BIJI
KOPI
oleh
H. Asep Rosadi, S.Ag *)
Sediakanlah tiga buah panci berisi air,
lalu letakkan di atas tungku atau kompor. Setelah itu, masukkan beberapa wortel
ke dalam panci yang pertama, lalu telur di panci yang kedua, dan serbuk kopi di
panci yang ketiga. Kemudian panaskan ketiga panci berisi air yang sudah diisi
dengan wortel, telur, dan kopi tadi selama 15 menit.
Setelah 15 menit, angkatlah masing-masing
benda tersebut dari panci, kemudian lihat apa yang terjadi. Wortel yang tadinya
keras, setelah dipanaskan 15 menit menjadi lembek. Telur yang tadinya lembut,
setelah dipanaskan menjadi keras. Sedangkan kopi tetap kopi, namun justru
memberi keharuman dan warna pada air dalam panci tersebut.
Sumber: https://etececoffee.com/id/cara-membuat-kopi-tanpa-alat-khusus/
Apa arti percobaan tadi? Panci dan air
yang dipanaskan melambangkan permasalahan yang kita hadapi sehari-hari.
Sedangkan ketiga benda di dalamnya menunjukkan sikap mental kita setelah
menghadapi permasalahan tersebut.
Wortel, melambangkan seseorang yang
tadinya tegas dan teguh pendirian serta nilai-nilai hidup. Selalu berusaha
untuk jujur dan siap bekerja keras. Namun, setelah menghadapi permasalahan
hidup, tekanan lingkungan maupun keadaan keluarga yang morat-marit membuat dia
memiliki mental yang lemah, tidak berani mengambil keputusan sehingga konsep
dirinya pun berubah.
Sumber:
https://masimamnawawi.com/tegas-tindakan-perlu-yang-tak-banyak-orang-lakukan/
Seorang kolega dalam bidang pelatihan
pernah bercerita tentang seorang klien yang awalnya tampak rajin, memilki
integritas, dedikasi yang tinggi, kejujuran, taat pada aturan, dan berani
menegakkan kebenaran. Akan tetapi, setelah menghadapi terpaan badai dalam
kariernya - seharusnya dia menduduki suatu posisi, namun ternyata malah orang
lain yang terpilih - membuat dirinya berubah. Perubahan yang muncul memang
tidak sekaligus. Berawal dari kehilangan prinsip, apatis, sangat takut untuk
mengambil keputusan, terakhir mulai tampak menjadi safety player(mencari
amannya saja secara pribadi).
Telur, melambangkan seseorang yang tadinya
lemah lembut, mengerti perasaan orang lain, dan memiliki hati yang mau
melayani. Namun, karena diterpa permasalahan besar dan bertubi-tubi, membuatnya
menjadi mudah tersinggung, keras kepala, dan egois.
Seorang pasien di sebuah perusahaan pernah
bertutur tentang dokter perusahaannya. Ketika masih menjalankan fungsinya
sebagai dokter, keramahan sang dokter dapat mempercepat kesembuhan, senyumnya
menyejukkan hati dan waktu yang diberikan untuk berkonsultasi sangat banyak.
Namun, sewaktu yang bersangkutan diangkat dalam jabatan struktural tertentu,
seluruh kelemahlembutan tersebut sirna ditelan jabatan dan kesibukan.
Hal seperti itu juga terjadi dalam sebuah
keluarga. Seorang ayah yang tadinya begitu ramah dan lemah lembut kepada istri,
anak, serta keluarga, sejak memegang jabatan tertentu berubah menjadi mudah
tersinggung, ketus, dan tidak ada waktu lagi untuk keluarga.
Sumber:
https://ottencoffee.co.id/majalah/untuk-pengopi-pemula-baiknya-sedia-bubuk-kopi-atau-biji-kopi
Kopi, melambangkan eksistansi diri yang
tidak berubah sekalipun beban permasalahan menghimpit dan menekan sedemikian
rupa. Ketika masuk dalam "dapur penderitaan", yang bersangkutan
justru mampu memberikan warna dan keharuman dalam lingkungannya. Dia tidak
mengeluh dengan permasalahan yang dihadapi. Dari mulutnya tidak keluar
ucapan-ucapan yang menggerutu dan apatis. Sekalipun menghadapi persoalan yang
demikian berat, dia tetap optimis bahkan mau berbagi.
*)
Guru PABP di SMAN 1 Pangalengan, Wirausaha penikmat kopi
**)
dikutip dari berbagai sumber
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmantap pak
BalasHapusKerenn pakk
BalasHapus🤩
BalasHapusMasyaallah
BalasHapus