"Kalo
Kata Aku mah sih, Jangan Di-BACA"
Oleh:
Sagitia Rahman, S.Kom *)
Waktu saya jadi anak kecil, kata ‘berani’ itu jelas artinya. Kesatria melawan naga. Jagoan masuk sarang penjahat. Prajurit maju menembak. Perkasa, tidak ragu, percaya diri. Waktu saya makin dewasa, saya belajar arti kata ‘berani’ yang benar-benar berbeda, dan saya rasa, jauh lebih tepat. Siap?
Berani,
adalah takut yang (setengah mati) dihadapi. Semakin seseorang ketakutan,
semakin berani yang dia lakukan. Menurut saya, ini indah banget. Maju perang
tanpa takut, mungkin bukan pemberani. Ya, mungkin, sudah biasa aja. Atau,
mungkin dia sudah jago, sudah kuat. Atau kemungkinan konyolnya, dia nggak
waras. Melengos masuk ladang ranjau tanpa akal yang sehat. Seorang yg
pemberani, tidak demikian. Seorang yang lemah, seorang yang masih belum banyak
tahu dan belum banyak pengalaman. Di kepalanya, banyak skenario buruk balapan. Tetapi
sambil menghadapi semua tadi, sambil tidak yakin dan gemetar, namun dia tetap
jalan lakukan, itu baru, keberanian.
Sumber: ttps://mediabooster.news/keberanian-modal-sukses/
Setelah
mengerti arti ‘berani’ yang baru ini, saya tidak terpukau oleh mereka yang
melangkah ringan ke panggung besar, tawa sumringah dan berkelakar renyah. Tapi
mereka yang naik perlahan dengan kertas contekan yang bergetar, matanya
bergerak liar, tangannya mengelus dada berusaha menenangkan, lalu ketika bicara
suaranya seperti tersedak rambutan, mereka itu baru saya kagumi. Mereka takut,
tapi mereka hadapi. Itu baru berani.
Saya juga selalu mengingatkan diri. Bahwa ketika semua keadaan baik dan bagus, lalu saya bisa berharap baik dan bagus ke depan, yah, nenek-nenek juga bisa. Tapi ketika keadaan sulit, namun saya tetap bisa melihat surya akan terbit di cakrawala, itu saya baru jadi, pemberani.
Sumber: https://klikmu.co/ngaji-dino-iki-41-jiwa-pemberani/
Makanya
saya juga suka kata-kata: ‘mengumpulkan keberanian’. Karena dia memang adanya
bukan melimpah seperti samudra. Dia jarang-jarang, berserakan, hanya
sedikit-sedikit berceceran di padang gersang ketakutan. Namun ketika seseorang
memaksa dirinya untuk kumpulkan, satukan, dan dengan sedikit yang ada ini, dia
mulai melangkah ke depan, itu baru namanya, keberanian.
*)
Guru Informatika di SMAN 1 Pangalengan, penyuka olahraga out door, Pengelola
akun media social SMANSA
**)
dari berbagai sumber
Couldn't agree more, buddy. Even now, I’m still searching for something called courage or bravery. I think I once had some, but that doesn’t mean I have enough. This hard life demands more and more of it."
BalasHapusqta hrs berani teman2, termasuk berani mengahadapi dunia yang tidak sesuai dgn kenyataan ini.
BalasHapusSedang butuh mendengarkan ini, terimakasih pak
BalasHapusnice quotes ๐
BalasHapusDo it afraid anyway, what a great reminder ๐
BalasHapusKena banget ๐
BalasHapusHahaha.. Mengerikan..
BalasHapus