Selasa, 20 Februari 2024

SAINSKLOPEDIA


MENGENAL SESAR LEMBANG

Oleh: Tim Literatsmansa *)

Jawa Barat menjadi salah satu provinsi dengan sesar yang aktif di Indonesia, sesar yang aktif tersebut adalah Sesar Lembang, sesar Baribis Kendeng, Sesar Ciremai, Sesar Cirebon, Sesar Cimandiri, dan Sesar Garsela. Salah satu sesar yang masih aktif hingga saat ini adalah Sesar Lembang yang terletak di dataran tinggi Lembang, Bandung, Provinsi Jawa Barat. Sesar Lembang memiliki karakter unik dengan sejarah aktivitas yang panjang. Seperti yang kita ketahui, daratan di bumi terdiri dari berbagai lapisan. Salah satu lapisan tersebut diketahui memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan manusia di permukaan bumi. Indonesia memiliki aktivitas tektonik signifikan terutama karena patahan/sesar yang dimiliki dari Sabang sampai Merauke dan sesar ini terus bergerak.

Sumber:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6423655/mengenal-lebih-dalam-sesar-cimandiri-segmen-sesar-aktif-yang-memotong-dan-petanya

Patahan Lembang atau Sesar Lembang merupakan sebuah istilah yang cukup familiar di tanah air, terutama di telinga masyarakat Tanah Pasundan. Masyarakat sekitar juga menyebut Sesar Lembang sebagai “Lepat Lembang”. Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang membentang di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

Panjang Sesar Lembang dan Bangunan di Sekitarnya Sesar lembang memiliki panjang kurang lebih 29 kilometer (km). Secara administratif, Sesar Lembang ini membentang dua kecamatan di Kabupaten Bandung. Kedua kecamatan tersebut adalah Kecamatan Cilengkrang dan Kecamatan Cimenyan. Tak hanya itu, Sesar Lembang juga membentang di empat kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yakni Kecamatan Lembang, Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua, dan Kecamatan Ngumprah. Oleh karena itulah Sesar Lembang ini dikenal sangat panjang. Sesar Lembang terpanjang terletak di Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Panjang Sesar Lembang adalah 8.12 km di lokasi ini. Selain itu, Sesar Lembang terpanjang selanjutnya yakni di Desa Jambudipa sepanjang 7.53 km.

Sesar lembang terpendek terdapat di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Panjang Sesar Lembang terpendek ini adalah 0.08 km. Sesar Lembang konon terbentuk pada zaman pleistosen atau sekitar 500 ribu tahun lalu setelah gunung api raksasa Sunda meletus dan menyisakan sedikit gunung saja. Letusan gunung api raksasa itu juga menimbulkan kekosongan penampung magmatis, sehingga batuan pada gunung api raksasa itu pun patah dan menjadi Sesar Lembang yang kita kenal sekarang.

 

Sumber:

https://www.tribunnews.com/nasional/2022/11/23/mengenal-apa-itu-sesar-lembang-masih-aktif-hingga-sekarang-dan-dipantau-sejak-tahun-1963

Sesar Lembang memiliki tiga segmen dengan karakter yang berbeda. Segmen barat 9 km, segmen tengah 10 km, dan segmen timur 10 km. Mengenal Karakter Sesar Lembang Karakter Sesar Lembang diketahui berdasarkan data aktivitas serta catatan sejarahnya sejak masa lampau hingga saat ini. Adapun beberapa karakteristik dari Sesar Lembang tersebut antara lain sebagai berikut.

