THE UNSPOKEN FEELINGS. APA YANG HARUS DILAKUKAN SAAT KAMU "CAPEK" SENDIRI
Oleh : XII-D2
Sumber: https://mekari.com/blog/burnout/
Burnout
adalah sindrom kelelahan emosional, mental, dan fisik
akibat stres berkepanjangan, biasanya berhubungan dengan pekerjaan, yang
ditandai dengan penurunan motivasi, kinerja, dan sikap negatif. Ini berbeda
dari stres biasa karena merupakan akumulasi stres kronis yang membuat seseorang
merasa kewalahan dan kelelahan total, serta dapat berujung pada masalah fisik
dan mental lainnya. Secara psikologis, burnout melibatkan kelelahan
emosional, depersonalisasi (bersikap sinis atau tidak peduli), dan penurunan
rasa pencapaian pribadi.
Sumber: https://mind.help/topic/burnout/
Ayo
kenali burnout! apakah kamu mengalami ciri-ciri berikut? :
1. Hilangnya semangat belajar dan kelelahan
Salah satu ciri burnout
adalah hilangnya semangat belajar dan minat terhadap pekerjaan yang sedang
dikerjakan. Tetap bekerja atau belajar tanpa adanya semangat dapat menguras
banyak energi sehingga memicu kelelahan.
2. Benci dengan pelajaran yang digeluti
Burnout
bisa menyebabkan stres dan frustrasi saat belajar. Ini membuat seseorang
menjadi sulit berkonsentrasi, merasa tidak kompeten, dan akhirnya membenci
pekerjaan yang sedang ia geluti.
3. Performa menurun
Burnout
juga bisa menyebabkan performa menurun. Hal ini dipicu oleh hilangnya minat
terhadap pekerjaan yang sedang digeluti, sehingga hasil yang didapat menjadi
kurang memuaskan
Sumber: https://www.publicsectorexecutive.com/News/speed-of-central-grant-phase-out-will
4. Mudah marah
Orang yang sedang
merasakan burnout cenderung akan mudah untuk marah, apalagi jika
semuanya tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi. Ditambah lagi, performa yang
menurun dapat menyebabkan pekerjaan terus menumpuk. Hal ini dapat memicu stres
dan emosi yang membuat penderita burnout jadi lebih sensitif.
5. Menarik diri dari lingkungan sosial
Stres dan frustrasi
akan pekerjaan membuat penderita burnout bersikap sinis terhadap
orang-orang yang bekerja dengan mereka. Pekerjaan yang digelutinya dianggap
sebagai beban hidup sehingga membuat mereka enggan atau berhenti bersosialisasi
dengan teman maupun anggota keluarga yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.
6. Mudah sakit
Burnout
yang terjadi secara berkepanjangan atau tidak diatasi dengan baik dapat membuat
imunitas tubuh menurun. Kondisi ini dapat membuat seseorang rentan terkena flu,
pilek, sakit kepala, dan sakit perut. Selain itu, risiko untuk alami gangguan
tidur, gangguan kecemasan, dan depresi dapat meningkat.
Sumber: https://www.intipseleb.com/gaya-hidup/71840-apa-itu-burnout-gini-cara-mencegah-dan-mengatasinya
Cara Mengatasi Burnout :
Burnout yang tidak teratasi dengan baik dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan memicu mental breakdown. Oleh karena itu, jika gejala atau ciri-ciri burnout muncul, Anda disarankan untuk mengatasinya dengan langkah-langkah berikut ini:.
1. Buat prioritas
Buatlah prioritas
pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, kamu tahu
mana yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak
terlalu banyak.
2. Kurangi ekspektasi dan berikan apresiasi
terhadap diri sendiri
Atur pola pikir dan
bersikaplah realistis, sehingga kamu dapat menurunkan ekspektasi terhadap
pekerjaan yang tengah dikerjakan. Selain itu, jangan lupa untuk memberi
apresiasi terhadap diri sendiri terhadap prestasi yang pernah dicapai.
3. Ceritakan kepada orang yang dapat dipercaya
Coba ceritakan apa yang
kamu rasakan kepada orang-orang terdekat yang dapat kamu percaya. Meski tidak
selalu mendapatkan solusi, cara ini dapat membantu melepaskan emosi negatif dan
mengurangi stres pekerjaan
Sumber: https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/sehat-bugar/cara-menyeimbangkan-antara-pekerjaan
4. Jaga keseimbangan hidup
Jaga keseimbangan hidup
dengan baik. kamu juga perlu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak
dengan pergi bersama teman atau melakukan hal yang disukai, ini dapat membuat
pikiran kembali jernih dan kamu siap melakukan aktivitas kembali keesokan harinya.
5. Ubah gaya hidup
Terapkan gaya hidup
sehat dengan cara mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidur yang
cukup. Hal-hal ini dapat mendukung tubuh yang sehat dan pikiran yang lebih
mudah fokus, sehingga menurunkan risiko terjadinya burnout.
Selain itu, kamu juga bisa mengasah kecerdasan emosional maupun menerapkan slow living maupun mencoba mencari hobi baru atau melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk mengatasi burnout.
Pada akhirnya, rasa
“capek” yang tak terucap bukanlah tanda kelemahan melainkan sinyal bahwa tubuh
dan pikiranmu sedang meminta jeda. Tidak apa-apa jika kamu merasa lelah. Tidak
apa-apa jika kamu ingin berhenti sejenak dan bernapas lebih dalam. Hidup bukan
perlombaan yang harus kamu menangkan sendirian, dan tidak ada salahnya jika
kamu melangkah lebih pelan demi kembali menemukan dirimu.
Langkah kecilmu hari
ini sekadar mengakui perasaan, mengambil napas, atau memberi jedaadalah bentuk
keberanian yang seringkali terlupakan. Jadi, pelan-pelanlah… kamu tidak
sendiri, dan kamu pasti bisa bangkit lagi.
*Sumber: Alodokter https://share.google/jCccN5ULnSwYfnRuc
* Sumber: Siloam
Hospitals https://share.google/ko8uVlL6nh8CcrqiT
Terimakasih atas literasinya
BalasHapusDara X-B
terima kasih literasinya
BalasHapusDiperlukan kesadaran internal untuk bertindak secara terarah, punya target yang jelas sehingga bisa meminimalisir burnout dalam diri...ketika pondasinya kuat maka akan konsisten terhadap pencapaian tujuan baik itu dalam belajar ataupun kegiatan lainnya.
BalasHapusmakasih bu alfirji x-d
BalasHapusTerimakasih atas literasinya ( Thalia x-a )
BalasHapus