MENULIS, CINTA, DAN PENJARA
(Repertoar
Bhakti Seorang Sayuti)
Oleh:
Redaksi Literatsmansa
Ananda yang baik, dua hari yang lalu kita memperingati Proklamasi Kemerdekaan negeri yang ke 80 dengan berbagai euforia perayaan. Ketika kita bicara Proklamasi yang terlintas di benak kita adalah Ir. Soekarno dan Drs. Muhamad Hata, padahal perlu juga Ananda ketahui, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari sosok Sayuti Melik. Dia adalah pahlawan nasional yang punya peran penting bagi Indonesia. Sayuti Melik merupakan pengetik naskah proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945….yuk kita kenal lebih dekat Almarhum!!
Sumber: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7472513/kisah-sayuti-melik-mesin-ketik-dan-naskah-proklamasi
Lebih
Dekat dengan Sosok Sayuti Melik
Nama
asli Sayuti Melik adalah Mohammad Ibnu Sayuti. Dia adalah pria kelahiran Sleman
22 November 1908. Orang tua Sayuti bernama Abdul Muin alias Partoprawito dan
Sumilah. Sayuti memulai pendidikan formalnya di Sekolah Ongko Loro—setara
dengan sekolah dasar (SD)—di Desa Srowolan. Pada 1920, dia melanjutkan
pendidikan di Sekolah Guru di Sala. Akan tetapi, pendidikannya terhenti setelah
dirinya ditangkap Belanda karena dicurigai tergabung dalam kegiatan politik.
Sumber: https://www.antaranews.com/infografik/4266703/sayuti-melik-dan-teks-proklamasi
Meski
demikian, dia memiliki peran yang besar terhadap perjuangan pemerdekaan
Indonesia. Pada 1926, Belanda menuduh Sayuti membantu Partai Komunis Indonesia
(PKI) sehingga dibuang ke Boven Digul. Dia di pengasingan tersebut hingga tahun
1933. Pada tahun yang sama, Sayuti ditangkap Inggris dan dipenjara di Singapura
selama satu tahun. Dia kemudian diusir dari wilayah Inggris, tetapi kemudian
ditangkap lagi oleh Belanda. Dia ditahan di sel Gang Tengah pada 1937—1938. Ketika
bebas, Sayuti bertemu Soerastri Karma Trimurti dalam kegiatan pergerakan.
Keduanya lantas menikah pada 19 Juli 1938 Sayuti dan S.K. Trimurti kemudian
mendirikan Koran Pesat di Semarang. Berbagai pekerjaan dikerjakan bersama,
seperti urusan redaksi, percetakan, distribusi, bahkan langganan koran.
Sumber: https://republika.co.id/berita//qet7gt282/surat-kaleng-dan-delik-pers-yang-menjerat-sk-trimurti
Pasangan
suami istri ini keluar-masuk penjara secara bergantian karena tulisan berisi
kritikan kepada pemerintah Hindia Belanda. Sayuti sempat dipenjara di
Sukamiskin, Bandung selama dua tahun (1939-1941) atas tindakan delik pers. Pada
1942, saat masa penjajahan Jepang, Koran Pesat dibubarkan oleh pemerintah
Jepang. Sayuti juga kembali dipenjara dengan tuduhan menyebarkan selebaran PKI.
Sumber: https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/poster/detik-detik-proklamasi-kemerdekaan-indonesia
Peran
Sayuti Melik dalam Proklamasi Kemerdekaan
Sayuti
Melik mendapatkan kebebasan sebelum pembacaan proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Dia menjadi salah satu orang yang berperan dalam penyusunan teks proklamasi
kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda. Teks proklamasi diserahkan kepada Sayuti
untuk diketik pada 17 Agustus 1945 dini hari. Dalam pengetikan tersebut, Sayuti
melakukan tiga perubahan terhadap naskah proklamasi. Ketiga perubahan tersebut
adalah kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”, kata “wakil-wakil bangsa
Indonesia” diganti menjadi “atas nama bangsa Indonesia”, dan pengubahan tulisan
hari serta bulan.
Sumber: https://koranmakassar.com/16-agustus-1945-peristiwa-rengasdengklok-pemuda-menteng-31-menculik-bung-karno-dan-bung-hatta/
Dia
juga memberikan saran agar teks proklamasi Kemerdekaan ditandatangani oleh
Soekarno dan Mohammad Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Perjuangan Sayuti
Melik dilakukan melalui jalur intelektual dan tulisan. Dia meninggal pada 27
Februari 1989 di Jakarta saat usianya 80 tahun. Sayuti Melik kemudian
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Membaca kisah Sayuti Melik
seolah kita disuguhi deretan peristiwa perjuangan melalui tulisan, bertemu kisah
“cinta sejati”, keluar masuk penjara, seolah repertoar bhakti Almarhum untuk negeri
ini….Ananda yang baik setelah membaca kisah dari Sayuti Melik, apa yang
dapat kita teladani dari beliau?....Tulis dikolom komentar ya!!!!!
**) disarikan dari berbagai sumber