MENGURAI KRISIS PLASTIK LEWAT ANGKA DAN SIKAP 3R
Oleh: Edi
Supiandi, S.Pd., M.M.Pd *)
Literasi
bukan hanya soal membaca kata, tetapi juga membaca data dan lingkungan.
Literasi lingkungan adalah sikap memahami dan mengetahui cara menjaga lingkungan
dalam kondisi seimbang. Bagi siswa SMA, kemampuan ini sangat penting untuk
memahami dan mengatasi salah satu masalah global terbesar: krisis sampah
plastik. Momen terbaik untuk menanamkan kepedulian ini adalah melalui
pembiasaan positif dan pemahaman mendalam tentang dampak lingkungan. Salah satu
upaya nyata yang dapat diterapkan adalah prinsip 3R: Reduce, Reuse, Recycle.

Sumber: https://pm.teknokrat.ac.id/peran-matematika-dalam-menghadapi-tantangan-global/
Numerasi dan
Skala Masalah Sampah Indonesia
Krisis
sampah di Indonesia adalah masalah yang dapat diukur secara numerik. Menurut
sebuah studi global (Jambeck dkk, 2017), Indonesia menempati peringkat kedua
sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
Angka-angka
menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan:
Pada tahun 2013,
timbulan sampah plastik di Indonesia mencapai 6,7 juta ton.
Pada tahun 2019,
jumlah tersebut meningkat menjadi 7,4 juta ton.
Peningkatan
jumlah sampah ini berbanding lurus dengan penambahan penduduk. Data ini
menunjukkan bahwa masalah sampah bukan sekadar isu kebersihan, melainkan
tantangan statistik yang mendesak bagi keberlangsungan hidup manusia.

Sumber: https://ipehijau.org/penanganan-mendesak-limbah-global-akan-tumbuh
Prinsip 3R
dan Klasifikasi Sampah
Untuk
mengurangi tumpukan sampah, terutama yang bersifat anorganik dan sulit terurai,
diperlukan penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang didukung oleh
pemahaman ilmiah: Reduce (Pengurangan): Upaya mengurangi penggunaan
barang yang menghasilkan sampah, terutama plastik. Contoh nyata dari prinsip
ini adalah dengan mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai dan
membawa botol minum sendiri (membawa bekal dari rumah). Reuse (Penggunaan
Kembali): Menggunakan kembali barang bekas suatu produk tanpa mengubah bentuk
fisiknya. Misalnya, menggunakan botol plastik bekas sebagai pot bunga atau
wadah bumbu masak. Recycle (Daur Ulang): Mengolah sampah menjadi produk
baru. Contohnya, mengolah botol plastik bekas menjadi bunga hias atau lampu
tidur.
Selain 3R,
pemahaman mendasar tentang klasifikasi sampah juga sangat penting. Secara umum,
sampah diklasifikasikan menjadi:Organik. Sampah yang dapat terurai, seperti
sisa makanan atau daun kering. Anorganik. Sampah yang sulit terurai, seperti
plastik. Di beberapa tempat, juga dikenalkan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).

Sumber: https://www.kompasiana.com/fathuragnanta2817/61115f0c06310e6e7d695dd2/produksi-sampah
Analisis
Data Perilaku Positif
Penerapan 3R
dimulai dari pembiasaan kecil. Dalam sebuah studi di TK Nasional KPS Balikpapan
yang menguji pembiasaan membawa botol minum dari rumah (Reduce),
terlihat adanya konsistensi perilaku. Data pengamatan selama 5 hari menunjukkan
jumlah anak yang membawa botol minum:
·
Hari ke-1: 41 anak
·
Hari ke-2: 40 anak
·
Hari ke-3: 44 anak
·
Hari ke-4: 42 anak
·
Hari ke-5: 43 anak
Fluktuasi
data ini menjadi indikator numerasi tentang seberapa besar tingkat konsistensi
anak dalam menerapkan reduce. Konsistensi ini sangat penting untuk
membentuk karakter peduli lingkungan. Selain itu, observasi perilaku membuang
sampah juga menunjukkan bahwa anak-anak pada umumnya sudah mengerti cara
membuang sampah yang benar dan memiliki pemahaman untuk membuang sampah pada
tempatnya sesuai dengan jenis sampah.

Sumber: https://www.suara.com/health/2025/10/22/160832/supaya-anak-peduli-lingkungan
Simpulan
Membangun literasi
lingkungan dan literasi numerasi adalah upaya yang saling terkait. Pemahaman
data (numerasi) tentang jutaan ton sampah plastik memperkuat kesadaran
(literasi lingkungan) akan bahaya yang ditimbulkan. Penerapan 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) yang didasarkan pada pengetahuan ilmiah tentang klasifikasi
dan pengolahan sampah, adalah aksi nyata yang dapat dilakukan oleh setiap
individu. Upaya pembiasaan ini, yang terus-menerus dilakukan dan didukung oleh
orang dewasa, akan membentuk karakter cinta lingkungan yang akan menjadi
pondasi bagi masyarakat di masa depan.
*) Guru
Matematika di SMAN I Pangalengan. Pengajar Olympade Matematika. Pengamat dan
pemerhati masalah lingkungan
Sumber Utama (Dikutip dari dokumen)
Wuri
Hartanti & Kautsar Eka Wardhana. (2023). Membangun Literasi Lingkungan
dengan Menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di TK Nasional KPS
Balikpapan. BOCAH: Borneo Early Childhood Education and Humanity Journal,
2(1).
Catatan: Referensi
ini mencakup semua kutipan bernomor dalam teks (hingga ), yang merujuk pada isi
artikel dan footnotes (catatan kaki) di dalamnya. Poin data spesifik
(seperti statistik sampah nasional) berasal dari kutipan penulis artikel
(misalnya studi global Jambeck dkk, 2017).

terimakasih bapa atas literasinya
BalasHapushadad x-d
terimakasih atas literasinya sangat bermanfaat sekali
BalasHapusamanda Risma Ayu X-E
makasih bu alfirji x-d
BalasHapusTerimakasih bapak literasinya,sangat bermanfaat
BalasHapusWafiq X-E
terimakasih bapak, sangat bermanfaat 👍
BalasHapusMenyalaaa pakk🔥🔥
BalasHapus-XII D1
Terimakasih bapak atas literasinya,sangat bermanfaat
BalasHapusFarisa X-E