Perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang digagas oleh Lembaga Lingkungan Hidup Dunia (UNEP) tanggal 5 Juni 1972 ( 53 tahun yang lalu). Pada tahun 2025, tema yang dicanangkan adalah #BeatPlasticPollution, yakni upaya mengakhiri polusi plastic global!!

Senin, 03 Maret 2025

MATEMAGIC

 

RAMADHAN

DALAM PERSPEKTIF MATEMATIKA

Oleh : Nursyamsiah Hartanti Puriadinata, S.Si*

Pada bulan Ramadhan umat muslim di seluruh dunia akan melaksanakan ibadah puasa (saum) serta memperingati wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad pada bulan ini. Puasa Ramadhan merupakan rukun Islam yang ketiga. Bulan Ramadhan berlangsung selama 29-30 hari berdasarkan pengamatan hilal. Pada tahun ini, tahun 1446 H atau tahun 2025, puasa Ramadhan bertepatan dengan 1 maret 2025, tentunya sebagai seorang muslim wajib melaksanakan ibadah puasa. Marhaban Ya Ramadhan! Semoga bulan suci ini menjadi momentum untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah, dengan sesama, dengan teman dan Ananda siswa SMAN 1 Pangalengan tentunya menjadi siswa yang  lebih sholeh/sholehah.


 
                                  Sumber : koleksi Humas SMAN 1 pangalengan

 Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum (termasuk merokok), serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selain itu, diperintahkan juga menghindari perbuatan dosa untuk menyempurnakan pahala puasa, seperti melakukan hal-hal yang buruk (seperti bullying, memfitnah, mengutuk, berbohong) dan berkelahi. Tentunya banyak sekali manfaat Puasa Ramadhan dan kegiatan-kegiatan di bulan Ramadhan seperti yang diprogramkan dari sekolah yaitu kegiatan Smart-tren 2025 di antaranya:

1.      Belajar Disiplin

Salah satu manfaat puasa Ramadhan yakni bisa belajar menjadi pribadi yang lebih disiplin, selama puasa, kita harus belajar menahan diri dari haus, lapar, serta perbuatan tertentu yang dilarang agama sejak fajar hingga matahari terbenam. Selain itu, belajar untuk beribadah selama bulan Ramadhan secara teratur. Misalnya dalam menunaikan ibadah sholat lima waktu, sehingga membangun karakter diri yang lebih disiplin.

2.      Melatih Kesabaran

Pasalnya, waktu puasa mengharuskan kita untuk menahan diri dari haus, lapar, dan hawa nafsu. Dengan belajar mengendalikan diri,  bisa menumbuhkan sikap yang tenang dan sabar. Kita dapat mengendalikan emosi secara positif dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa.

3.      Belajar Empati

bahwa salah satu tujuan puasa adalah untuk menumbuhkan empati. Hal ini karena puasa bisa menjadi momen refleksi diri untuk merasakan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung. Ketika kita dapat merasakan hal yang dialami oleh orang kurang beruntung di sekelilingnya, maka kita bisa mengembangkan sikap kepedulian dan empati kepada orang lain. Empati dalam diri ini sangatlah penting agar bisa memiliki sudut pandang yang berbeda dari lingkungan sekitarnya. Keterampilan memahami orang lain di sekitarnya atau empati tersebut juga bisa membantu  untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain

4.      Meningkatkan Imun

Salah satu manfaat puasa Ramadhan yakni bisa meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh. Selama puasa, tubuh akan melakukan detoksifikasi secara alami. Jadi, racun berbahaya akan terbuang dan tubuh kembali bugar. Sel-sel dalam tubuh juga dapat diperbaiki selama puasa berlangsung. Dengan begitu, tubuh dapat berfungsi lebih optimal.

5.      Melindungi Diri dari Penyakit

Ketika memiliki sistem kekebalan yang kuat, tubuh akan memerangi radikal bebas dengan lebih efektif. Jadi, tubuh akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya.

6.      Menjaga Kesehatan Mental.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, puasa bisa menjadi momen yang baik untuk belajar mengendalikan diri. Dengan begitu, kita akan terlatih untuk mengendalikan emosi dan perilaku.

Jika dilakukan dengan konsisten, hal tersebut bisa membantu meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Dengan kecerdasan emosional yang baik akan memiliki kesejahteraan mental yang lebih tinggi, sehingga mampu mengelola stres, kecemasan, dan emosionalnya secara bijak serta mampu membangun hubungan sosial yang lebih sehat dengan orang lain.

sumber : dokumentasi panitia SMART-TREN 2025

  Dari banyak manfaat yang sudah dipaparkan sebelumnya tentu bulan Ramadhan juga ada kaitannya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dipelajari seperti kesehatan, psikologi, antropologi atau matematika. Sementara itu, matematika, sebagai bahasa universal, memberikan kita alat untuk memahami dan menggali lebih dalam makna di balik praktek keagamaan kita. Dalam hal ini,  matematika dapat dihubungkan dengan praktik dan makna Bulan Ramadhan, yaitu :

·         Ramadhan sebagai bulan kesembilan dalam kalender Hijriah

Berdasarkan  perspektif matematika pada sistem bilangan desimal, sebetulnya hanya ada sepuluh macam lambang bilangan, yaitu deretan angka dari 0-9. Bilangan-bilangan tersebut akan membentuk siklus, yaitu akan kembali lagi ke 0 setelah angka 9. Apabila hal ini dibentuk menjadi sebuah analogi berkaitan dengan bulan Ramadhan yang merupakan bulan ke-9, maka akan didapatkan dua persepsi. Persepsi yang pertama adalah bahwa angka 9 merupakan bilangan terbesar sesuai dengan posisi bulan Ramadhan sebagai penghulu bulan-bulan lain. Persepsi kedua adalah bahwa setelah angka 9 maka siklus akan kembali pada angka 0. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan yang diharapkan dapat mengembalikan umat Islam pada posisi nol, yaitu kembali ke asal dalam keadaan suci setelah umat Islam melakukan berbagai salah dan dosa. Maka, puasa Ramadhan merupakan momen untuk mengembalikan diri pada kesucian, yaitu kembali pada posisi 0.

