Selasa, 07 Januari 2025

SAINTOLOGY

 

MENGENAL DEEP LEARNING

Oleh: Agus Hasan Sadzili, S.Pd *)

 

Setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah menyampaikan dan menerapkan konsep “Deep Learning” di kurikulum satuan Pendidikan. Sebagian besar orang mengaitkan dengan Kurikulum Baru sehingga ada stigma ganti meteri ganti kurikulum


Sumber: pendidikan-sains.fmipa.unesa.ac.id

Apa sebenarnya Deep learning itu?

Bayangkan kalua kita belajar bukan hanya tentang bagaimana menghafal rumus, tanggal ataupun hal-hal lainnya tetapi tentang membangun pemahaman yang mendalam dan relevan. Deep learning hanyalah sebuah pendekatan, bukan kurikulum baru yang mengajak siswa untuk aktif berpikir, berkreasi, dan memecahkan masalah nyata.

Dengan pendekatan Deep Learning  diharapkan terjadi tranformasi pembelajaran:

1.     Menciptakan pembelajaran yang bermakna melalui koneksi dengan isu-isu nyata di dunia

2.     Mengembangkan keterampilan abad abad ke-21 (6C) yang menjadi fokus utama yaitu creativity (kreativitas), collaboration (kolaborasi), critical thinking (pemikiran kritis), character (karakter), communication (komunikasi) dan citizenship (kewarganegaraan global) untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan

3.     Memberdayakan siswa sebagai agen perubahan yang mampu berppikir kritis, berkolaborasi, dan mengambil Tindakan nyata

 

Sumber: https://cikoneng-ciamis.desa.id/mengembangkan-keterampilan-abad-ke-21-menyiapkan-siswa-untuk-masa-depan

Belajar Deep Learning dari sebuah film (The Boy Who Harnessed the wind)

Film ini merupakan kisah nyata yang terjadi di Negeri Malawi yang mengisahkan seorang anak bernama William Kamkwamba menggunakan keterampilan 6C untuk membuat kincir angin dan menyelematkan desanya.

 

Sumber: https://www.imdb.com/title/tt7533152/

Deep learning yang muncul dalam film tersebut adalah:

1.     Character

William menunjukkan ketekunan, rasa ingin tahu, dan keberanian untuk mencoba hal-hal yang baru

(Menanamkan nilai ketahanan dan integritas yang dibutuhkan untuk memecahkan tantangan dunia nyata)

2.     Citizenship

William peduli terhadap komunitasnya dan merasa bertanggung jawab untuk membantu keluarga dan warga desanya.

(Menanamkan kesadaran sosial dan kewarganegaraan aktif)

3.     Collaboration

William bekerja sama dengan teman-temannya dan keluarganya (Adanya kolaborasi, berbagi ide untuk mencapai tujuan)

4.     Communication

William meyakinkan keluarga dan teman-temannya tentang pentingnya proyek yang akan dibuat

(Menyampaikan ide secara efektif baik lisan maupun tulisan)

5.     Creativity

William menggunakan bahan bekas dan rongsokan untuk membangun kincir angin (Menekankan inovasi dan kemampuan berpikir di luar kebiasaan untuk menciptakan solusi)

6.     Critical thinking

William menggunakan buku-buku perpustakaan untuk mempelajari tentang teknologi energi angin

(Dilatih untuk menganalisis data dan menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah)

Demikian tulisan tentang “Deep Learning” mudah-mudahan bermanfaat.

 

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=nPkr9HmglG0&t=6s

Motivasi hari ini dari Pak Sekda Jawa Barat (Dr. Drs. Herman Suryatman) : “Dream, believe, make it happen!” (Bangun mimpimu, Yakini mimpimu itu dan buat jadi nyata)

*) Kepala SMAN 1 Pangalengan Kabupaten Bandung. Praktisi Pendidikan. Alumnus FMIPA UGM Jogjakarta. Pengalaman mengajar di NTT, Sumedang, Kota  Bandung.

9 komentar:

  1. Luar biasa Pak! Terimakasih ilmunya..

    BalasHapus
  2. alhamdulilah, terimakasih pak ilmunya

    BalasHapus
  3. terimakasih ilmu nya bapak
    - alika 10J

    BalasHapus
  4. bermanfaat sekali pak ilmunya!!

    BalasHapus
  5. terimakasih ilmunya pa, luthfi X-J

    BalasHapus
  6. terimaksih bapa ilmunya

    BalasHapus
  7. masyaalllah terimakasiii pak ilmunya

    BalasHapus

MENTAL HEALTH

SMILING DEPRESSION Oleh: Dini Siti Nurjanah, S.Kom.I *)   Sumber: https://www.kompasiana.com/mutiarafirdaus3010/640d856a08a8b54ff7756e...