RAMADHAN DI BELAHAN DUNIA
Oleh: Redaksi Literatsmansa
Ananda yang soleh, melanjutkan bahasan kita di edisi kemarin tentang menyambut bulan Ramadhan yang tidak hanya dikenal dengan syaum, tetapi juga dipandang
sebagai bulan suci yang kaya dengan praktik budaya, kali ini redaksi
menampilkan sisi lain tradisi menyambut bulan suci dari berbagai negeri di
belahan dunia. Di seluruh dunia, umat Islam merayakan momen ini dengan cara
yang meriah, yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Mulai dari menabuh
drum di desa-desa Turkey, hingga masyarakat Mesir menyambut bulan suci
Ramadhan dengan meriah melalui tradisi menyalakan fanous.
Berikut
adalah beberapa tradisi unik Ramadhan yang sudah dirangkum oleh Redaksi
Literatsmansa.
Turki
Turki merupakan salah satu negara muslim yang terkenal
di penjuru dunia. Berkat budaya yang diwariskan oleh Kekaisaran Ottoman, budaya
Turki sangat kental dengan budaya Islam. Tak heran jika banyak sekali tradisi
bulan Ramadhan yang unik dan masih
dilakukan hingga hari ini, salah satunya adalah cara membangunkan orang untuk
sahur.
Sumber: https://www.gotravelly.com/blog/12-tradisi-ramadhan-di-turki/
Sejumlah
penabuh drum dengan pakaian tradisional Ottoman, termasuk vest dan rompi
yang dihiasi motif tradisional akan berbaris di jalanan sebelum sahur di mulai.
Kemudian, mereka akan memukul gendang agar orang-orang terbangun untuk sahur. Tradisi
satu ini sudah dilakukan sejak zaman Kekaisaran Ottoman. Sebab, pada masa itu,
belum ada jam beker yang bisa membantu orang untuk bangun.
Pakistan
Di Pakistan ada satu perayaan yang selalu dilakukan
untuk menyambut Lebaran atau Idul Fitri, yakni Chaand Raat. Ini adalah
tradisi yang hanya dilakukan oleh para wanita. Ketika hilal terlihat di langit,
hal tersebut menandakan berakhirnya masa berpuasa dan dimulainya hari raya Idul
Fitri. Maka, dengan segera para wanita Pakistan memulai tradisi Chaand Raat.
Sumber: https://tho.my.id/tradisi-lebaran-di-pakistan/
Setelah
berbuka puasa di hari terakhir, para wanita akan pergi ke pasar lokal untuk
membeli gelang warna-warni. Tak hanya itu, mereka juga akan mewarnai dan
melukis tangan serta kaki mereka dengan Henna atau pacar. Perayaan ini juga
dimeriahkan oleh para pemilik toko. Mereka akan mendekorasi kios dan berjualan
hingga dini hari. Sebagian wanita juga memanfaatkan perayaan ini untuk membuka
toko pacar dadakan dekat toko perhiasan agar ramai pengunjung.
India
Meski sebagian besar penduduknya beragama Hindu, umat
Muslim di India juga memiliki tradisi unik dalam merayakan bulan Ramadhan .
Tradisi tersebut dikenal dengan nama Seheriwalas (atau Zohridaars)
Delhi. Ini adalah warisan dan juga budaya dari sebuah kota tua, yaitu Mughal.
Sumber: https://fpib.web.id/2024/03/11/fenomena-dan-tradisi-unik-ramadhan-di-negeri-para-nabi/
Selama
bulan Ramadhan , para umat Muslim di India akan berjalan mengelilingi kota di
pagi hari sambil meneriakkan nama Allah dan Nabi, serta membawa tongkat untuk
mengetuk dinding dan pintu warga. Ini dilakukan untuk membangunkan para umat
Muslim yang masih tertidur sebelum sahur. Kegiatan satu ini akan dimulai pada
pukul 2.30 pagi waktu setempat. Tradisi Seheriwalas sudah diturunkan
dari generasi ke generasi. Sayangnya, semakin berkurang orang yang menjalankan
tradisi ini, kecuali di kota Old Delhi.
Lebanon
Di banyak negara di Timur Tengah, terdapat tradisi menembakkan meriam setiap
hari selama bulan Ramadhan untuk
menandakan waktu berbuka puasa. Tradisi ini dikenal sebagai midfa al iftar
dan pertama kali dilakukan di Mesir lebih dari 200 tahun yang lalu, saat negara
itu diperintah oleh penguasa Ottoman Khosh Qadam.
Saat
menguji coba meriam baru kala matahari terbenam, Qadam secara tidak sengaja
menembakkannya, dan suara yang bergemuruh di seluruh Kairo mendorong banyak
warga sipil mengira bahwa itu merupakan cara baru untuk menandakan akhir puasa.
Banyak yang berterima kasih atas temuannya tersebut, kemudian anak
perempuannya, Haja Fatma, mendesaknya untuk menjadikan ini sebagai tradisi.
Praktik
ini menyebar ke banyak negara di Timur Tengah, termasuk Lebanon, di mana meriam
digunakan oleh Ottoman untuk menandai berbuka puasa di seluruh negeri.
Sumber: https://www.rehlat.co/en/explore/midfa-al-iftar-the-Ramadhan
-tradition-of-firing-cannons-blg742
Tradisi
unik ini sempat terancam hilang pada tahun 1983 setelah invasi yang berujung
pada penyitaan beberapa meriam karena dianggap senjata. Akan tetapi, tradisi
ini berhasil dihidupkan kembali oleh Tentara Lebanon setelah perang dan masih
berlanjut hingga saat ini..
Mesir
Tiap tahun, masyarakat Mesir menyambut bulan suci
Ramadhan dengan meriah melalui tradisi menyalakan fanous, yaitu lentera
warna-warni yang melambangkan kegembiraan dan persatuan sepanjang bulan suci.
Meskipun tradisi ini lebih bersifat budaya daripada agama, namun menyalakan
fanous erat kaitannya dengan Ramadhan yang memiliki makna spiritual.
Sumber: https://fr.pngtree.com/freebackground/nights-of-fanous-splendor-illuminating-Ramadhan
-with-festive-light_15365343.html
Tradisi
penyalaan lentera bermula pada zaman dinasti Fatimiyah, yaitu ketika warga
Mesir menyambut Khilafah Al-Muʿizz li-Dīn Allah yang tiba di Kairo di
hari pertama bulan Ramadhan . Untuk menerangkan pintu masuk, penduduk Mesir
diperintahkan untuk memegang lilin di jalan-jalan gelap dan melindungi lilin
tersebut dengan bingkai kayu agar tidak meledak. Seiring berjalannya waktu,
bingkai kayu tersebut diganti menjadi lentera berpola yang kini dipakai di
seluruh negeri dalam menyambut bulan suci Ramadhan .
Nah, Ananda
yang baik, itulah tadi beberapa tradisi Ramadhan di berbagai negara dunia. Semoga menambah
wawasan….Selamat datang Ramadhan, semoga kita senantiasa mendapatkan Rahmat dan
karunia-Nya untuk dapat menjalankan ibadah syaum Ramadhan dengan sebaik-baiknya serta berakhir dengan “gelar”
ketaqwaan kita yang meningkat…Amiin yra.
**)
disarikan dari berbagai sumber
keren
BalasHapusaamiin yra
BalasHapus