SENSASI RAMADHAN DI NEGERI ORANG
Oleh: Redaksi Literatsmansa
Berbeda
dengan beberapa pelajar Indonesia yang berada di luar negeri. Menjalankan
ibadah puasa di negara orang memang ada saja rintangannya. Apalagi di negara
yang minoritas penduduknya merupakan pemeluk agama Islam. Terlebih, bulan puasa
saat ini merupakan musim panas sehingga waktu puasa pun lebih panjang.
Sumber: https://depositphotos.com/id/vector/map-world-standard-time-zones-blue-colors-176608228.html
Tahukah
Ananda, di
negara-negara ini waktu puasa bisa sampai nyaris seharian penuh?
Guna menambah wawasan Ananda tentang waktu puasa di negeri lain, simak penjelasannya berikut ini:
1. Kanada
Waktu puasa di Kanada sesungguhnya berbeda-beda namun
dapat mencapai 19 jam sehari. Muslim di Kota Toronto menjalani puasa selama 16
jam, sedangkan umat Muslim di Kota Edmonton menjalani puasa selama 19 jam
sehari.
2. Turki
Di negara ini, umat Muslim menjalankan puasa selama 17
jam sehari.
3. Inggris
Selanjutnya ada negara Inggris. Di negara Ratu
Elizabeth II ini umat Muslim menjalankan puasa selama 18 hingga 19 jam sehari.
Mereka mulai berpuasa sejak pukul 02.30 hingga waktu berbuka pada pukul 21.30.
4. Jerman
Durasi puasa di Jerman tak jauh berbeda dengan di
Inggris. Umat Muslim di Jerman berpuasa selama 18-19 jam sehari. Mereka
biasanya mulai berpuasa pada pukul 03.00 hingga berbuka puasa pada pukul 22.00.
5. Alaska Amerika Serikat
Ada hal unik mengenai waktu puasa di Alaska. Pasalnya
di negara ini waktu puasa dapat berjalan panjang hingga hampir 20 jam di musim
panas. Namun, di musim dingin waktu puasa di negara itu menjadi yang tercepat
pasalnya umat Muslim di sana hanya menjalankan puasa selama 5 jam sehari.
6. Rusia
Memiliki wilayah yang luas membuat waktu puasa di
Rusia menjadi beraneka ragam. Umat Muslim yang menjalankan puasa di Kota Moskow
menghabiskan waktu hingga 19 jam sehari. Sedangkan di Kota Murmansk waktu puasa
mencapai 20,45 jam sehari.
7. Finlandia
Negara dengan waktu puasa terlama di dunia ditempati
oleh Finlandia. Di negara itu umat Muslim menjalankan puasa hampir seharian,
yaitu selama 23 jam sehari.
Kebayang
ya…saudara kita di luar negeri sana kuat-kuat menjalankan puasa lebih dari 12
jam bahkan nyaris seharian, belum lagi factor cuaca yang ekstrem, kelompok
minoritas, dan handicap lainnya yang membuat puasa mereka dijalani
dengan “berdarah-darah” tidak seperti kita disini.
Sumber: https://desaputat.gunungkidulkab.go.id/first/artikel/1493
Sebagai
gambaran suasana puasa di negeri orang, berikut pengalaman salah seorang
penulis novel terkenal di Indonesia yang pernah merasakan “sensasi” puasa di negeri
dengan perbedaan waktu yang cukup ekstrem dibanding dengan negeri kita. Ananda
pernah baca novel “Assalamualaikum Beijing”?...ya betul karya dari Asma Nadia.
Sumber: https://www.instagram.com/asmanadia/reel/DBDxNKBpN8z/
Pengalaman
beliau puasa di Serbia, beliau hampir pingsan. Ini karena pergi ke negara itu
ala backpacker sehingga harus naik kendaraan umum. Terkadang beliau
mengira tujuannya dekat dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki tapi ternyata
jauh. Pada suatu waktu beliau mengitari Benteng Kalemegdan Beogard, Serbia,
yang ternyata sangat luas. Saat waktu menunjukkan pukul 17.00 waktu setempat,
dia membaringkan tubuhnya di rerumputan karena sudah kelelahan. Meskipun tubuh
sudah tidak bertenaga, namun hari itu beliau berhasil puasa penuh (padahal
waktu puasa di negara ini kurang lebih 17-18 jam). Saat buka puasa beliau mampir di Masjid Beogard dan
muslim di sana minoritas. Tapi mereka di sana itu ngumpulin dana agar
bisa selalu buka puasa bersama selama Ramadhan. Mereka menjamu para pengungsi,
korban perang, mualaf, semuanya, ketika beliau datang langsung diajak ‘ayo ikut
makan’, diperlakukan sama semuanya,”. Pengalaman tersebut menjadi catatan
tersendiri bagi beliau, yakni jika Ramadhan sedang berada di luar negeri harus
diusahakan untuk mengunjungi masjid. Seandainya punya rezeki berlebih maka
sebaiknya berikan donasi untuk membantu masjid setempat.
Sumber: https://www.alamy.com/?irclickid=yVD1zVSY3xyKT7IWYjSeVy7ZUks1SjR1eyJUQo0&utm
Pengalaman
lainnya yang beliau alami, Ramadan di dua kota di Serbia. Kedua kota itu adalah
Kota Beograd yang merupakan Ibu Kota Serbia di mana azan tak bisa dengan
leluasa dikumandangkan dan di Novi Pazar, di mana saya tak perlu mengandalkan
aplikasi azan di handphone karena azan dapat dengan bebas
dikumandangkan di kota ini. Beda dengan di negara kita ya…kumandang azan dengan
leluasa kita dengar pada saat waktu shalat tiba.
Sumber: http://porsiwp.eumroh.com/tag/azan/
Demikian
edisi “Ngabubu-read” kali ini mudah-mudah menanbah wawasan Ananda tentang
beragam pengetahuan seputar Ramdhan. Terima kasih…selamat menunaikan ibadah
puasa Ramadhan…semoga Allah SWT menjadikan kita semua menjadi insan bertaqwa
sesuai tujuan utama berpuasa….amiin yra!!
**) Sumber
https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20220405022436-29-328760/10-negara-dengan-waktu-puasa-terlama-di-dunia-kamu-sanggup
https://ramadhan.republika.co.id/berita/pqwj64459/puasa-di-negeri-orang-nyaris-pingsan-dan-rindu-suara-azan
https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/once-you-arrive/menjalani-puasa-sewaktu-kuliah-di-negara-negara-non-muslim/
https://www.detik.com/edu/edutainment/d-6663179/pengalaman-unik-mahasiswi-asal-indonesia-rasakan-puasa-di-2-kota-di-serbia.
Terimakasih, sangat bermanfaat
BalasHapus