MENGENAL DEEP LEARNING
Oleh: Agus Hasan
Sadzili, S.Pd *)
Setelah Menteri Pendidikan Dasar dan
Menengah menyampaikan dan menerapkan konsep “Deep Learning” di kurikulum
satuan Pendidikan. Sebagian besar orang mengaitkan dengan Kurikulum Baru
sehingga ada stigma ganti meteri ganti kurikulum
Sumber: pendidikan-sains.fmipa.unesa.ac.id
Apa sebenarnya Deep
learning itu?
Bayangkan kalua kita belajar bukan
hanya tentang bagaimana menghafal rumus, tanggal ataupun hal-hal lainnya tetapi
tentang membangun pemahaman yang mendalam dan relevan. Deep learning
hanyalah sebuah pendekatan, bukan kurikulum baru yang mengajak siswa untuk aktif
berpikir, berkreasi, dan memecahkan masalah nyata.
Dengan pendekatan Deep Learning diharapkan terjadi tranformasi pembelajaran:
1.
Menciptakan pembelajaran yang bermakna melalui
koneksi dengan isu-isu nyata di dunia
2.
Mengembangkan keterampilan abad abad ke-21
(6C) yang menjadi fokus utama yaitu creativity (kreativitas), collaboration
(kolaborasi), critical thinking (pemikiran kritis), character (karakter),
communication (komunikasi) dan citizenship (kewarganegaraan
global) untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan
3.
Memberdayakan siswa sebagai agen perubahan yang
mampu berppikir kritis, berkolaborasi, dan mengambil Tindakan nyata
Sumber: https://cikoneng-ciamis.desa.id/mengembangkan-keterampilan-abad-ke-21-menyiapkan-siswa-untuk-masa-depan
Belajar Deep Learning dari sebuah film (The Boy Who Harnessed the wind)
Film ini merupakan kisah nyata yang
terjadi di Negeri Malawi yang mengisahkan seorang anak bernama William Kamkwamba
menggunakan keterampilan 6C untuk membuat kincir angin dan menyelematkan
desanya.
Sumber: https://www.imdb.com/title/tt7533152/
Deep learning yang muncul dalam
film tersebut adalah:
1.
Character
William menunjukkan ketekunan, rasa ingin
tahu, dan keberanian untuk mencoba hal-hal yang baru
(Menanamkan nilai ketahanan dan integritas
yang dibutuhkan untuk memecahkan tantangan dunia nyata)
2.
Citizenship
William peduli terhadap komunitasnya
dan merasa bertanggung jawab untuk membantu keluarga dan warga desanya.
(Menanamkan kesadaran sosial dan kewarganegaraan
aktif)
3.
Collaboration
William bekerja sama dengan teman-temannya
dan keluarganya (Adanya kolaborasi, berbagi ide untuk mencapai tujuan)
4.
Communication
William meyakinkan keluarga dan teman-temannya
tentang pentingnya proyek yang akan dibuat
(Menyampaikan ide secara efektif baik lisan
maupun tulisan)
5.
Creativity
William menggunakan bahan bekas dan
rongsokan untuk membangun kincir angin (Menekankan inovasi dan kemampuan berpikir
di luar kebiasaan untuk menciptakan solusi)
6.
Critical thinking
William menggunakan buku-buku perpustakaan
untuk mempelajari tentang teknologi energi angin
(Dilatih untuk menganalisis data dan menerapkan
pengetahuan untuk memecahkan masalah)
Demikian tulisan tentang “Deep Learning”
mudah-mudahan bermanfaat.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=nPkr9HmglG0&t=6s
Motivasi hari ini dari Pak Sekda Jawa Barat (Dr. Drs. Herman Suryatman) : “Dream, believe, make it happen!” (Bangun mimpimu, Yakini mimpimu itu dan buat jadi nyata)
*) Kepala SMAN 1 Pangalengan Kabupaten Bandung. Praktisi Pendidikan. Alumnus FMIPA UGM Jogjakarta. Pengalaman mengajar di NTT, Sumedang, Kota Bandung.
👍🏻👍🏻
BalasHapusLuar biasa Pak! Terimakasih ilmunya..
BalasHapusmantap pak
BalasHapusalhamdulilah, terimakasih pak ilmunya
BalasHapusterimakasih ilmu nya bapak
BalasHapus- alika 10J
bermanfaat sekali pak ilmunya!!
BalasHapusterimakasih ilmunya pa, luthfi X-J
BalasHapusterimaksih bapa ilmunya
BalasHapusmasyaalllah terimakasiii pak ilmunya
BalasHapus