Senin, 04 November 2024

bahaSABUdaya

 

"BUCIN" DI GENERASI Z

Oleh” Dede Santi W, S.Pd *)

 

Pengertian bucin Dikutip dari Gramedia, bucin bisa diartikan sebagai sikap rela mengorbankan apa saja, mulai dari jiwa, raga, bahkan harta, demi pasangan. Istilah yang berasal dari akronim dari budak cinta mulai mencuat ketika Jovial da Lopez dan Andovi da Lopez mempopulerkannya pada tahun 2015.14 Sep 2022

 

Sumber: https://www.merdeka.com/trending/kata-kata-bucin-yang-lucu-romantis-dan-bikin-baper-kln.html

Fenomena "bucin" (budak cinta) di kalangan Gen Z menjadi tren sosial yang sering diperbincangkan, terutama di media sosial. Istilah ini merujuk pada seseorang yang sangat tergila-gila atau terlalu memprioritaskan pasangannya dalam hubungan, bahkan sampai mengorbankan diri sendiri atau waktu pribadinya.

Beberapa alasan fenomena bucin di kalangan Gen Z semakin marak antara lain:

 §  Eksposur Media Sosial: Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter menjadi tempat di mana hubungan asmara sering dipamerkan. Gen Z sering terinspirasi oleh konten yang menunjukkan kebahagiaan dalam hubungan, sehingga cenderung ingin meniru dan memprioritaskan cinta dalam hidup mereka.

 §  Kebutuhan Akan Validasi: Gen Z tumbuh dalam era digital, di mana "likes" dan "followers" bisa menjadi ukuran popularitas dan pengakuan. Hubungan asmara yang dipublikasikan di media sosial sering kali memberikan validasi sosial yang penting bagi mereka.

 §  Romantisme Berlebihan: Banyak Gen Z yang terpengaruh oleh budaya populer, seperti drama, film, atau lagu romantis, yang menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang ideal dan sempurna. Ini mendorong mereka untuk menjadi lebih emosional dan total dalam hubungan, meskipun terkadang berlebihan.

 §  Kurangnya Pengalaman: Usia muda dan minimnya pengalaman dalam menjalani hubungan asmara membuat beberapa Gen Z sulit memahami batasan-batasan yang sehat dalam sebuah hubungan, sehingga mereka cenderung menjadi terlalu "bucin."

 

Sumber: https://claudialois.medium.com/bucin-37b88e80fdd9

Namun, ada juga sisi negatif dari fenomena ini. Terkadang, sikap terlalu bucin bisa mengarah pada ketergantungan emosional, mengabaikan aspek lain dalam hidup,atau bahkan merugikan diri sendiri dalam jangka panjang.meski begitu,fenomena ini masih di anggap bagian dari dinamika perkembangan emosional dan sosial di kalangan remaja dan dewasa muda.

 

Sumber: https://otwbro.wordpress.com/2020/10/17/budak-cinta-assalamualaikum-lemonade-back-to-lemonmove-cinta-dan-suka-astaghfirullah/

Gen Z mungkin sering menjadi perbincangan di berbagai media, kita tidak boleh melupakan potensi besar yang mereka miliki. Mereka adalah generasi yang berani, kreatif, dan peduli, yang dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat. Oleh karena itu, mari mendukung dan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan bakat dan potensi mereka. Gen Z adalah generasi masa depan yang dapat membawa dunia ke arah yang lebih baik.

 

 Dikutip dari Kompasiana.com

*) Guru Bahasa Jepang di SMAN 1 Pangalengan

 

7 komentar:

bahaSABUdaya

  Lima Etos Sunda Ku: Udin, S.Pd *)   Arus modernisasi kiwari lir lambak laut nu terus-terusan tingjelegur ngagempuran budaya urang. A...