  •  Perbedaan arah pergeseran antara segmen timur dan barat Karakter unik ini membedakan Sesar Lembang dengan sesar lainnya. Karakter pergeseran segmen timur adalah bergeser tegak (vertikal) sehingga menyebabkan daerah di sebelah utara sesar merosot sekitar 460 m terhadap daerah di sebelah selatannya. Semakin ke barat, karakter pergeseran tegak semakin berkurang hingga hanya sekitar 40 m dan kemudian di bagian segmen barat, pergeseran bergerak mendatar ke kiri, bukan pergeseran vertikal seperti di segmen timur.
  • Cenderung bergerak 3mm per tahun Meski dikenal aktif, Sesar Lembang menunjukkan pergerakan yang relatif kecil, hanya 3 mm per tahun. Dilansir dari Antara, Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan bahwa sesar Lembang bergerak terus menerus, dan pada gempa tersebut pergerakan terbesar terjadi di wilayah tersebut sepanjang 460 meter. “Pergerakan sesar Lembang tidak selalu mendatar atau miring, ada juga yang bergerak ke atas. Rasio aspek yang benar adalah 80% kiri dan 20% atas atau vertikal." jelasnya.
  • Kerap memicu aktivitas gempa lokal Selain itu, pergerakan Sesar Lembang kerap menimbulkan gempa lokal di wilayah Bandung dan sekitarnya. Salah satu gempa yang terjadi akibat pergerakan Sesar Lembang tercatat pada 28 Agustus 2011 yang berkekuatan 3,3 skala richter dan kedalaman sangat dangkal. Dampaknya cukup besar dengan menghancurkan 384 rumah warga Desa Muril, Kabupaten Bandung Barat. Daryono mengatakan, "Bukan berarti sebelum 2008 di Sesar Lembang tidak terdapat aktivitas gempa. Jarangnya aktivitas gempa saat itu karena sensor gempa belum sebanyak seperti sekarang, sehingga beberapa aktivitas gempa lokal dengan magnitudo kecil tidak terekam dengan baik." 
  • Memiliki potensi berkekuatan aktif hingga 6,8 SR Daryono mengungkap, jika aktivitas kegempaan dari Sesar Lembang tak bisa ditebak. Hal itu menjadi salah satu faktor yang harus diwaspadai. "Kapan gempa kuat akan terjadi, tidak seorang pun ada yang tahu," tutur Daryono. Kegempaan bisa terjadi dari keadaan yang sangat tenang, sehingga dikhawatirkan adanya aktivitas pengumpulan energi dan suatu saat energi tersebut lepas dalam potensi maksimal magnitudo aktif hingga 6,8 - 6,9 SR.
  • Masih melakukan pergerakan aktif Karakter lain dari Sesar Lembang adalah selalu bergerak meski dalam skala kecil. Dalam jurnal yang dipublikasikan di Geoscience Letters, selama periode 2009-2015 terdapat empat kejadian gempa yang teridentifikasi di sepanjang jalur Sesar Lembang melalui jaringan sensor gempa regional milik BMKG. Selanjutnya, dalam penelitian Afnimar dkk. pada tahun 2015 juga menunjukkan adanya aktivitas kegempaan di jalur Sesar Lembang. Hal ini adalah hasil kajian dengan menggunakan data seismik dari empat stasiun seismik temporer BMKG selama Mei 2010 hingga Desember 2011 tercatat telah terjadi sembilan kali gempa di Sesar Lembang.

 

Sumber:

https://www.google.co.id/search?sca_esv=0f23f44a810f0132&hl=en&sxsrf=ACQVn08kkDzpMqpSXLgSSFruB7bfQnxMZA:1708442791640&q=mengenal+sesar+lembang

Sejarah Aktivitas Besar Sesar Lembang Secara historis, Sesar Lembang pernah menimbulkan gempa berkekuatan besar. Hal ini menjadi catatan khusus bagi sejarah pergerakan lempeng tektonik di Indonesia. Diketahui gempa besar ini terjadi pada abad ke-15 masehi, kira-kira terjadi sekitar tahun 1600 dan berpotensi terjadi kembali dalam kurun waktu 500 tahun. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, BMKG menambah sensor seismik di area Sesar Lembang. Pada 2019, BMKG memasang 16 sensor seismik periode pendek lebih rapat untuk melengkapi 19 seismograf frekuensi lebar yang sudah dipasang di Jawa Barat dan Banten. Sensor gempa yang sengaja dipasang 'mengepung' jalur Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis itu dipasang untuk keperluan operasional dan kajian sesar aktif

*) disarikan dari berbagai sumber 

7 komentar:

  1. Alhamdulillah ilmu yang sangat bermanfaat. Kami menjadi tahu mengenai salah satu sesar yang masih aktif di Indonesia yaitu Sesar Lembang

    Desta XI A5

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, bisa mengetahui sesar aktif yang ada di Indonesia. Dan bahkan tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya yaitu berada di Bandung.

    BalasHapus
  3. Sangat mengedukasi terkait adanya sesar lembang yang akhir akhir ini sedang banyak diperbincangkan, alhamdulillah ilmu yang sangat bermanfaat

    Tuti XI MIPA 5

    BalasHapus
  4. Ilmu yang belum saya pelajari, sangat bermanfaat karena saya menjadi tahu ilmu tentang sesar lembang

    BalasHapus
  5. sangat bermanfaat literasi nya , terimakasih (alyka xi ips 2 )

    BalasHapus
  6. Sekar xi ips 2 , terimakasih atas literasinya, saya menjadi nambah ilmu

    BalasHapus
  7. Ilmu yang sangat bermanfaat untuk kita menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya

    BalasHapus

ECONOMIC VIEW

  DIPERLUKAN KOMENTAR BIJAK SILAHKAN KOMENTAR SETELAH MEMBACA KESIMPULAN SETUJU / TIDAK SETUJU Oleh: Diki Kandida, S.Pd   *)   Dam...