Perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang digagas oleh Lembaga Lingkungan Hidup Dunia (UNEP) tanggal 5 Juni 1972 ( 53 tahun yang lalu). Pada tahun 2025, tema yang dicanangkan adalah #BeatPlasticPollution, yakni upaya mengakhiri polusi plastic global!!

Minggu, 12 Mei 2024

SAINTOLOGY

 

HEATWAVE  VS  HOT SPELLS, DAMPAK DAN UPAYA PENCEGAHANNYA

Oleh: Redaksi Literatsmansa

 


Ananda yang baik, beberapa waktu terakhir, banyak negara yang tengah dilanda fenomena heatwave atau gelombang panas. Fenomena heatwave bahkan menelan banyak korban jiwa di negara India dan Myanmar. Suhu di sejumlah negara meningkat secara ekstrim melebihi 40 derajat celcius dan peristiwa tersebut terjadi hampir setiap hari. Lantas, apa sebenarnya heatwave atau gelombang panas tersebut? Apa hubungannya dengan hot spells?

 

Sumber: https://www.tribunnews.com/nasional/2024/05/04/bmkg-tegaskan-suhu-panas-di-indonesia

Ananda yang soleh, untuk disebut heatwave, cuaca panas di atas daratan harus memenuhi tiga kriteria: suhu rata-rata harian melebihi 40 derajat Celcius; terjadi selama minimal tiga hari berturut-turut; terjadi pada wilayah yang luas dengan area mencakup ribuan bahkan ratusan ribu kilometer persegi. Berdasarkan tiga kriteria tersebut, heatwave umumnya terjadi di daratan yang luas seperti benua dengan atmosfer stabil. Di area ini, cuaca panas ekstrem dapat terjadi berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Itu sebabnya mengapa heatwave sulit terjadi di Indonesia. Sebab, sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan. Iklim dan cuacanya juga lebih banyak dikontrol oleh parameter angin dan curah hujan. Sekalipun terjadi, heatwave kemungkinan akan melanda wilayah yang berdekatan dengan semenanjung Malaysia dan Selat Malaka seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, ataupun Kepulauan Riau.

Penelitian menunjukan,  Indonesia lebih berisiko mengalami serbuan panas atau hot spells dibanding heatwave. Fenomena hot spells dianggap terjadi jika suhu rata-rata harian melebihi 27,8 derajat Celcius dan terjadi berturut-turut minimal tiga hari. Meski tak separah heatwave, hot spells tetap berisiko bagi Indonesia karena bisa meningkatkan risiko perburukan kualitas udara, kasus penyakit menular ataupun tidak menular, serta kebakaran hutan dan lahan.

Perlu Ananda ketahui, data lain menunjukkan fenomena heatwave  di Asia dapat memicu hot spells di Indonesia sejak Maret hingga Mei. Panas ekstrem dari daratan Thailand dapat menjalar ke laut Cina Selatan dan terputus di area sekitar ekuator. Walau begitu, pemanasan suhu udara di atas Laut Jawa dapat terbentuk kembali bahkan meluas ke daratan–ke wilayah pesisir atau dataran rendah di bagian utara Jawa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah terdampak yang paling rentan dengan hot spells adalah Sumatra bagian selatan. Kawasan ini dilanda serbuan panas sejak bulan Maret hingga November. Sementara itu, untuk Pulau Jawa, wilayah paling rentan adalah pesisir utara Jawa Timur dan Madura. Seiring dengan laju kenaikan suhu global yang diprediksi terus meningkat hingga 1,5 C pada 2035, maka hot spells di Indonesia juga berpotensi semakin intens dan meluas.

 

Sumber: https://dwbestsm.life/product_details/86033007.html

Heatwave maupun hot spells adalah kondisi cuaca yang tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Lantas, apa dampak bagi tubuh ketika cuaca panas ekstrem seperti ini? Berikut penjelasan lengkap mengenai dampak heatwave maupun hot spells dan gejala yang dapat dialami tubuh.


1. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan salah satu gejala heatwave maupun hot spells yang terjadi karena tubuh mengeluarkan cairan lebih banyak dibandingkan dengan cairan yang masuk. Adapun sejumlah gejala umum dari dehidrasi adalah sebagai berikut: Mulut kering,  Kulit kering, Pusing dan lemas,  Susah buang air besar (sembelit), Urine berwarna gelap dan pekat serta berbau menyengat, Merasa sangat haus, Frekuensi buang air kecil menurun.

