DINAMIKA KESEHATAN
MENTAL REMAJA
Oleh : Didin Suyadi ,S.Pd. *)
MASA REMAJA
§
Masa Peralihan Menjadi
dewasa
§
Teori Erikson è masa pencarian identitas (11-18 th)
§
Perubahan sangat cepat
(fisik, psikologis, sosial)
§ Organ seks mulai matang, diikuti ketertarikan lawan jenis
§
Membingungkan è kecepatan perubahan kadang lebih tinggi dari kecepatan menyesuaikan
diri
§
Rawan terjadi badai psikologis è berujung pada distres dan gangguan mental
KARAKTERISTIK PSIKOLOGIS REMAJA
§
Ketidakstabilan emosi,
emosional
§
Adanya perasaan kosong
akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
§
Cenderung menentang
seseorang yang dituakan
§
Lebih impulsive (mudah
melakukan hal tanpa pertimbangan yang matang) dan mudah terpengaruh hal baru
§
Senang
bereksperimentasi dan bereksplorasi (mencoba hal baru), .
§
Mempunyai banyak
fantasi, khayalan, dan bualan. è idealisme tinggi
§
Kecenderungan
membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
§
Dorongan untuk menarik
perhatian lawan jenis, dan rasa bersaing yang tinggi
MENGENAL GEN Z DAN ALFA
Generasi Z : generasi yang lahir dari
tahun 1995-2010,
Generasi alpha : lahir setelah tahun
2010.
èKeduanya adalah generasi yang akrab dengan teknologi.
Karakteristik Positif
§
Multitasking (dapat melakukan
banyak pekerjaan sekaligus)
§
Penguasaan teknologi
lebih cepat
§
Berpikiran terbuka,
lebih toleran
§
Ambisius, bercita-cita
besar
§
Mempertimbangkan
banyak hal dan info dalam memutuskan è karena akses lebih baik
Karakteristik Negatif
§
Mengumbar privasi
§
Tingkat cemas dan
stres cenderung tinggi, mudah merasa insecure (minder)
§
FOMO (Fear of Missing
Out) è takut ketinggalan tren, mudah terpengaruh)
§
Mudah mengeluh dan
self proclaimed è strawberry generation (kreatif tapi mudah menyerah)
TANTANGAN REMAJA SAAT INI
- Tuntutan yang tinggi dan
cepat è Hustle Culture
- Budaya ingin Instan
- Sandwich Generation (generasi
yang harus menanggung 2 generasi lainnya, yaitu orang tua dan anaknya)
- Banjir Informasi è lebih cepat dari yang bisa dicerna
- Lingkungan yang makin
egoistic (mengedepankan ego)
RESIKO YANG DAPAT TERJADI
- Mudah stres, mudah insecure
(minder), yang dapat berujung pada gangguan mental
- Tidak mengenal diri, krisis identitas
- Kurang mampu mengelola dan
mengekspresikan perasaan
- Kurang terampil dalam
hubungan interpersonal è sopan santun yang luntur è relasi terganggu
MASALAH GANGGUAN JIWA
YANG SERING MUNCUL PADA REMAJA
Jenis masalah |
Gejala/suasana psikologis yang timbul |
Depresi |
•
Gangguan suasana perasaan yang ditandai dengan
hilangnya minat dan tenaga dan perasaan yang sedih, tidak bergairah,
hilangnya harapan dan pandangan pesimis tentang masa depan •
|
Gangguan Cemas |
•
Gangguan jiwa
berupa perasaan cemas, atau takut berlebihan, disertai gejala seperti sulit tidur,
mimpi buruk, gangguan emosi, hingga gangguan fisik seperti mudah lelah,
berdebar-debar, selera makan turun |
Fenoma Self Harm |
•
Yaitu fenomena menyakiti diri sendiri karena merasa
kebingungan dan kewalahan dengan emosinya yang meluap-luap |
FENOMENA SELF HARM (
MENYAKITI DIRI
)
- Akibat ketidakmampuan
mengenali, memahami, serta mengelola emosinya ketika ada masalah sehingga
menimbulkan sakit yang abstrak (tidak jelas) di hatinya è menimbulkan penderitaan
- Memilih melukai diri (sering
pada bagian tubuh yang tertutup)è “mengubah” nyeri hati yang abstrak menjadi nyeri fisik yang lebih
konkret (nyata), sehingga lebih mudah dihadapi
•
Ironisnya, ketika
nyeri fisik menghilang, hati kembali tak nyaman è
•
Self harm dianggap
sebagai jalan pintas, sehingga makin tak terlatih untuk memahami dan mengelola
emosinya secara produktif è jadi maladaptif, bukan solutif
APA YANG DILAKUKAN
JIKA MENEMUKAN REMAJA DENGAN KECENDERUNGAN SELF HARM ?
- Tetap tenang, tidak panik
- Beri kesempatan untuk bercerita atau meluapkan emosi
- Tidak menghukumi, menstigma, atau menasehati terlalu cepat, sebelum
benar-benar memahami
- Terima mereka, dan beri jaminan bahwa kita siap membantunya.
- Arahkan pada penangananan yang tepat, termasuk meminta bantuan terapis professional (psikolog / psikiater
BAGAIMANA PENCEGAHAN PRILAKU SELF HARM ?
