RAJAB
DAN MU’JIZAT ISRA MI’RAJ
Oleh:
Rendi Rusdiana, S.Pd *)
Saat ini kita tengah
memasuki salah satu bulan yang dimuliakan di dalam agama islam, yakni bulan
rajab, dimana ro ja ba dalam bahasa arab memiliki arti
menghormati/mengagungkan, bulan rajab juga menjadi salah satu dari empat bulan
haram (Dzulqa'dah,
Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), bahkan dalam bulan ini peperangan
dilarang dan kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah serta do’a.
Sumber: https://www.melintas.id/religi/343726430/keutamaan-dan-amalan-di-bulan-rajab-doanya-tidak-akan-tertolak
Berbicara tentang
bulan rajab, maka kita akan teringat dengan sebuah peristiwa besar yang tidak
akan bisa dicerna oleh nalar kita, sebuah peristiwa yang jejak sejarahnya tetap
ada sampai sekarang (yakni shalat), peristiwa tersebut adalah peristiwa diberjalankannya
Nabi SAW dari masjidil haram ke masjidil aqsa, yang diteruskan dengan
diangkatnya nabi SAW ke langit ke tujuh, bahkan sampai ke sidratul muntaha
hanya dalam satu malam saja, yang dikenal dengan isra mi’raj.
Salah satu dari sekian
banyak alasan mengapa nabi SAW di isra dan di mi’raj kan adalah pertama karena
pada tahun tersebut nabi ditinggalkan oleh dua sosok manusia yang sangat beliau
cintai, yaitu oleh istrinya Khadijah R.A dan pamannya yang bernama abu thalib,
sehingga tahun tersebut juga dikenal dengan ‘aamu al-huzn (tahun
kesedihan), oleh karena itu Alloh menghibur hati baginda Rasul SAW melalui
peristiwa isra mi’raj.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=dA_EhcNCvlg
Alasan kedua adalah
tentang cerita kecemburuan langit terhadap bumi yang memiliki makhluk paling
istimewa di seantero jagat raya, yakni Nabi Muhammad SAW, sehingga langit
merasa sedih, dan dikarenakan hal itu pula maka melalui peristiwa isra mi’raj
baginda Nabi SAW disinggahkan ke langit, dari mulai langit pertama sampai
langit ke tujuh. Selain dua alasan tersebut tentunya masih banyak lagi alasan
dari peristiwa isra mi’raj tersebut, Wallohu a’lam bil ash-shawaab.
Sumber:
Banyak sekali hikmah
yang dapat kita ambil dari peristiwa tersebut, diantara banyaknya hikmah, kita
akan mencoba mengkaji satu saja hikmah apa yang bisa kita dapatkan. Di dalam
Al-Qur’an yang digunakan adalah kata asraa, yang merupakan tsulatsi
mazid warna kesatu bab awal, yang memiliki makna tahawul dan shoiruroh,
yaitu makna memindah dan menjadikan, dalam hal ini dapat kita artikan bahwa
perjalanan dari masjidil haram ke masjidil aqsa yang pada saat itu biasanya
memerlukan perjalanan satu bulan penuh dapat dilakukan hanya dengan satu malam
karena baginda Nabi SAW bukan berjalan sendiri, melainkan diberjalankan oleh
sang Kholiq, Alloh SWT. Hikmahnya adalah bahwa apapun kondisinya, apapun
kesulitannya, ketika Alloh sudah berkehendak atas diri kita, maka biqudrotillah
semua akan selesai dalam sekejap mata. Maka dari itu, hendaknya kita hanya
menggantungkan diri kepada Alloh SWT, baik saat dalam keadaan susah, senang,
mempunyai mimpi, cita-cita, harapan, ataupun pada saat galau, punya masalah,
sepelik apapun, karena saat kita melibatkan Alloh SWT dalam setiap urusan kita,
maka Alloh SWT akan memberikan solusi dengan cara yang tak kita duga.
Sooooooo…….
mengapa kita mesti pesimis jika kita yakin akan kekuasaanNya?
*) Guru PABP di SMAN 1 Pangalengan, Koordinator Kegiatan Keagamaan, Ketua DKM Al Ijtihad SMAN 1 Pangalengan
**) disarikan dari
berbagai sumber
sangat bermanfaat, terimakasih bapak
BalasHapusTerimakasih banyak,,sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasihh bapak atas ilmu yang sangat bermanfaatnya
BalasHapus