Rabu, 11 Desember 2024

THE TURNING POINT

 

"Kalo Kata Aku mah sih, Jangan Di-BACA"

Oleh: Sagitia Rahman, S.Kom *)

 

Waktu saya jadi anak kecil, kata ‘berani’ itu jelas artinya. Kesatria melawan naga. Jagoan masuk sarang penjahat. Prajurit maju menembak. Perkasa, tidak ragu, percaya diri. Waktu saya makin dewasa, saya belajar arti kata ‘berani’ yang benar-benar berbeda, dan saya rasa, jauh lebih tepat. Siap?

 

 Sumber: https://id.pngtree.com/freepng/colorful-sketch-of-rock-climbing-icon-amidst-mountain-sunset

Berani, adalah takut yang (setengah mati) dihadapi. Semakin seseorang ketakutan, semakin berani yang dia lakukan. Menurut saya, ini indah banget. Maju perang tanpa takut, mungkin bukan pemberani. Ya, mungkin, sudah biasa aja. Atau, mungkin dia sudah jago, sudah kuat. Atau kemungkinan konyolnya, dia nggak waras. Melengos masuk ladang ranjau tanpa akal yang sehat. Seorang yg pemberani, tidak demikian. Seorang yang lemah, seorang yang masih belum banyak tahu dan belum banyak pengalaman. Di kepalanya, banyak skenario buruk balapan. Tetapi sambil menghadapi semua tadi, sambil tidak yakin dan gemetar, namun dia tetap jalan lakukan, itu baru, keberanian.

 
Sumber: ttps://mediabooster.news/keberanian-modal-sukses/

Setelah mengerti arti ‘berani’ yang baru ini, saya tidak terpukau oleh mereka yang melangkah ringan ke panggung besar, tawa sumringah dan berkelakar renyah. Tapi mereka yang naik perlahan dengan kertas contekan yang bergetar, matanya bergerak liar, tangannya mengelus dada berusaha menenangkan, lalu ketika bicara suaranya seperti tersedak rambutan, mereka itu baru saya kagumi. Mereka takut, tapi mereka hadapi. Itu baru berani.

Saya juga selalu mengingatkan diri. Bahwa ketika semua keadaan baik dan bagus, lalu saya bisa berharap baik dan bagus ke depan, yah, nenek-nenek juga bisa. Tapi ketika keadaan sulit, namun saya tetap bisa melihat surya akan terbit di cakrawala, itu saya baru jadi, pemberani.

 
Sumber: https://klikmu.co/ngaji-dino-iki-41-jiwa-pemberani/

Makanya saya juga suka kata-kata: ‘mengumpulkan keberanian’. Karena dia memang adanya bukan melimpah seperti samudra. Dia jarang-jarang, berserakan, hanya sedikit-sedikit berceceran di padang gersang ketakutan. Namun ketika seseorang memaksa dirinya untuk kumpulkan, satukan, dan dengan sedikit yang ada ini, dia mulai melangkah ke depan, itu baru namanya, keberanian.

 

*) Guru Informatika di SMAN 1 Pangalengan, penyuka olahraga out door, Pengelola akun media social SMANSA

**) dari berbagai sumber

7 komentar:

  1. Couldn't agree more, buddy. Even now, I’m still searching for something called courage or bravery. I think I once had some, but that doesn’t mean I have enough. This hard life demands more and more of it."

    BalasHapus
  2. qta hrs berani teman2, termasuk berani mengahadapi dunia yang tidak sesuai dgn kenyataan ini.

    BalasHapus
  3. Sedang butuh mendengarkan ini, terimakasih pak

    BalasHapus
  4. nice quotes ๐Ÿ‘

    BalasHapus
  5. Do it afraid anyway, what a great reminder ๐Ÿ™

    BalasHapus
  6. Kena banget ๐Ÿ‘

    BalasHapus
  7. Hahaha.. Mengerikan..

    BalasHapus

MENTAL HEALTH

SMILING DEPRESSION Oleh: Dini Siti Nurjanah, S.Kom.I *)   Sumber: https://www.kompasiana.com/mutiarafirdaus3010/640d856a08a8b54ff7756e...