"Faktor
Geologi yang Memicu Gempa di Kertasari - Sebuah Ulasan"
Oleh:
Iim Aisyah, S.Pd. *)
Gempa Bumi berkekuatan magnitudo (M) 5.0
pada 18 September 2024 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Duka
mendalam atas kerusakan bangunan dan timbulnya korban atas gempa bumi ini.
Sukahar Eka, Fungsional Penyelidik Bumi dari Badan Geologi kepada detikJabar
menjelaskan bahwa gempa tersebut dipicu oleh patahan atau Sesar Kertasari,
patahan yang baru ditemukan.
Sumber:
https://jabar.tribunnews.com/2024/09/24/dampak-gempa-bumi-di-kecamatan-kertasari-kabupaten-bandung
Namun, sejatinya, Kertasari adalah
langganan gempa bumi. Wilayah ini termasuk wilayah dengan kontur tanah yang
labil dan berada dekat episentrum gempa bumi Samudra Indonesia. Di samping itu,
sejumlah jalur sesar juga dekat dengan Kertasari, seperti Sesar Garsela dan
sesar yang berada di daerah Pangalengan.
Selain berada dekat dengan potensi-potensi
gempa, kontur tanah di Kertasari mudah terguncang. Ini dibuktikan dalam
penelitian yang dimuat Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi, 2021. Studi berjudul Analisis Bencana Gempa Bumi
dan Mitigasi Bencana di Daerah Kertasari oleh Iqbal Luthfi Nur Rais dan Lili
Somantri itu menjelaskan, paling tidak sejak tahun 2009 wilayah itu sering
diguncang gempa. Jurnal itu
mencontohkan, ketika gempa bumi di Tasikmalaya terjadi pada tanggal 2 September
2009 dengan magnitudo M 7.3, guncangan gempa itu sampai ke Kertasari.
Sumber: https://news.okezone.com/read/2020/04/27/340/2205647/gempa-magnitudo-3-guncang-sumbawa
Karakteristik Gempa Bumi di Jawa Barat
Di
Jawa Barat, gempa bumi cenderung banyak yang disebabkan oleh patahan. Maka,
gempa yang dihasilkan adalah gempa darat yang titik utamanya dangkal. Gempa
dangkal seperti ini, meski kekuatannya kecil, tapi daya rusaknya sangat besar.
Gempa ini sangat mengancam pemukiman penduduk yang berada di daerah rawan
gempa. Iqbal Luthfi Nur Rais dan Lili
Somantri menjelaskan sebagian besar gempa di Jawa Barat bukan dari zona
subduksi/zona penunjaman, akan tetapi dari patahan/sesar aktif di darat.
Sumber:
https://jabarekspres.com/berita/2018/08/21/pvmbg-petakan-kawasan-rawan-gempa-di-jabar/
"Gempa bumi yang bersumber dari sesar
aktif di darat sangat berpotensi merusak meskipun magnetudonya tidak terlalu
besar, namun kedalamannya dangkal dan dekat dengan pemukiman dan aktivitas
manusia." tulisnya. "Gempa
bumi yang bersumber dari sesar aktif di darat sangat berpotensi merusak
meskipun magnetudonya tidak terlalu besar, namun kedalamannya dangkal dan dekat
dengan pemukiman dan aktivitas manusia." tulisnya. Beliau mengutip data
Badan Pusat Statistik yang menyebutkan bahwa telah terjadi 8 kali gempa bumi
yang menimbulkan kerusakan di Kertasari.
Mengapa Kertasari Mudah Terguncang Gempa?
Gempa bumi adalah bencana yang tidak
pernah bisa diprediksi kapan terjadinya. Yang bisa dilakukan manusia adalah
memitigasi diri agar ketika terjadi gempa, badan, jiwa, dan harta benda dapat
selamat. Mitigasi muncul jika
manusia tahu potensi bencana yang mungkin terjadi di daerah tempat tinggalnya.
Dan kewaspadaan akan bencana itu harus terus diingatkan dan informasinya
disebarluaskan.
Dalam Katalog Gempa Bumi Signifikan dan
Merusak 1821-2017, terbitan Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, disebutkan bahwa
pada 18 Juli 2017 ada gempa berpusat di Garut, Jawa Barat dan mengakibatkan
kerusakan sejumlah bangunan di Kertasari, Kabupaten Bandung.