·         Menghitung waktu puasa

Salah satu aspek penting dari Bulan Ramadhan adalah menentukan waktu puasa, yaitu waktu mulai dan berakhirnya puasa setiap hari. Dalam hal ini, matematika memberikan kontribusi yang signifikan melalui perhitungan waktu berdasarkan posisi matahari dan penggunaan kalender lunar. Di beberapa daerah, rumus matematika dan ilmu astronomi digunakan untuk menentukan waktu shalat Subuh dan Maghrib, yang menandai awal dan akhir puasa.

·         Perhitungan Zakat

Selama Bulan Ramadhan, umat Muslim diberikan kesempatan untuk membersihkan harta mereka dengan membayar zakat. Zakat adalah kewajiban bagi mereka yang mampu, dan perhitungannya didasarkan pada harta kekayaan yang dimiliki individu. Matematika digunakan untuk menghitung jumlah zakat yang harus dibayarkan, yang biasanya adalah sekitar 2,5% dari total kekayaan yang dimiliki.

·         Matematika dalam Kegiatan Sosial

Bulan Ramadhan juga merupakan waktu untuk meningkatkan kegiatan sosial, seperti memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan. Di sini, matematika dapat digunakan untuk mengelola dan mengatur distribusi sumbangan dengan cara yang adil dan efisien. Melalui penggunaan konsep matematika seperti statistik dan probabilitas, kita dapat memastikan bahwa sumbangan didistribusikan dengan benar kepada mereka yang membutuhkan.

·         Pemahaman tentang Pencapaian Spiritual

Matematika juga dapat digunakan sebagai metafora untuk memahami pencapaian spiritual dalam Bulan Ramadhan. Misalnya, dalam matematika, penyelesaian persamaan kompleks atau pembuktian teorema yang sulit memerlukan kesabaran, ketekunan, dan dedikasi yang kuat. Demikian pula, menjalani puasa selama Bulan Ramadhan membutuhkan ketekunan dan kesabaran yang sama, serta komitmen yang kuat untuk mencapai kesempurnaan spiritual.

·         Memahami Siklus Bulan dan Penanggalan Islam

Bulan Ramadhan dimulai dengan penampakan hilal baru, yang menandai awal bulan dalam penanggalan Islam. Ini memperkenalkan konsep tentang bagaimana matematika digunakan dalam menentukan awal bulan berdasarkan siklus bulan. Perhitungan astronomi dan matematika digunakan untuk menentukan awal dan akhir Bulan Ramadhan serta tanggal penting lainnya dalam kalender Islam.

·         Memahami Rasio Waktu dan Ibadah

Selama Bulan Ramadhan, waktu memiliki nilai spiritual yang sangat penting. Matematika memberikan kita alat untuk memahami konsep waktu secara lebih dalam, termasuk konsep rasio waktu antara ibadah dan aktivitas sehari-hari. Misalnya, mengalokasikan waktu untuk ibadah tertentu dalam sehari atau menghitung rasio waktu antara tidur, bekerja, dan beribadah dapat membantu kita merencanakan hari dengan lebih efektif.

·         Memahami Nilai Kesederhanaan

Selama Bulan Ramadhan, umat Muslim dituntut untuk menjalani kehidupan sederhana dan menahan diri dari kesenangan duniawi. Matematika dapat membantu kita memahami nilai kesederhanaan ini melalui konsep pengurangan dan penyesuaian. Sama seperti dalam matematika kita mengurangi variabel yang tidak diperlukan untuk mencapai solusi yang sederhana, demikian pula dalam hidup kita, kita memilih untuk menyederhanakan hidup kita untuk fokus pada aspek yang paling penting, yaitu ibadah dan spiritualitas.

Sumber : https://www.antarafoto.com/id/view/1636697/kegiatan-ramadhan

Masyaallah, ternyata matematika yang dijadikan sebagai ilmu dasar dari segala ilmu pengetahuan memiliki keterkaitan yang erat dengan ibadah puasa. Dengan menghubungkan matematika dengan bulan Ramadhan, kita dapat menggali lebih dalam makna spiritual dalam praktik keagamaan kita sehari-hari. Matematika tidak hanya membantu kita memahami aspek teknis dari praktek keagamaan kita, tetapi juga memberikan kita alat untuk merenungkan dan menggali lebih dalam makna di baliknya. Semoga kita semua dapat mengisi bulan ramadhan ini dengan ibadah yang ikhlas , karena Allah SWT semata dan  dapat melaksanakan ibadah puasa  Ramadhan ini dengan mengharap ampunan dan keridhaan Allah SWT  yang dapat mengantarkan kita pada posisi nol atau posisi fitrah di hari Idul Fitri nanti. Aamiin Ya Robbal Aalamiin…

 *) Penulis adalah Guru mapel matematika di SMAN 1 Pangalengan, pemerhati masalah lingkungan.

**) dikutip dari berbagai sumber

7 komentar:

HUMANICA

  "Ketika Moralitas Diuji oleh Modernitas" Oleh: Erna Nurfaulina, S.Pd. *) Di tengah gemerlap dunia modern, di mana teknologi ...