KINTSUGI
DALAM PERBAIKAN DIRI
Oleh:
Yuli Yuliani, S.Pd *)
Sumber: https://shesightmag.com/kintsugi-the-art-of-embracing-imperfection/
Di balik awan kelabu yang menggelayut,
Harapan
hadir, membawa secercah cahaya.
Retaknya
jiwa, bukan akhir segalanya,
Ada
kekuatan dalam diri, untuk bangkit dan berjuang.
Setiap jiwa punya medan perangnya sendiri. Jalan kehidupan yang dilalui kadang menorehkan peristiwa traumatis, luka emosional dan kesalahan-kesalahan yang fatal. Ada yang berupaya membangun pondasi mental yang kuat akibat hantaman luka, Sebagian terpaku pada luka…stagnan. Sebagian menunjukan Upaya luar biasa mengasah kekuatan diri untuk bangkit dari keterpurukan, berbenah diri untuk menentukan akan jadi orang seperti apa di masa depan.
Sumber:
https://www.allthingsclay.co.za/blog/the-art-and-philosophy-of-kintsugi-embracing-imperfection
Punya bekas luka emosional
merupakan pertanda bahwa kita sudah berhasil melewati salah satu fase kehidupan
yang menjadikan kita kuat dan mungkin tidak mampu dilalui oleh semua orang. Punya
masa lalu yang menyakitkan bukan berarti kita tidak berharga, semuanya mempunya
porsi ujian masing-masing. Bukan masa lalu yang menentukan keberhargaan kita,
tetapi cara berpikir dan pemaknaan diri.
Sumber: https://pai.umsu.ac.id/2019/07/27/pentingnya-muhasabah-diri-dalam-kehidupan/
Perbaikan diri adalah
perjalanan tanpa akhir, di mana setiap langkah adalah kemenangan. Perbaikan
diri adalah sebuah proses yang berkelanjutan dan disadari untuk meningkatkan
kualitas diri dalam berbagai aspek kehidupan baik dalam hal keterampilan, pengetahuan,
sikap, maupun perilaku. Tujuan dari perbaikan diri adalah untuk mencapai
potensi terbaik diri, meningkatkan kebahagiaan, dan memberikan kontribusi
positif bagi lingkungan sekitar.
Seperti
kintsugi, seni Jepang yang memukau,
Retakan
di hati, diisi dengan emas yang berkilau.
Luka
masa lalu, bukan lagi aib yang memalukan,
Namun,
bagian dari kisah hidup yang berharga.
Pernah dengar KINTSUGI?
Sumber: https://kintsugihealing.com/about-kintsugi-healing/
Postingan Instagram @
meaningful.me pada tanggal 5 Desember 2023 memaparkan korelasi kintsugi dengan
perbaikan diri. KINTSUGI adalah seni perbaikan tembikar jepang kuno yang
menunjukkan betapa indahnya memperbaiki benda yang rusak. Teknik ini melibatkan
perbaikan pecahan tembikar dengan lem emas, perak atau platinum sehingga
membuat bekas retakannya menjadi bagian integral dari objek yang lebih kuat dan
indah daripada sebelumnya. Kintsugi mencerminkan pandangan tentang nilai
kerusakan dan pemulihan yang sangat berharga, yang dapat kita terapkan dalam
mengatasi pengalaman masa lalu yang menyakitkan dan tidak diinginkan. Pandangan
Kintsugi menawarkan perspektif baru yaitu menghargai dan memperbaiki
diri setelah mengalami kerusakan.
Konsep KINTSUGI dapat diterapkan pada perbaikan diri dengan beberapa cara:
·
Menerima Ketidaksempurnaan: Sama seperti
tembikar yang diperbaiki dengan Kintsugi, manusia juga tidak sempurna.
Retakan dan luka dalam hidup adalah bagian dari diri kita. Menerima
ketidaksempurnaan ini adalah Langkah penting untuk perbaikan diri.
·
Melihat Peluang dalam Kegagalan: Kintsugi
mengajarkan bahwa kegagalan dan kesulitan dapat menjadi peluang untuk tumbuh
dan berkembang. Alih-alih menyembunyikan atau merasa malu atas kesalahan, kita bisa
belajar darinya dan menjadi lebih kuat.
·
Menghargai Proses Perbaikan: Proses perbaikan
diri tidak selalu mudah dan cepat. Sama seperti proses Kintsugi yang
membutuhkan ketelitian dan kesabaran, perbaikan diri juga membutuhkan waktu dan
upaya. Menghargai setiap Langkah kecil
dalam proses ini akan membantu kita mencapai tujuan.
·
Menemukan Keindahan dalam Luka: Retakan pada
tembikar yang diperbaiki dengan Kintsugi tidak dihilangkan, melainkan
menjadi bagian dari keindahan baru. Begitu pula dengan luka batin, pengalaman
pahit, dan trauma yang kita alami. Alih-alih menghindarinya, Kita bisa belajar
untuk menerima dan menjadikannya bagian dari cerita hidup kita yang unik.
·
Menjadi Lebih Berharga: Tembikar yang
diperbaiki dengan Kintsugi menjadi lebih berharga daripada sebelumnya.
Begitu pula dengan manusia, ketika kita belajar dari kesalahan, menerima
ketidaksempurnaan, dan terus berusaha untuk memperbaiki diri, kita akan menjadi
pribadi yang lebih berharga dan bermakna.
Sumber:
https://www.facebook.com/Ensipedian/posts/filosofi-kintsugi-tradisi-jepang-ini-mengajarkan-kita-untuk-merangkul-ketidaksem/687133350119618/
Menerapkan prinsip Kintsugi dalam perbaikan diri,
kita dapat belajar untuk mencintai diri sendiri apa adanya, termasuk dengan
segala kekurangan dan luka yang pernah kita alami. Kita juga dapat menemukan
keindahan dalam proses pertumbuhan dan perubahan, serta menjadikan pengalaman pahit
sebagai pelajaran berharga untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Jejak luka akan selalu ada,
Namun, ia tak lagi terasa menyakitkan.
Sebagai pengingat, betapa kuatnya kita,
Telah
melewati badai kehidupan.
"Masa lalu tidak bisa
diubah, tapi masa depan ada di tanganmu. Jadikan luka dan kesalahan sebagai
kompas untuk menuntun langkahmu."
*) Koordinator Layanan BK di
SMAN 1 Pangalengan
Sumber :
@meaningful.me. 05 Desember 2023. Siapa Bilang
Dirimu yang Udah hancur Itu Nggak Bisa Diperbaiki.
https://gemini.google.com/
Terimakasih ibu
BalasHapus