"Edisi ke 400...terima kasih telah membersamai Literatsmansa hingga edisi ke 400...semoga tetap menjadi inspirasi memajukan negeri melalui literasi"

Senin, 08 Desember 2025

HUMANICA

 AKU, KAMU, KITA, DAN BANJIR BANDANG 2025

Oleh: Rusmana *)


Belakangan, wilayah Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) diterjang bencana besar, banjir bandang dan tanah longsor akibat hujan ekstrem plus faktor lingkungan. Menurut data terbaru, banyak rumah hancur, jembatan rusak, dan desa-desa bahkan hilang tersapu arus. Misalnya di Sumbar di daerah seperti Padang Pariaman, kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 268,5 miliar (https://www.metrojambi.com/nasional/136892642/) Jadi, ini nggak cuma soal hujan deras. Banyak pakar menilai penyebabnya juga, rusaknya lingkungan deforestasi, alih fungsi lahan, degradasi alam  bikin dampak banjir dan longsor makin ganas.


 
Sumber: https://www.arrahmah.id/bnpb-744-warga-meninggal-akibat-banjir-bandang-dan-longsor-di-aceh-sumbar-dan-sumut/

Seberapa Parah?

  • Korban jiwa sangat besar. Sampai sekarang ratusan orang meninggal, banyak yang hilang, dan ribuan mengungsi.
  • Infrastruktur luluh-lantak. Jalan nasional putus, jembatan ambruk, rumah rusak, jembatan penghubung desa hancur.
  • Di daerah terdampak, banyak warga harus meninggalkan rumah, bawa barang seadanya, hidup di tenda darurat, atau mengungsi ke tempat aman.

Bayangin aja,  sehari-hari yang normal, tiba-tiba air dan tanah berubah ganas  semua serba rusuh dan gak karuan.

Sumber: https://www.instagram.com/p/DRqOQgFkklg/

Alam & Kesalahan Manusia  Penyebabnya?

mengapa bencana ini bisa separah ini? Ternyata ada kombinasi antara cuaca ekstrem + kondisi alam + campur tangan manusia:

  1. Cuaca ekstrem & badai tropis  Hujan super deras, aliran air besar, bikin sungai melebar dan tanah ambles.
  2. Degradasi lingkungan  Penebangan hutan, alih fungsi lahan, kurangnya penataan lingkungan bikin daerah rawan longsor dan banjir makin riskan.
  3. Infrastruktur rentan & kurang siap  Banyak jembatan, jalan, rumah di zona berisiko  sehingga saat bencana terjadi, dampaknya makin fatal.

Jadi, jelas ya  ini bukan sekedar “hujan kebanyakan”, tapi akumulasi kesalahan manusia + alam yang protes.

 

Sumber: https://www.rumahliterasi.org/2025/11/alam-yang-terluka-dan-manusia-yang-lupa.html

Masih Berharap

Di media dan media sosial, banyak cerita yang bikin sedih sekaligus deg-degan. Ada warga yang kehilangan rumah, kehilangan keluarga, atau kehilangan segalanya dalam hitungan detik, mereka sadar  bencana ini bukan sekedar “cuaca buruk”, tapi hasil penumpukan kesalahan jangka panjang terhadap alam. Ada yang marah, ada yang sedih, tapi sebagian besar cuma berharap ada tindakan nyata. Dan yang bikin makin miris, banyak desa yang sampai dianggap “hilang”  artinya masyarakat kehilangan kampung, kehidupan, dan kenangan.

Tanggap & Pemulihan  Bencana

Tapi, bukan berarti semuanya gelap. Banyak pihak yang bergerak nyata,

  • Pemerintah pusat dan daerah saat ini fokus memperbaiki infrastruktur  jalan, jembatan supaya jalur logistik & evakuasi bisa dibuka segera.
  • Di Sumbar, Aceh, Sumut, ada upaya gotong royong bantu korban, evakuasi, distribusi logistik, dan rekonstruksi mulai direncanakan.
  • Kesadaran publik soal pentingnya jaga lingkungan mulai muncul, banyak yang setuju bahwa deforestasi dan alih fungsi lahan harus dievaluasi kalau kita mau terhindar dari bencana serupa di masa depan.

So memang, pemulihan bakal panjang. Tidak cuma bangun rumah & jembatan  tapi juga butuh kesadaran baru soal kelestarian alam, dan cara hidup yang lebih sayang ke bumi.

 
Sumber: https://www.antarafoto.com/id/view/1076111/siaga-tanggap-bencana-gempa-bumi

Pelajaran Penting Buat Kita

  1. Kita ga boleh bilang “ah, itu kan musibah alam aja”  Bencana ini juga bagian dari kesalahan manusia dalam merusak lingkungan. Kalau ga dijaga alamnya, siap-siap aja bencana makin sering dan makin ganas.
  2. Kesadaran lingkungan itu penting banget  Penebangan hati-hati, reboisasi, atur lahan dengan bijak. Bukan cuma demi sekarang, tapi demi masa depan banyak orang.
  3. Solidaritas dan gotong royong itu kunci  Korban butuh perhatian nyata. makanan, perlindungan, tempat aman, bantuan  bukan cuma simpati doang. Kita sebagai saudara sebangsa wajib bantu sebisanya.
  4. Siap siaga sejak dini Kalau tinggal di daerah rawan, jangan anggap remeh ancaman banjir/longsor. Kenali tanda-tandanya, rencanakan evakuasi, dan jaga lingkungan sekitar.

Bangkit & Belajar

Mungkin banyak dari kita di luar Sumatera, seperti aku atau kamu di Bandung, merasa “Ah, jauh sih, enggak bakal kena.” Tapi bencana ini ngasih kita pelajaran besar bahwa perusakan alam di satu tempat bisa berdampak pada kita semua  entah lewat iklim, keberlanjutan, ataupun rasa kemanusiaan. Semoga dari tragedi ini, banyak orang, pemerintah, dan generasi muda  termasuk kita  bisa bangkit lebih sadar. Bahwa menjaga alam = menjaga masa depan. Bahwa bersatu & saling bantu = cara terbaik melewati masa sulit.

 
Sumber: https://www.prindonesia.co/detail/1759/Investasi-Kemanusiaan

Yuk, kita doakan supaya korban cepat mendapatkan bantuan, daerah-daerah terdampak bisa pulih, dan tak ada lagi saudara kita kehilangan tempat tinggal atau kehilangan masa depan. Dan semoga kita  di mana pun  bisa belajar dari ini, supaya alam tetap lestari dan manusia tetap manusiawi.

*) pendidik dan pemerhati masalah lingkungan

**) disarikan dari berbagai sumber

 

 

2 komentar:

  1. makasih bu alfirji x-d

    BalasHapus
  2. terimakasih atas literasinya sangat bermanfaat sekali
    amanda Risma Ayu X-E

    BalasHapus

Enterpreneuship

  Wirausaha Sejak Remaja? Mengapa Tidak? Oleh; Iwan Dwiwan, SE.Gr     1. Apa itu Kewirausahaan? Kewirausahaan adalah kemampuan seseo...