akibat yang akan ditimbulkan (Praja, 2010). Fanatisme memiliki dua sudut pandang yang berbeda: yang positif dan yang negatif.

Setiap penggemar sepak bola akan dengan sengaja mengorbankan segalanya karena cinta dan kebanggaan terhadap tim mereka. Bahkan, jumlah uang yang dihabiskan tidak sebanding dengan hasil pertandingan. Namun, kelebihan cinta dan kebanggaan ini tidak selalu positif untuk sepak bola secara keseluruhan. Bagi beberapa orang, sepak bola hanya dianggap sebagai hiburan dan mengisi waktu luang, sementara bagi yang lain, itu memiliki makna lebih dalam daripada sekadar hiburan semata.

Sisi Positif

Terhadap tim sepakbola favorit mereka, fanatisme suporter memiliki aspek positifnya sendiri. Dengan rasa cinta yang luar biasa dari para penggemar, semangat tim dalam pertandingan dapat meningkat secara signifikan. Dampak positif ini juga dapat tercermin dalam penampilan para pemain yang menjadi lebih memukau.

Belum cukup sampai di situ, keberadaan suporter yang fanatik juga membuat citra sebuah tim terdongkrak di mata sponsor. Paling tidak, para sponsor dapat memanfaatkan kerja sama mereka dengan klub tersebut untuk ‘menjual’ produknya kepada para suporter fanatik yang merupakan pangsa pasar utama. Terlebih kelompok suporter yang jumlahnya masif.

Bagi klub, fanatisme suporter juga bermanfaat untuk menggerakkan roda ekonomi. Misalnya saja lewat pembelian tiket pertandingan kandang maupun merchandise, mulai dari “jersey”, kaus, dan berbagai aksesoris lainnya.

Sisi Negatif

Walau demikian, fanatisme suporter juga punya dampak negatif. Umumnya, hal ini berkaitan dengan kehidupan sosial dengan masyarakat. Kadangkala fanatisme yang ditunjukkan oleh komunitas suporter klub sepak bola diilakukan secara berlebihan dalam mendukung tim kesayangan saat bertanding sehingga berubah menjadi tindakan agresivitas terutama agresivitas verbal.

Fanatisme terhadap klub sepak bola contohnya, suporter fanatik yang hanya mampu melihat kebaikan dari tim favoritnya saja dan hanya melihat kekurangan dari tim lain yang bukan menjadi tim favoritnya. Wujud ekspresi dari fanatime ini seringkali menjadi perilaku agresi (Anam, Studi Pendahuluan, 2016).

(https://imgcdn.solopos.com/@space/2022/10/tragedi-kanjuruhan.jpg)

Mendukung tim kesayangan dengan cara yang benar adalah hal yang tak bisa ditawar. Jangan mudah tergoda atau terpancing eksistensi yang pada ujungnya menimbulkan dampak buruk untuk semua orang.Kehadiran di stadion dengan tertib, membeli tiket pertandingan, menyanyikan lagu-lagu dukungan tanpa bermaksud melecehkan pihak lain, menerima hasil pertandingan secara rasional, dan menyampaikan kritik dengan sopan adalah tindakan-tindakan positif yang harus dipegang teguh secara konsisten.

Menjadi fanatik terhadap tim kesayangan adalah hal yang lazim dalam dunia sepakbola. Namun, sebagai manusia yang memiliki akal budi, kita memiliki kewajiban untuk mengendalikan emosi sehingga tindakan kita sebagai pendukung klub sepakbola tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain, terutama sampai pada taraf kekerasan yang tak patut dilakukan karena sepakbola tidak dimaksudkan untuk hal-hal keji seperti itu.

 

MARI MENJADI SUPORTER TIM SEPAKBOLA YANG CERDAS, HIDUP PERSIB & LONG LIVE BOBOTOH!

#USUTTUNTASTRAGEDIKANJURUHAN

**) dikutip dari berbagai sumber

*) Guru Mapel Sejarah di SMA Negeri 1 Pangalengan.

4 komentar:

  1. Mantap ilmu tsb pelajaran hr ini.terima kasih Pak/Ibu(M.Farrel Aqil kelas XC)

    BalasHapus
  2. 👍🏻👍🏻

    BalasHapus
  3. Persib Till I Die Pak

    BalasHapus

SAINSTOLOGY

  FORENSIK, ILMU PENGGUNGKAP MISTERI KEJAHATAN Oleh: Redaksi Literatsmansa Ananda yang baik, Setiap terjadi peristiwa kejahatan yang men...