bahaSABUdaya

 

C-IQ

Conversational Intelegence

Oleh: Hj. Lilis Karwasih, S.Pd*)

 

Kita mengenal berbagai tipe kecerdasan. Mulai dari kecerdasan intelektual,yang kita kenal dengan IQ, hingga kecerdasan emosional (sering kita sebut EQ). Ada pula kecerdasan spiritual atau SQ. Masing-masing kecerdasan ini memberikan suatu kemampuan yang unik demi kesuksesan diri kita.

 
Sumber: https://simplifyingskills.com/

Kini ada satu lagi tipe kecerdasan yang bersifat universal yang berbeda dari tipe-tipe di atas, yang sebenarnya telah dimiliki oleh setiap orang namun belum disadarinya. Yakni, Concersational Intelegence,atau sering disingkat menjadi C-IQ. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Judith Glaser dari hasil riset yang telah dilakukannya bidang ilmu yang mempelajari sistem saraf atau sistem neuron manusia.

C-IQ adalah hal-hal penting yang sangat diperlukan dalam membangun hubungan  berkualitas dalam kehidupan sosial berkelanjutan. (building quality relationships).

 
Sumber: https://fangwallet.com/2023/04/13/6-tips-for-building-quality-relationships-in-the-workplace/

Conversational Intelegent  merupakan salah satu tren dalam keunggulan  bersaing di masa depan. Hal ini banyak dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan kelas dunia. Kecerdasan ini mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk menguatkan sebuah relasi atau hubungan, metransformasi tim, dan membentuk masa depan perusahaan demi kesuksesan bersama.

Conversational Intelegence terdiri dari dua kata,yakni; conversation yang artinya percakapan, dan intellegence yang berarti kecerdasan. Jadi kalau diterjemahkan secara praktis  menjadi percakapan yang cerdas. Intinya bahwa kualitas dari percakapan kita akan menentukan kualitas hidup kita.

Sumber: https://readingraphics.com/book-summary-conversational-intelligence/

Esensi kecerdasan ini dimulai dari membangun trust (kepercayaan) dan ujungnya adalah menghasilkan kualitas interaksi yang lebih baik dengan orang lain. Karena itu sangat penting dalam dunia pendidikan terutama bidang pelajaran bahasa harus mampu mendorong peserta didik untuk melatih kecerdasan komunikasi dan sosial.

Pintar itu tidak cukup untuk berhasil dalam berkarier, karena biasanya orang yang pintar itu over conviden self (merasa tidak butuh dengan orang lain, tidak butuh teman sharing). Sehingga sangat penting memiliki kecerdasan bercakap-cakap atau kecerdasan berkomunikasi ( C-IQ).

 

*) Guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Pangalengan, penyuka “reka ulang” lagu pop Indonesia dan manca negara

**) dari berbagai sumber