- Pahami kebutuhan anak-anak kita
- Menjadi teman yang baik dan memahami sudut pandang mereka
- Beri kesempatan dan kepercayaan yang cukup untuk menyampaikan
perasaan dan menyelesaikan masalah mereka sendiri
- Mengajari dan melatih cara mengenali, memahami, mengelola dan
mengekspresikan emosi yang baik sejak dini
KETERAMPILAN MENGELOLA
EMOSI
- Emosi yang tidak terkendali dapat membuat seseorang kewalahan
dan tidak dapat berpikir jernih,
karena kemampuannya berlogika terbutakan oleh emosi
- Hal ini membuat seseorang kesulitan untuk menyelesaikan masalah,
dan cenderung melakukan sesuatu yang kemudian disesali
- Ada beberapa cara untuk membantu kita mengelola emosi
berlebihan, salah satunya dengan
memanfaatkan indera kita untuk fokus dan kembali tenang, hingga emosi
benar2 terkendali
TEKNIK MENENANGKAN
DIRI ( 1 )
- Luangkan waktu sejenak, manfaatkan semua indera kita untuk kembali
fokus, tenang, dan mengendalikan emosi
- Mata : cari 1 hal yang paling nyaman dilihat, fokus pada warnanya,
teksturnya, bentuknya, pertahankan beberapa saat hingga benar-benar
fokus. Bisa juga
melihat foto di HP yang bisa menenangkan.
- Telinga : coba dengarkan suara apapun yang bisa didengar (suara
burung, angin, motor, mesin, nada, murottal Al-Quran) dan fokus padanya.
- Hidung : cari 1 hal yang bisa dicium dengan hidung kita boleh apa saja, lalu fokus. Jika perlu, cobalah untuk menerka bau apa saja yang ada cium. Jika diperlukan, boleh menyimpan beberapa kapas yang telah ditetesi bau yang kita sukai, taruh dalam wadah plastik, dan digunakan saat dibutuhkan
TEKNIK MENENANGKAN
DIRI ( 2 )
- Kulit
- Rasakan sesuatu dengan kulit kita, dan cermati sensasinya. Boleh
dengan memegang dan meraba sesuatu, mengipasi diri sendiri, atau bahkan
mandi dengan air hangat atau menutup diri dengan selimut. Fokuslah pada
perasaan yang ada di kulit.
- Lidah
- Rasakan sensasi rasa dengan lidah kita. Boleh dengan bantuan
makanan, minuman, atau permen, yang paling mudah ditemukan. Fokuslah
disana beberapa saat
- Gerak :
- Gerakkan bagian-bagian tubuh dengan jalan kaki atau senam. Emosi
yang berlebihan dapat ditenangkan dengan gerakan-gerakan tubuh
MENINGKATKAN TOLERANSI TERHADAP DISTRES
- Distres adalah stress pada seseorang kearah negative. Beberapa
orang, karena berbagai sebab, memiliki toleransi terhadap distres yang
rendah, sehingga mudah jatuh dalam kondisi putus asa, dan akhirnya
mengalami gangguan mental, seperti depresi, cemas bahkan tak jarang
melakukan self harm
- Toleransi terhadap distres sangat diperlukan agar seseorang tidak
mudah merasa panic dan tidak berdaya ketika menghadapi permasalahan, serta
memberinya ketenangan untuk menghadapinya secara produktif
- Toleransi terhadap distress dapat ditingkatkan dengan berbagai
macam cara, salah satunya dnegan metode ACCEPTS, akronim dari Activities,
Contributing, Comparisons, Emotions, Pushing Away, Thoughts, Sensations.
TEKNIK ACCEPTS UNTUK
MENGELOLA STRESS
Teknik |
Alternatif solusi |
Activities
(beraktifitas |
•
Sibukkan diri dengan aktivitas yang bisa dinikmati |
Contributing
(berkontribusi membantu |
•
Membantu orang lain yang membutuhkan dapat membuat
kita merasa lebih baik dan bermanfaat |
Comparisons
(membandingkan |
•
Bandingkan keadaan kita dengan orang lain yang di
bawah kita, agar lebih bersyukur |
Emotions (yang
berkebalikan |
•
Jika merasa sedih, lakukan hal2 yang menyenangkan,
seperti melihat foto atau film yang lucu dan menyenangkan |
Pushing away
(mengalihkan) |
•
Mengalihkan/ meletakkan masalah untuk sementara
secara sadar, untuk memberi kesempatan diri untuk istirahat dan menenangkan
diri |
Thoughts (menyibukkan pikiran) |
•
Menyibukkan diri dengan kegiatan santai, namun
membuat kita berpikir, seperti mengitung 1-10, atau memainkan puzzle |
Sensations
(Merasakan) |
•
Menyibukkan diri dengan kegiatan santai, namun
membuat kita berpikir, seperti mengitung 1-10, atau memainkan puzzle |
KESIMPULAN
§ Remaja adalah kelompok usia penuh potensi sekaligus penuh tantangan,
terlebih generasi z dan alfa, yang sangat akrab dengan teknologi
§ Tak jarang, perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja bukan sepenuhnya salah mereka, namun juga
andil dari orang-orang di sekitar mereka.
§ Karena itu, marilah kita lebih peduli terhadap kesehatan dan
kesejahteraan mental mereka, serta memberikan mereka ruang yang cukup untuk
berkembang
§ Keterampilan untuk mengenali dan mengelola emosi, serta tolerasi
terhadap stres adalah kemampuan dasar yang sangat diperlukan untuk menghadapi
tantangan di masa depan, sehingga perlu dilatih sejak dini
Sumber : Forum Komunikasi Kesehatan Indonesia
( FKKI ) tahun 2024
*) Guru Layanan Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Pangalengan, praktisi Komunikasi masa
sangat bagus
BalasHapus