Sumber:
https://www.idntimes.com/news/world/arya-sarimata/11-potret-kerusakan-akibat-gempa-haiti-evakuasi-haru-di-tengah-puing
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan
Geografi, 2021 memuat keterangan mengapa Kertasari langganan gempa bumi. Itu
karena kontur tanahnya yang labil, menurut perhitungan kestabilan tanah
berdasarkan ketetapan pada Peraturan Menteri PU No.21. "Kondisi jenis batuan yang menutupinya
endapan hasil aktivitas gunung berapi/ endapan piroklastik berumur Plistosen
dengan sifat fisik batuan belum mengalami konsolidasi (lemah), sehingga jika
terjadi gempa bumi efek rusaknya tidak dapat diredam, sehingga dampaknya akan
menimbulkan kerusakan yang lebih parah." tulis jurnal itu. Selain itu, struktur geologi di Kertasari,
terdapat kelurusan kelurusan sesar yang berarah tenggara-barat laut. Dan di
sini pun, diperkirakan terdapat sesar yang memotong Kaldera-Malabar yang
mengakibatkan bentuk perbukitan terpotong-potong membentuk gawir (sesar Gunung
Tilu-Malabar) dan juga berada di bawah kaki gunung wayang.
"Struktur geologi merupakan
pencerminan seberapa besar suatu wilayah mengalami "deraan" tektonik.
Semakin rumit struktur geologi yang berkembangdi suatu wilayah, maka
menunjukkan bahwa wilayah tersebut cenderung sebagai wilayah yang tidak
stabil." tulis jurnal itu. "Kondisi jenis batuan yang menutupinya
endapan hasil aktivitas gunung berapi/ endapan piroklastik berumur Plistosen
dengan sifat fisik batuan belum mengalami konsolidasi (lemah), sehingga jika
terjadi gempa bumi efek rusaknya tidak dapat diredam, sehingga dampaknya akan
menimbulkan kerusakan yang lebih parah." tulis jurnal itu.
Sumber:
https://www.instagram.com/infokabupatenbandung/
Selain itu, struktur geologi di Kertasari,
terdapat kelurusan kelurusan sesar yang berarah tenggara-barat laut. Dan di
sini pun, diperkirakan terdapat sesar yang memotong Kaldera-Malabar yang
mengakibatkan bentuk perbukitan terpotong-potong membentuk gawir (sesar Gunung
Tilu-Malabar) dan juga berada di bawah kaki gunung wayang. "Struktur
geologi merupakan pencerminan seberapa besar suatu wilayah mengalami
"deraan" tektonik. Semakin rumit struktur geologi yang berkembangdi
suatu wilayah, maka menunjukkan bahwa wilayah tersebut cenderung sebagai
wilayah yang tidak stabil." tulis jurnal itu.
Apa
Sebab Banyak Kerusakan?
Pengetahuan
akan potensi gempa di Kertasari ini harus disebarluaskan dan ini berpengaruh
kepada kebijakan mendirikan tempat tinggal di kawasan ini. Menurut penelitian Iqbal Luthfi Nur Rais dan
Lili Somantri di Kertasari banyak bangunan permanen yang menggunakan tembok dan
beton. Bangun seperti ini rentan rusak jika terjadi gempa, berbeda dengan
ketahanan bangunan tradisional berupa rumah panggung dengan material kayu dan
bambu. Selain itu, pola pemukiman yang
tidak teratur membuat dampak gempa bumi lebih merusak. Bangunan-bangunan yang
berdempetan tidak menutup kemungkinan akan membuat tragedi saling timpa jika
ada satu bangunan yang roboh.
*)
Pengajar Geografi di SMAN 1 Pangalengan, Purnabakti 2024
Referensi:
- Nugraha,
Dian. 2024. "Mengungkap Faktor Geologi yang Memicu Gempa di
Kertasari". Sebuah Berita: DetikJabar.
- Geografi
dan Ilmu Kebumian (dari Berbagai Sumber).
Sangat bermanfaat👏
BalasHapusbermanfaat sekali ibu💝
BalasHapussangat bermanfaat,semoga yang terdampak atas bencan gempa kemaren si kertasari semoga di beri kesabaran
BalasHapussemoga yang kena bencana di kasih kesabaran maksih ibu literasi nya
BalasHapusTerimakasih Mommy
BalasHapusyuse 👍🏻
BalasHapusterimakasih ibu atas ilmunya sgt bermanfaat
BalasHapusterimakasii atas literasinya👍🏻👍🏻
BalasHapusTerimakasih ibu🥰
BalasHapusterimakasih atas informasi dan literasi tentang gempa inii
BalasHapus🤲🤲
BalasHapus