PENTINGNYA
BAHASA DAERAH
Oleh:
Dian Fitriyani, S.Pd *)
Pentingnya Bahasa Daerah dalam Mata Pelajaran Muatan Lokal sebagai Wujud Pelestarian Bahasa Daerah. Bahasa merupakan alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat). Tujuannya ialah menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa jugalah, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Indonesia terdiri dari berbagai suku maupun daerah. daerah, yang membuat Indonesia menjadi satu di antara negara yang kaya akan kebudayaan. Selain kaya akan kebudayaan, Indonesia juga kaya akan berbagai bagai bahasa. Terhitung berdasarkan catatan dari pusat Bahasa kementerian pendidikan Nasional, saat ini Indonesia memiliki bahasa. Selain itu menurut Wakil Menteri Pendidikan dan kebudayaan Windu suryanti mengatakan bahwa 10 persen dari hampir 7.000 bahasa di dunia ada di Indonesia. Dari data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia kaya akan bahasa. Seiring dengan pemberitaan tersebut, sekitar 15 dari bahasa daerah di Indonesia sudah punah dan 150 bahasa daerah di Indonesia juga terancam punah.Hal ini disebabkan karena sejumlah Faktor, satu diantaranya ialah akibat dari penuturnya yang makin sedikit, tidak adanya generasi penerus,dan umumnya penutur dari generasi tua saja.
Realita
yang dihadapi saat ini adalah banyak anak-anak yang tidak paham bahasa
daerahnya sendiri sehingga membuat keadaan menjadi miris. padahal mereka
merupakan generasi penerus orang tuanya, jika mereka tidak memahami bahasa
daerahnya sendiri, lalu siapa lagi yang akan melestarikan bahasa daerahnya
pemandangan yang sangat mencemaskan ini membuat kita harus berusaha
melestarikan dan membudidayakan kearifan lokal dari bahasa daerah tersebut.
Satu di antara caranya ialah dengan memasukkan bahasa daerah sebagai mata
pelajaran muatan lokal yang ada di sekolah dasar ,sekolah menengah pertama
maupun sekolah Menengah atas.Hal ini dilakukan tentunya agar bahasa daerah
tersebut tetap lestari dan terdapat regenerasi terhadap bahasa daerah tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, meskipun pada periode sebelumnya pembelajaran
bahasa daerah belum mendapat tempat yang pasti, dikarenakan setiap daerah harus
menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah setempat sehingga daerah satu
dan daerah yang lain berbeda-beda perlakuannya, namun melalui kurikulum Tingkat
satuan pendidikan inilah yang menjadi implementasi dari kurikulum berbasis
kompetensi. Hal ini setidaknya cukup memberikan secercah harapan untuk
pembelajaran bahasa daerah,karena dalam kurikulum itu memberi peluang
pengajaran bahasa daerah sebagai satu diantara muatan lokal.untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,Substansi mata
pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan lokal termasuk
dari bagian struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada standar isi di
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan
lokal sebagai bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai
upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah tentunya harus
lebih meningkat releasinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang
bersangkutan.Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional
sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum
nasional. Apabila melihat lagi kenyataan yang dihadapi saat ini, meskipun
bahasa daerah sudah memiliki tempat pasti sebagai satu diantara mata pelajaran
muatan lokal yang ada di sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun sekolah
Menengah atas. Masih saja ada pemerintah daerah setempat yang belum memasukkan
bahasa daerah sebagai mata pelajaran muatan lokal.Hal tersebut seiring dengan
realitas yang menunjukkan bahwa hampir seluruh bahasa daerah mengalami
pelemahan posisi dari hari ke hari, tak terkecuali bahasa daerah yang
berpenutur tinggi di Indonesia seperti bahasa Jawa, Bali, sunda,Banjar,
lampung, dan Batak. Situasi kebahasaan lebih memprihatinkan pada bahasa yang
memiliki penutur lebih rendah sehingga kecenderungan menuju ke arah kepunahan semakin
cepat. Jika pun mata pelajaran bahasa daerah itu sudah ada, namun bahasa daerah
diajarkan tidak ada kesesuaian dengan daerah setempat, seperti yang dikutip
dalam Borneo News didaerah Kabupaten Barito utara (Barut), kalimantan Tengah,
satu diantara guru di Melayu misalnya, mengakui bahwa bahasa daerah yang
diajarkan adalah materi bahasa Dayak Ngaju dan untuk mendapatkan materi
pelajaran bahasa Dayak Ngaju saja mereka harus mencari materi pelajaran hingga
ke Palangkaraya, padahal bahasa yang dominan dari daerah itu ialah bahasa
Bakumpai dan Taboyan. Hal itu terpaksa dilakukan sebab mereka tidak memiliki
materi bahasa Bakumpai dan Taboyan serta belum tersedianya guru mata pelajaran
bahasa Bakumpai atau Dayak Taboyan. padahal mayoritas penduduk Barut merupakan
suku Bakumpai.