 


Sumber: https://www.istockphoto.com/id/ilustrasi/dehidrasi


2. ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah kondisi yang terjadi karena adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Kondisi ini rentan terjadi selama Heatwave maupun hot spells karena perubahan cuaca yang ekstrem membuat sistem imun tubuh perlu beradaptasi secara drastis sehingga turut mengganggu fungsinya dalam melawan infeksi. Sejumlah gejala yang umum dialami oleh pengidap ISPA di antaranya: Sesak napas, Batuk, Pilek dan hidung tersumbat, Nyeri tenggorokan, Demam.


3. Masalah Kulit

Tingginya suhu dan kelembapan udara saat heatwave maupun hot spells membuat kelenjar keringat mengeluarkan keringat lebih banyak sebagai upaya mempertahankan suhu tubuh normal. Bila terjadi dalam jangka waktu lama, kondisi tersebut bisa menyebabkan kulit kering dan dehidrasi hingga memperburuk kondisi seseorang yang memiliki masalah kulit, seperti dermatitis atopik atau eksim. Saat terjadi gelombang panas, radiasi sinar UV dari cahaya matahari juga akan meningkat sehingga berisiko menyebabkan kanker kulit. Oleh karena itu, sebagai upaya meminimalkan risiko kanker saat Heatwave maupun hot spells, Anda disarankan untuk menggunakan tabir surya secara rutin terutama saat keluar ruangan.

 

Sumber: https://www.liputan6.com/fashion-beauty/read/2819768/lakukan-5-hal-ini-jika-kulit-anda-terbakar-sinar-matahari


4. Gangguan Mental

Dehidrasi yang menjadi salah satu dampak dari heatwave maupun hot spells diketahui dapat mengganggu fungsi kognitif serta membuat tubuh terasa lemas. Jika tidak ditangani dengan segera, kondisi ini dapat memperburuk suasana hati, memicu gangguan cemas, hingga menimbulkan perilaku agresif.


5. Heatstroke

Heatstroke adalah salah satu jenis hipertermia yang menjadi kondisi darurat medis karena berisiko menyebabkan kerusakan sistem saraf, koma, hingga kematian. Beberapa gejala heatstroke yang perlu diwaspadai di antaranya: Peningkatan suhu tubuh hingga 40 derajat celcius, Sesak napas, Muncul ruam pada kulit, Kejang, Penurunan kesadaran.

 

Sumber: https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/apa-saja-tanda-dan-gejala-saat-terkena-sengatan-panas-heat-stroke

 

Cara Mengatasi Dampak Heatwave maupun Hot spells terhadap Kesehatan Tubuh

Ananda yang senantiasa di rahmati Allah SWT, Selama menghadapi gelombang panas, penting bagi setiap individu untuk menjaga kesehatan tubuhnya sebaik mungkin. Adapun sejumlah cara yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan selama menghadapi heatwave maupun hot spells adalah sebagai berikut: menggunakan tabir surya secara rutin, memperbanyak minum air putih, menggunakan pakaian yang nyaman dan tidak terlalu tebal, menggunakan topi atau payung saat bepergian atau berada di luar ruangan, mengonsumsi makanan yang mengandung air tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran, untuk membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

Demikian tulisan singkat terkait fenomena heatwave dan hotspells yang sekarang terjadi, semoga menambah wawasan kita dalam menjalankan peran sebagai Khalifah di muka bumi. Tak lupa semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari berbagai bencana…Amien yra.

 

Sumber Rujukan:

https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-heatwave

https://bakrie.ac.id/articles/441-ketahui-heat-wave-atau-gelombang-panas-selengkapnya-di-sini.html

https://baktinews.bakti.or.id/artikel/bukan-heatwave-tapi-hot-spells-penjelasan-cuaca-panas-belakangan-ini

https://magdalene.co/story/hot-spells/

https://depositphotos.com/id/vector/cute-cartoon-globe-earth-takes-break-while-earth-character-funny-497471462.html

 

1 komentar:

  1. Terimakasih untuk literasinya ini sangat bermanfaat untuk kami🤩

    BalasHapus

HUMANICA

  "Ketika Moralitas Diuji oleh Modernitas" Oleh: Erna Nurfaulina, S.Pd. *) Di tengah gemerlap dunia modern, di mana teknologi ...