https://www.google.co.id/search?q=bahasa+daerah&sca_esv=9a94bee5ed3f9006&hl=en&tbm=isch&sxsrf=ACQVn0-FIGrmK
Lagi-lagi
tidak adanya bahan ajar menjadi hal pokok yang menyebabkan beberapa daerah
tertentu sulit untuk memasukkan bahasa daerahnya sebagai mata pelajaran muatan
lokal.Hal ini disebabkan satu di antaranya tentu karena kurangnya usaha
pendokumentasian bahasa dan hasil sastra lisan sehingga akses untuk memasukkan
bahasa daerah sebagai mata pelajaran muatan lokal semakin sulit. Sebenarnya
banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah daerah setempat untuk melestarikan
bahasa daerah yang ada di daerahnya, seperti melakukan suatu evaluasi mengenai
program-program pemberdayaan bahasa saat ini, meningkatkan program pembinaan
dan pengembangan bahasa daerah setempat dalam bentuk penelitian dan
penyebarluasannya, sehingga hal tersebut bisa menjadi acuan dasar penetapan
program! program pemberdayaan, penguatan, dan pelestarian bahasa daerah dimasa
mendatang. Selain itu, pemerintah daerah setempat bisa melakukan program
merumuskan pembakuan sistem keaksaraan jika terdapat aksara dalam suatu daerah
tersebut, perkamusan bahasa daerah, atau menggalakkan penggunaan aksara dalam
bahasa daerah tertentu. Hal ini dilakukan untuk menunjang program pemberantasan
buta aksara di daerah tertentu serta melahirkan konsep bahan pembelajaran dalam
bahasa daerah untuk diimplementasikan di sekolah-sekolah mulai dari jenjang SD,
SMP, dan SMA sehingga mata pelajaran bahasa daerah bisa menjadi satu di antara
wujud nyata dari bentuk pelestarian dan
pembudidayaan bahasa daerah tersebut.
Rujukan dari berbagai sumber
*) Guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Pangalengan, Aktivis Kepramukaan dan pemerhati/penikmat Sastra
Terima kasih saya menjadi termotivasi untuk lebih giat mempelajari bahasa daerah agar tidak mengalami punah karena generasi yang meneruskan bahasa daerah adalah generasi muda.
BalasHapusTerima kasih atas informasinya, saya menyadari bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian Bahasa Daerah
BalasHapusAlika Elva Tirani X-G
BalasHapusTerima kasih ibu atas ilmunya. Di Indonesia terdapat banyak sekali bahasa daerah, karena itu saya sebagai generasi muda menyadari bahwa bahasa daerah sangat penting untuk terus dijaga dan di lestarikan agar bahasa daerah tidak pernah menghilang dari Indonesia.
terimakasih banyak ibu atas ilmunya, dari literasi hari ini saya menyadari bahwa bahasa daerah sangatlah penting terutama bagi kami generasi muda yang akan melanjutkan dan melestarikan budaya itu
BalasHapusTerimakasih setelah membaca,saya menjadi ingin melestarikan bahasa daerah sendiri dan memakainya tanpa mengunakan bahasa indonesia di lingkungan agar bahasa daerah kita di lestarikan
BalasHapusTerimakasih atas ilmunyaa ibuu, dari bacaan ini saya selaku generasi muda jadi sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan bahasa daerah
BalasHapusTerimaksih ilmunya bu memang benar saya juga merasa seperti itu, ada beberapa bahasa sunda yang gak saya mengerti
BalasHapus